• Beranda
  • /
  • Artikel
  • /
  • Women Leadership di Dunia Kerja, Saatnya Perempuan Jadi Pemimpin
  • Beranda
  • /
  • Artikel
  • /
  • Women Leadership di Dunia Kerja, Saatnya Perempuan Jadi Pemimpin

Women Leadership di Dunia Kerja, Saatnya Perempuan Jadi Pemimpin

3 menit
Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli : 25 Agustus 2022

“Ketika perempuan jadi pemimpin, ada beberapa kualitas yang mungkin tidak dimiliki laki-laki. Salah satunya adalah empati yang lebih tinggi.”

Women Leadership di Dunia Kerja, Saatnya Perempuan Jadi PemimpinWomen Leadership di Dunia Kerja, Saatnya Perempuan Jadi Pemimpin

Halodoc, Jakarta – Di era saat ini, sudah bukan pemandangan asing ketika perempuan jadi pemimpin di dunia kerja. Ini membuktikan bahwa kesetaraan gender mulai diterapkan, dan perempuan mampu sejajar dengan laki-laki di berbagai bidang. 

Kepemimpinan perempuan tak kalah hebatnya dengan laki-laki. Bahkan, beberapa sifat naluriah yang ada di perempuan menjadikannya sangat cocok menjadi seorang pemimpin.

Alasan Perempuan Bisa Jadi Pemimpin yang Hebat

Ada banyak hal yang jadi alasan mengapa perempuan bisa menjadi pemimpin yang hebat. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Membawa Perspektif Baru

Pengalaman dan sudut pandang yang beragam memainkan peran penting dalam mendorong inovasi. Pasalnya, beragam perspektif mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih baik. 

Ketika perempuan jadi pemimpin, mereka membawa bakat, pandangan baru, di samping keragaman struktural dan budaya ke perusahaan tempat mereka bekerja. Perempuan dapat mempelajari lebih detail kecil untuk melihat apa yang terjadi di bawah permukaan dengan pandangan yang beragam dengan tetap penuh kesadaran.

2. Memimpin dengan Lebih Efektif

Survey yang dilakukan Harvard Business Review menunjukkan bahwa perempuan dianggap sebagai pemimpin yang lebih baik dibandingkan dengan rekan laki-laki mereka. 

Di usia 36 hingga 40 tahun, laki-laki dianggap sebagai pemimpin yang lebih efektif. Sementara perempuan menjadi jauh lebih efektif sebagai pemimpin daripada pria setelah usia 40 tahun, hingga mereka mencapai usia 60 tahun. 

Pemimpin perempuan membawa bakat, perspektif baru, dan ide unik ke meja kerja. Namun, ketika ketiga faktor ini digabungkan, mereka membantu mengembangkan sudut pandang baru yang mengarah pada pengambilan keputusan perusahaan yang lebih baik.

3. Lebih Berempati

Dalam hal peran yang dimainkan sepanjang hidup, empati sering dianggap sebagai kekuatan terbesar yang dimiliki seorang perempuan. Seorang pemimpin yang empatik dapat menerima bahwa setiap orang memandang dunia secara berbeda tanpa menghakimi. 

Mereka dapat berhubungan dengan tim dan berinteraksi secara terbuka, serta memahami ketika mereka mengalami kesulitan. Singkatnya, seorang pemimpin yang empatik dapat mendengarkan tim, daripada hanya fokus memperbaiki, memecahkan, atau mendikte. 

Saat perempuan jadi pemimpin, mereka lebih cenderung menggunakan bentuk kepemimpinan ini daripada bentuk kepemimpinan yang lebih otoritatif. Meski begitu, bukan berarti pemimpin laki-laki tidak bisa berempati, ya.

4. Komunikator yang Lebih Baik

Perempuan hebat dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dalam aspek kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan salah satu kemampuan perempuan yang paling vital. 

Pemimpin perempuan akan menggunakan kapasitas ini untuk melakukan dialog yang lebih bermakna dengan atasan, rekan kerja, dan mitra mereka, sehingga menghasilkan jalur komunikasi yang terbuka dan jelas.

Aliran komunikasi terbuka memungkinkan kejelasan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab, baik antara pemberi kerja, rekan kerja, atau mitra. Pemimpin perempuan sering kali dapat berkomunikasi, lugas, dan terbuka.

5. Menangani Krisis dengan Lebih Baik

Perempuan memiliki kualitas kepemimpinan yang paling menarik, terutama dalam hal kontingensi atau keadaan darurat apa pun. Kapasitas untuk menetapkan standar dan penghargaan yang jelas, kemampuan untuk menjadi panutan, kemampuan untuk menginspirasi, dan pengambilan keputusan partisipatif adalah contoh-contohnya.

Banyak perempuan, terutama ibu, adalah pengasuh terlatih yang bisa menangani krisis rumah tangga dengan belas kasih dan kesabaran. Ketika pemimpin perempuan menghadapi keadaan darurat, kualitas-kualitas ini menjadi sangat penting. 

Itulah pembahasan mengenai alasan perempuan bisa jadi pemimpin yang baik. Pembahasan kali ini bukan berarti mengerdilkan kualitas kepemimpinan laki-laki, ya. Baik perempuan ataupun laki-laki, keduanya memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menjadi pemimpin yang baik. 

Bahkan kini perempuan ataupun laki-laki juga memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses layanan kesehatan dengan mudah. Kalau sakit, kamu bisa download Halodoc untuk membuat janji medis di rumah sakit kapan dan di mana saja.

Referensi:
Proof Hub. Diakses pada 2022. 7 Reasons Why We Need More Women In Leadership Roles.
Business Insider. Diakses pada 2022. Why Women Are More Effective Leaders Than Men.
Harvard Business Review. Diakses pada 2022. Are Women Better Leaders than Men?