Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Juni 2018
Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali BedanyaVaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya

Halodoc, Jakarta – Agar senantiasa terjaga kesehatannya, asupan nutrisi dan berolahraga saja tidaklah cukup. Ini disebabkan karena ada berbagai jenis penyakit yang tergolong berbahaya dan membutuhkan bantuan medis untuk mencegah penyerangannya, seperti misalnya polio, TBC, atau hepatitis. Inilah mengapa kamu membutuhkan vaksin atau imunisasi.

Pada dasarnya, vaksin dibuat dari mikroba yang menyebabkan penyakit yang telah mati atau dilemahkan. Mikroba ini pun beragam, mulai dari jamur, bakteri, atau virus yang sesuai dengan jenis penyakit yang ini dicegah. Vaksin ini berfungsi untuk membantu menjaga daya tahan tubuh dengan cara membangun sistem kekebalan tubuh sendiri.

Saat berada di dalam tubuh, vaksin akan berkembang dan meniru mikroba yang menginfeksi tubuh, tetapi tidak berubah menjadi penyakit. Vaksin ini akan menuju kelenjar getah bening dan memicu sistem imun untuk melawan penyakit tersebut. Nantinya, sistem imun akan membangun memori dan akan melakukan perlindungan terhadap tubuh secara otomatis setiap kali tubuh menerima serangan penyakit tertentu.

Perbedaan Vaksin Tetes dan Suntik

Umumnya, ada dua cara pemberian vaksin yang biasa dilakukan, yaitu vaksin tetes dan suntik. Lalu, apa perbedaan vaksin tetes dan suntik?

Cara Kerja

Perbedaan vaksin tetes dan suntik pertama adalah cara kerjanya. Vaksin suntik umumnya berisi bakteri atau virus yang sudah dimatikan terlebih dahulu. Sementara itu, vaksin tetes terbuat dari berbagai bakteri atau virus yang masih hidup, hanya dilemahkan.

Baca juga: Kata Dokter: Trik Kenali Vaksin Palsu untuk Si Kecil

Saat masuk ke dalam tubuh, vaksin tetes akan langsung masuk ke dalam saluran pencernaan dan merangsang sistem kekebalan tubuh yang berada di bagian usus. Jadi, saat muncul virus jahat melalui usus, sistem imun tubuh yang berada di saluran pencernaan akan melakukan perlawanan, sehingga penyakit tersebut tidak melakukan penyebaran dan penularan. Vaksin jenis tetes juga mencegah penyebaran virus ke sistem saraf melalui pembuluh darah.

Berbeda dengan vaksin tetes, vaksin suntik diberikan dengan cara disuntikkan. Penyuntikannya bisa langsung menuju otot (biasanya otot bagian lengan atau paha), atau disuntikkan di bawah lapisan kulit. Sesaat setelah masuk ke dalam tubuh, virus atau bakteri ini akan langsung membentuk antibodi di dalam darah. Vaksin ini akan melakukan perlawanan terhadap berbagai virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah.

Efek Samping

Sebelum melakukan vaksinasi atau imunisasi, kamu perlu mengetahui bahwa pemberian vaksin dengan cara atau dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan berkurangnya fungsi dari vaksin tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin akan terjadi peningkatan reaksi negatif pada tubuh, atau biasa disebut dengan alergi.

Baca juga: 7 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Orang Dewasa

Perbedaan vaksin tetes dan suntik selanjutnya adalah pada dampak yang ditimbulkan. Efek samping yang biasa terjadi setelah tubuh diberikan vaksin tetes adalah diare. Kondisi ini disebabkan karena vaksin akan langsung menuju ke saluran pencernaan setelah masuk ke dalam tubuh. Sementara itu, efek samping yang muncul pada pemberian vaksin suntik adalah terjadinya perubahan warna kulit menjadi kemerahan dan bengkak pada bagian tubuh yang disuntik. Pada beberapa kondisi, pemberian vaksin suntik juga bisa menimbulkan demam.

Bagaimanapun cara pemberiannya dan apa pun dampak yang mungkin muncul, vaksin dan imunisasi tetap diperlukan untuk menunjang sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit yang disebabkan karena virus atau bakteri. Tubuh memang akan turut terkena dampak dari pemberian vaksin ini, tetapi manfaat yang akan didapatkan juga akan jauh lebih besar dibandingkan dengan efek sampingnya.

Jadi, kamu jangan lupa melakukan vaksin atau imunisasi, supaya tubuh senantiasa sehat dan bebas penyakit menular. Namun, kamu sebaiknya bertanya dahulu jenis vaksin apa saja yang perlu dilakukan. Supaya lebih mudah, pakai saja aplikasi Halodoc. Fitur Tanya Dokter akan langsung menghubungkan kamu dengan para pakar kesehatan. Aplikasi Halodoc juga memiliki layanan Apotek Antar dan Cek Lab. Ingin tahu lebih banyak? Download saja aplikasinya!



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan