Vaksin HPV, Ini Efektivitas, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya
Vaksin HPV memberikan perlindungan dari infeksi human papillomavirus.

DAFTAR ISI
- Tujuan dan Indikasi Vaksinasi HPV
- Kebijakan dan Strategi Imunisasi HPV
- Peringatan dan Larangan Vaksinasi HPV
- Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Vaksinasi HPV
- Jadwal Vaksinasi HPV
- Efektivitas Vaksin HPV
- Bagaimana Vaksin HPV Bekerja?
- Prosedur Vaksinasi HPV
- Setelah Vaksinasi HPV
- Komplikasi atau Efek Samping Vaksinasi HPV
- Vaksin HPV Bisa di Rumah Pakai Halodoc
- FAQ
Vaksin HPV adalah langkah penting untuk melindungi diri dari infeksi human papillomavirus (HPV), yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk kanker serviks, kanker tenggorokan, dan kutil kelamin.
Dengan memahami bagaimana vaksin HPV bekerja, seberapa efektifnya, dan apa saja efek samping yang mungkin muncul, kamu bisa membuat keputusan yang lebih tenang dan bijak untuk kesehatan jangka panjang.
Yuk, kenali lebih dalam tentang vaksin HPV agar kamu bisa melindungi diri sendiri dan orang-orang tercinta!
Tujuan dan Indikasi Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV bertujuan untuk melindungi tubuh dari infeksi Human papillomavirus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, termasuk kanker serviks, kanker anus, dan kutil kelamin.
Pemberian vaksin ini direkomendasikan untuk kelompok usia tertentu agar perlindungan lebih optimal.
Yuk, pahami siapa saja yang sebaiknya menerima vaksin ini!
Anak-anak
Vaksin HPV bekerja paling efektif jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus, idealnya saat masih anak-anak dan belum aktif secara seksual.
Oleh karena itu, vaksin ini dianjurkan untuk anak usia 9–14 tahun.
Pada kelompok ini, vaksin diberikan dalam 2 dosis dengan jeda 6–12 bulan untuk memastikan perlindungan maksimal.
Remaja dan Dewasa Muda
Bagi mereka yang belum divaksinasi saat anak-anak, vaksin HPV masih dapat diberikan pada usia 15–26 tahun.
Dalam rentang usia ini, vaksin diberikan sebanyak 3 dosis: dosis kedua diberikan 1–2 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis kedua.
Dewasa Usia 27–45 Tahun
Orang dewasa yang berusia di atas 26 tahun tetap bisa mendapatkan vaksin HPV, terutama jika berisiko tinggi terkena infeksi HPV.
Namun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan kebutuhan vaksinasi.
Penting untuk diingat, vaksin HPV tidak menggantikan metode perlindungan lain, seperti penggunaan kondom, yang dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual lainnya, seperti HIV dan hepatitis B.
Vaksin ini menjadi langkah pencegahan penting, tetapi tetap perlu diimbangi dengan perilaku hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin.
Usia Terbaik Vaksin HPV
Usia terbaik untuk mendapatkan vaksin HPV adalah antara 11 dan 12 tahun. Vaksin ini dapat diberikan mulai usia 9 tahun. Pemberian vaksin pada usia ini memastikan perlindungan maksimal sebelum seseorang aktif secara seksual dan berisiko terpapar HPV.
Kebijakan dan Strategi Imunisasi HPV
Imunisasi HPV adalah langkah penting untuk melindungi tubuh dari virus yang bisa menyebabkan kanker serviks dan penyakit lainnya.
Di Indonesia, kebijakan imunisasi HPV menjadi bagian dari program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), yang bertujuan memberikan perlindungan dini bagi anak perempuan usia 10–13 tahun.
Melalui program ini, pemerintah memberikan vaksin HPV secara gratis untuk anak kelas 5 dan 6 SD setiap bulan Agustus.
Pemerintah juga berkomitmen untuk memperluas cakupan imunisasi secara nasional sebagai bagian dari Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030.
Kebijakan ini mengintegrasikan program imunisasi dengan skrining dan tatalaksana kanker serviks, melibatkan banyak pihak seperti sekolah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat luas.
Strategi utama yang diterapkan mencakup pemberian dosis vaksin secara rutin, pemerataan layanan hingga ke daerah terpencil, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi.
Dengan cakupan imunisasi yang luas, program ini bertujuan mencapai herd immunity (kekebalan kelompok), yang tidak hanya melindungi individu yang divaksin tetapi juga kelompok yang lebih rentan.
Upaya ini diharapkan bisa mengurangi angka kejadian kanker serviks secara signifikan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan vaksinasi yang mudah diakses, edukasi yang terus berjalan, dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia bergerak maju untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks.
Peringatan dan Larangan Vaksinasi HPV
Pemberian vaksin HPV sangat bermanfaat untuk mencegah infeksi Human papillomavirus yang dapat memicu kanker serviks dan penyakit lainnya.
Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang membuat vaksin ini sebaiknya ditunda atau tidak disarankan, seperti:
- Memiliki riwayat alergi parah terhadap vaksin HPV atau komponennya.
- Mempunyai alergi terhadap ragi, sebab beberapa jenis vaksin HPV mengandung ragi.
- Sedang dalam masa kehamilan. Namun, jika seseorang hamil setelah menerima dosis pertama, dosis berikutnya bisa ditunda sampai setelah persalinan.
- Mengidap penyakit dengan gejala sedang atau berat.
- Orang dengan sistem imun yang lemah, seperti pengidap HIV atau yang sedang menjalani terapi imunosupresif.
- Memiliki masalah pembekuan darah, seperti hemofilia.
- Mempunyai riwayat sindrom Guillain-Barré.
Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Vaksinasi HPV
Sebelum menjalani vaksinasi HPV, dokter akan melakukan pemeriksaan awal untuk memastikan vaksin aman dan sesuai dengan kebutuhan kamu.
Proses ini biasanya dimulai dengan tanya jawab mengenai riwayat kesehatan, alergi, dan gaya hidup, termasuk aktivitas seksual, yang bisa memengaruhi efektivitas vaksin.
Dokter juga akan menjelaskan manfaat dan risiko vaksinasi, sehingga kamu bisa memahami perlindungan yang akan didapatkan dan kemungkinan efek samping yang mungkin muncul.
Jika kamu pernah menerima vaksin HPV sebelumnya, dokter akan menanyakan kapan vaksin terakhir diberikan dan apakah ada reaksi alergi atau efek samping yang dirasakan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko komplikasi dan memastikan vaksinasi berjalan dengan aman.
Jadwal Vaksinasi HPV
Jadwal vaksinasi HPV bervariasi tergantung pada usia saat vaksin pertama kali diberikan:
- Usia 9-14 tahun: Dua dosis vaksin HPV diberikan dengan jarak 6-12 bulan.
- Usia 15 tahun ke atas: Tiga dosis vaksin HPV diberikan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.
Pastikan untuk mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh dokter untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.
Efektivitas Vaksin HPV
Vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV dan penyakit terkait.
Studi menunjukkan bahwa vaksin HPV dapat mengurangi risiko infeksi HPV hingga 90 persen jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus.
Efektivitas vaksin HPV juga telah terbukti dalam mengurangi angka kejadian kanker serviks dan kutil kelamin.
Bagaimana Vaksin HPV Bekerja?
Vaksin HPV bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang spesifik terhadap virus HPV.
Antibodi ini akan melindungi tubuh dari infeksi HPV jika terpapar di kemudian hari. Vaksin HPV tidak mengandung virus hidup, sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi HPV.
Prosedur Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin ke dalam otot (injeksi intramuskular), biasanya di lengan bagian atas atau alternatifnya di paha atas.
Dalam satu kali penyuntikan, dosis vaksin yang diberikan sebanyak 0,5 ml.
Proses pemberian vaksin dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Dokter atau tenaga kesehatan akan membersihkan area kulit yang akan disuntik menggunakan kapas beralkohol.
- Kulit di sekitar area suntikan dijepit lembut untuk mempermudah penyuntikan.
- Jarum suntik akan dimasukkan hingga vaksin mencapai otot, lalu cairan vaksin disuntikkan perlahan.
- Setelah jarum dicabut, area suntikan akan ditekan menggunakan kain kasa beralkohol untuk mengurangi kemungkinan perdarahan ringan.
Anak-anak dan remaja biasanya akan mendapatkan informasi jadwal vaksinasi melalui sekolah atau fasilitas kesehatan.
Jika dosis vaksin terlewat, penting untuk segera menghubungi dokter agar jadwal penyuntikan berikutnya bisa disesuaikan tanpa mengurangi efektivitas vaksin.
Setelah Vaksinasi HPV
Setelah menerima vaksin HPV, dokter biasanya akan meminta pasien untuk beristirahat selama sekitar 15 menit.
Ini dilakukan untuk mengamati kondisi pasien dan mengantisipasi kemungkinan munculnya efek samping ringan, seperti pusing atau reaksi alergi ringan di area suntikan.
Walaupun vaksin HPV efektif untuk mencegah infeksi human papillomavirus yang dapat menyebabkan kanker serviks, tetap penting untuk melakukan langkah pencegahan tambahan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan meliputi:
- Menghindari hubungan seksual di usia terlalu muda atau sebelum menikah.
- Berhenti merokok, karena rokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
- Menghindari bergonta-ganti pasangan seksual untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual.
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk perlindungan tambahan.
- Menghindari kontak seksual dengan pasangan yang riwayat aktivitas seksualnya tidak diketahui.
- Rutin melakukan pap smear atau skrining serviks sesuai anjuran dokter untuk mendeteksi dini adanya perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker.
Dengan kombinasi vaksinasi dan gaya hidup sehat, perlindungan terhadap kanker serviks bisa menjadi lebih optimal.
Komplikasi atau Efek Samping Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV umumnya aman dan efektif, tetapi seperti vaksin lainnya, bisa menimbulkan beberapa efek samping ringan.
Umumnya, efek ini bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi meliputi:
- Rasa nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan.
- Sakit kepala ringan hingga sedang.
- Demam ringan.
- Kelelahan atau merasa lemas.
- Nyeri pada otot atau sendi.
Meskipun efek samping serius sangat jarang terjadi, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika muncul gejala yang mengkhawatirkan, seperti:
- Pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah.
- Kesulitan bernapas atau napas terasa berat.
- Gatal-gatal di seluruh tubuh.
- Pusing hebat atau sensasi berputar.
- Detak jantung yang tidak teratur atau berdebar kencang.
- Mual dan muntah yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas.
Memahami potensi efek samping ini bisa membantu kamu lebih siap sebelum dan sesudah vaksinasi.
Jika ada keluhan yang tidak biasa, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Vaksin HPV Bisa di Rumah Pakai Halodoc
Vaksin HPV dapat mencegah terjadinya kanker serviks dan kanker penis. Untuk itu, sebaiknya segera lakukan vaksinasi HPV agar terhindar dari penyakit ini.
Nah, tak perlu antre di rumah sakit, ada cara lebih mudah untuk kamu mendapatkan vaksin HPV ini, lho!
Kamu bisa menggunakan layanan Vaksinasi HPV Kuadrivalen (Gardasil) atau Vaksinasi HPV Nonavalen (Gardasil 9) dari Homecare by Halodoc untuk mendapatkan vaksinasi HPV tanpa perlu ke luar rumah.
Berikut beberapa keunggulan melakukan lewat layanan Homecare & Vaksinasi di Halodoc:
- Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Homecare by Halodoc.
- Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
- Protokol kesehatan ketat.
- Partner resmi produsen vaksin internasional, sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
- Hemat waktu dan biaya.
- Tanpa biaya tambahan.
- Setelah tindakan, kamu akan mendapat gratis voucher senilai 25rb di Halodoc untuk chat dokter.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan Vaksin HPV Kuadrivalen (Gardasil) seharga Rp 999ribu/dosis dengan kode promo VAKSINHPV3 di Homecare by Halodoc.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Kesimpulan
Vaksin HPV adalah alat yang sangat efektif untuk mencegah infeksi HPV dan penyakit terkait, termasuk kanker serviks dan kutil kelamin.
Vaksin ini aman dan direkomendasikan untuk remaja dan dewasa muda. Dapatkan vaksin HPV sekarang untuk melindungi diri dari risiko infeksi HPV.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan melakukan pemesanan vaksin HPV dengan cara klik banner di bawah ini!

Artikel ini diperbarui pada 24 Juni 2025
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2025. HPV Vaccines.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Human Papillomavirus Vaccine (HPV).
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Human Papillomavirus Vaccine (Intramuscular Route).
Healthline. Diakses pada 2025. What Are the Pros and Cons of the HPV Vaccine?.
Ayo Sehat Kemkes. Diakses pada 2025. Vaksin HPV, Mencegah Kanker Leher Rahim Demi Mewujudkan Generasi Sehat.
FAQ
1. Vaksin HPV gratis untuk usia berapa?
Di Indonesia, vaksin HPV diberikan gratis untuk anak perempuan usia 11–12 tahun melalui program imunisasi sekolah yang dikelola oleh pemerintah.
Program ini bertujuan untuk melindungi mereka dari risiko kanker serviks sejak dini.
Biasanya, vaksin diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 6–12 bulan.
2. Berapa kali vaksin HPV untuk dewasa?
Jumlah dosis vaksin HPV untuk dewasa bergantung pada usia saat pertama kali divaksin:
- Usia 9–14 tahun: 2 dosis (jarak 6–12 bulan).
- Usia 15–45 tahun: 3 dosis (0, 1–2 bulan, dan 6 bulan).
Semakin cepat vaksinasi dilakukan, semakin baik perlindungannya.
Jika kamu sudah aktif secara seksual atau berusia lebih dari 26 tahun, vaksin ini masih bermanfaat untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker serviks, kutil kelamin, dan beberapa jenis kanker lainnya.


