Halodoc, Jakarta – Kulit wajah yang cerah adalah salah satu hal yang diinginkan semua wanita. Terkadang, bekas jerawat yang belum hilang kerap mengganggu penampilan dan bahkan menurunkan kepercayaan diri.

Nah, dermabrasi kulit adalah salah satu metode yang bisa dipilih dalam mengatasi bekas di wajah. Bahkan, tindakan ini terbilang cukup populer di kalangan kaum hawa dalam merawat wajah.

Dermabrasi sendiri adalah prosedur yang dilakukan oleh dokter kulit menggunakan alat khusus guna membuat kulit lebih halus. Selain itu, ahli medis juga melakukan tindakan abrasif dengan tujuan meningkatkan kontur kulit. Cara kerjanya dengan mengikis lapisan atas kulit untuk mengangkat lapisan kulit baru yang halus.

Berbagai Manfaat Dermabrasi pada Kulit

Tindakan ini awalnya dikembangkan untuk mengurangi bekas jerawat dan bekas cacar. Semakin berkembangnya zaman, dermabrasi juga dapat memberikan berbagai macam manfaat, termasuk mengatasi berbagai masalah kulit. 

Beberapa manfaat dari dermabrasi kulit selain mengurangi bekas jerawat dan cacar, yaitu:

• Menghilangkan bintik gelap di kulit (age spot).
• Menghilangkan kerutan dan garis-garis halus.
• Mengatasi melasma dan bercak kulit gelap.
• Menghilangkan bekas tato.
• Mengatasi rhinophyma.
• Merawat bekas luka akibat jerawat, kecelakaan, atau operasi.
• Mengatasi pertumbuhan kulit non-kanker dan bercak kulit prakanker.
• Mengobati kerusakan akibat sinar matahari.
• Menghilangkan stretch mark.

Seseorang yang Tidak Disarankan Mendapatkan Dermabrasi

Ada dua faktor utama yang dapat menghalangi seseorang mendapatkan tindakan ini, yaitu jenis kulit dan riwayat medis.

Pada jenis kulit, seseorang keturunan Asia, atau berkulit hitam, tindakan ini dapat membuat perbedaan warna kulit secara permanen. Kamu disarankan untuk tidak mengambil risiko ini dan memilih tindakan lain dalam perawatan kulit.

Terkait riwayat medis, seseorang dengan kondisi seperti ruam alergi, reaksi kulit, serta luka dingin, risiko kambuh bisa terjadi akibat dermabrasi kulit. Selain itu, tindakan ini tidak bisa dilakukan saat jerawat sedang tumbuh, sebab ada risiko terjadinya infeksi.

Infeksi juga merupakan risiko jika seseorang alami luka bakar yang parah, pengelupasan kimia, serta pernah alami perawatan radiasi. Maka dari itu, pastikan untuk berdiskusi dahulu dengan dokter kulit sebelumnya, terutama terkait keamanan dari tindakan ini.

Risiko dari Dermabrasi Kulit

Ada beberapa kondisi yang tidak diperkenankan untuk mendapatkan tindakan perawatan kulit ini, yaitu:

• Rosacea, dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
• Gangguan darah, imun, atau kulit yang dapat memperlambat proses penyembuhan.
• Memiliki kulit gelap, sebab dapat menyebabkan perubahan warna permanen atau jaringan parut.
• Herpes simpleks, mampu mempersulit penyembuhan dengan infeksi dan meninggalkan bekas.
• Keloid, dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut.
• Mengonsumsi obat pengencer darah, sebab ada risiko terjadinya pendarahan.

Jika kamu memiliki salah satu kondisi ini, sebaiknya tidak memilih tindakan dermabrasi kulit, guna menghindari risiko berbahaya yang bisa terjadi. Memang alangkah lebih baik jika berdiskusi dengan dokter kulit terlebih dahulu, agar bisa dipastikan keamanannya.

Mudah saja, hubungi dokter spesialis kulit tepercaya melalui aplikasi Halodoc. Agar bisa mendapatkan kemudahan ini, download aplikasi Halodoc di smartphone, sekarang juga!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Dermabrasion.

Reviews. Diakses pada 2022. Dermabrasion is a procedure that may reduce stretch marks and scars — here’s how it works.