Advertisement

Atresia Esofagus: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   27 Mei 2025

Atresia esofagus adalah kelainan lahir langka di mana saluran esofagus tidak terbentuk sempurna dan harus ditangani segera setelah bayi lahir.

Atresia Esofagus: Gejala, Penyebab, dan PengobatanAtresia Esofagus: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Atresia Esofagus?
  2. Gejala Atresia Esofagus
  3. Penyebab Atresia Esofagus
  4. Diagnosis Atresia Esofagus
  5. Pengobatan Atresia Esofagus
  6. Komplikasi Atresia Esofagus dan Penanganannya
  7. Perawatan Pasca Operasi Atresia Esofagus
  8. Apakah Atresia Esofagus Dapat Dicegah?
  9. Kapan Harus ke Dokter?
  10. FAQ

Atresia esofagus adalah kelainan bawaan yang serius dan memerlukan penanganan medis segera setelah bayi lahir. Kondisi ini terjadi ketika saluran pencernaan bagian atas tidak terbentuk sempurna, menyebabkan makanan atau cairan tidak dapat mencapai lambung.

Meskipun cukup jarang, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala awal dan memahami langkah penanganan yang tersedia agar bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Apa Itu Atresia Esofagus?

Atresia esofagus adalah kondisi medis yang terjadi ketika esofagus, yaitu saluran yang menghubungkan mulut ke lambung, tidak terbentuk sempurna. Kondisi ini termasuk kelainan kongenital atau cacat lahir.

Pada atresia esofagus, esofagus biasanya terbagi menjadi dua bagian yang terpisah dan tidak terhubung satu sama lain.

Sering kali, kondisi ini disertai dengan fistula trakeoesofagus, yaitu hubungan abnormal antara esofagus dan trakea (saluran pernapasan). Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera setelah kelahiran.

Gejala Atresia Esofagus

Gejala atresia esofagus biasanya terlihat segera setelah bayi lahir. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Kesulitan menelan: Bayi kesulitan atau tidak bisa menelan air liur atau makanan.
  • Regurgitasi: Makanan atau cairan kembali naik setelah ditelan.
  • Batuk atau tersedak: Terjadi saat mencoba menelan karena adanya hubungan abnormal dengan trakea.
  • Masalah pernapasan: Bayi mungkin mengalami kesulitan bernapas, sianosis (kulit membiru), atau pneumonia akibat aspirasi (masuknya cairan ke paru-paru).
  • Produksi air liur berlebihan: Air liur menumpuk di mulut bayi karena tidak bisa masuk ke lambung.

Jika bayi menunjukkan gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari pertolongan medis. Simak juga informasi lain tentang Kesehatan Bayi berikut ini.

Penyebab Atresia Esofagus

Penyebab pasti atresia esofagus belum sepenuhnya dipahami. Namun, kondisi ini diyakini terjadi akibat gangguan selama perkembangan embrio di awal kehamilan.

Beberapa faktor risiko yang mungkin berperan meliputi:

  • Faktor genetik: Meskipun jarang, beberapa kasus atresia esofagus mungkin terkait dengan kelainan genetik.
  • Faktor lingkungan: Paparan zat-zat tertentu selama kehamilan, seperti alkohol atau obat-obatan tertentu, dapat meningkatkan risiko.
  • Kombinasi faktor: Kemungkinan besar, atresia esofagus disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Meskipun penyebabnya kompleks, penting untuk diingat bahwa atresia esofagus bukanlah kesalahan orang tua.

Diagnosis Atresia Esofagus

Diagnosis atresia esofagus biasanya dilakukan segera setelah bayi lahir berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.

Beberapa prosedur diagnostik yang umum digunakan meliputi:

  • Pemasangan selang nasogastrik (NGT): Dokter akan mencoba memasukkan selang NGT melalui hidung ke lambung. Jika ada atresia, selang tidak bisa melewati esofagus. Ketahui lebih dalam tentang Nasogastric Tube – Prosedur dan Informasi Lengkapnya di sini.
  • Rontgen dada: Rontgen dapat menunjukkan adanya kantung buntu di esofagus dan adanya udara di lambung (jika ada fistula trakeoesofagus).
  • Endoskopi: Dokter dapat menggunakan endoskop (tabung fleksibel dengan kamera) untuk melihat langsung kondisi esofagus.

Diagnosis yang tepat penting untuk merencanakan penanganan yang sesuai.

Pengobatan Atresia Esofagus

Pengobatan utama untuk atresia esofagus adalah pembedahan. Tujuan operasi adalah untuk menghubungkan kembali kedua bagian esofagus yang terpisah dan menutup fistula trakeoesofagus jika ada.

Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada jenis atresia dan jarak antara kedua ujung esofagus. Beberapa pilihan operasi meliputi:

  • Anastomosis primer: Jika jarak antara kedua ujung esofagus tidak terlalu jauh, dokter akan menghubungkannya langsung.
  • Prosedur bertahap: Jika jaraknya terlalu jauh, dokter mungkin melakukan operasi bertahap untuk menarik kedua ujung esofagus secara perlahan hingga bisa disambung.
  • Penggunaan cangkok: Dalam kasus yang jarang, dokter mungkin menggunakan cangkok dari bagian tubuh lain untuk menghubungkan esofagus.

Komplikasi Atresia Esofagus dan Penanganannya

Setelah operasi, beberapa komplikasi mungkin terjadi, meliputi:

  • Kebocoran anastomosis: Kebocoran pada sambungan esofagus.
  • Striktur esofagus: Penyempitan esofagus di area operasi.
  • Refluks gastroesofageal (GERD): Aliran balik asam lambung ke esofagus.
  • Dismotilitas esofagus: Gangguan gerakan otot esofagus.

Perawatan Pasca Operasi Atresia Esofagus

Perawatan pasca operasi sangat penting untuk memastikan pemulihan yang optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Pemberian nutrisi: Bayi mungkin memerlukan nutrisi melalui selang sementara waktu sampai bisa makan normal.
  • Pemantauan luka operasi: Memastikan luka operasi sembuh dengan baik dan tidak ada infeksi.
  • Fisioterapi: Untuk membantu memperkuat otot-otot pernapasan dan menelan.
  • Evaluasi rutin: Dokter akan melakukan evaluasi rutin untuk memantau kondisi esofagus dan mendeteksi komplikasi dini.

Butuh saran cepat terkait kondisi Si Kecil? Ini Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Halodoc yang bisa ibu hubungi.

Apakah Atresia Esofagus Dapat Dicegah?

Karena penyebab pasti atresia esofagus belum diketahui, tidak ada cara pasti untuk mencegahnya. Namun, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko, seperti:

  • Menghindari paparan zat berbahaya selama kehamilan.
  • Memastikan asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan.
  • Melakukan pemeriksaan kehamilan rutin untuk mendeteksi kelainan sejak dini.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika bayi menunjukkan gejala atresia esofagus, seperti kesulitan menelan, regurgitasi, batuk, atau masalah pernapasan.

Diagnosis dan penanganan dini dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.

Jika ibu memiliki kekhawatiran tentang kesehatan Si Kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak di Halodoc.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Esophageal Atresia.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. Conditions and Diseases. Esophageal Atresia.
Boston Children’s Hospital. Diakses pada 2025. Conditions. Esophageal Atresia.

FAQ

1. Apakah atresia esofagus bisa disembuhkan?

Ya, dengan operasi dan perawatan yang tepat, sebagian besar bayi dengan atresia esofagus dapat hidup normal.

2. Apakah atresia esofagus akan memengaruhi tumbuh kembang anak?

Jika ditangani dengan baik, atresia esofagus umumnya tidak memengaruhi tumbuh kembang anak secara signifikan. Namun, beberapa anak mungkin mengalami masalah makan atau gangguan pencernaan jangka panjang.

3. Apakah atresia esofagus bisa terjadi lagi pada kehamilan berikutnya?

Risiko atresia esofagus terjadi lagi pada kehamilan berikutnya sangat kecil, kecuali jika ada faktor genetik yang mendasarinya.