Awas, Sindrom Langka Ini Bisa Merenggut Nyawa

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 November 2019
Awas, Sindrom Langka Ini Bisa Merenggut NyawaAwas, Sindrom Langka Ini Bisa Merenggut Nyawa

Halodoc, Jakarta - Baru-baru ini diberitakan seorang remaja perempuan di New Jersey, Amerika Serikat meninggal dunia karena mengalami sindrom syok toksis. Gangguan tersebut menyerang perempuan berumur 19 tahun itu saat menstruasi dan menggunakan tampon sebagai penyerapnya. 

Sindrom syok toksis merupakan kondisi yang sangat tiba-tiba dan berpotensi fatal. Gangguan tersebut disebabkan oleh pelepasan racun dari pertumbuhan berlebih bakteri yang disebut Staphylococcus aureus dan ditemukan di banyak tubuh wanita. Sindrom syok toksik memengaruhi wanita yang sedang menstruasi, terutama mereka yang menggunakan tampon penyerap super. Tubuh merespons dengan penurunan tajam tekanan darah yang merampas oksigen dan dapat menyebabkan kematian. 

Selain merupakan penyakit yang sebagian besar dialami wanita menstruasi yang sedang menggunakan tampon, sindrom ini juga dikaitkan dengan pengguna spons menstruasi, diafragma, dan tutup serviks. Seorang wanita yang baru saja melahirkan juga memiliki peluang lebih tinggi terkena syok toksik. Kondisi tersebut dapat terjadi pada pria dan wanita yang telah terpapar bakteri Staph saat pulih dari operasi, luka bakar, luka terbuka, atau penggunaan perangkat prostetik.

Sindrom Syok Toksik Disebabkan oleh Racun Berbahaya

Sindrom syok toksik disebabkan oleh racun yang diproduksi oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini adalah salah satu dari beberapa bakteri staph yang menyebabkan infeksi kulit pada pasien luka bakar dan pasien rumah sakit yang telah menjalani operasi. 

Pada kasus-kasus dari spons menstruasi, diafragma, dan tutup serviks. Perangkat tersebut telah berada di vagina untuk waktu yang lama, lebih dari 30 jam, atau dalam kasus spons, potongans pons tetap berada di dalam vagina. Cara racun bakteri masuk ke aliran darah mungkin berkaitan dengan penggunaan tampon. Memasukkan tampon ke tempatnya di vagina dapat membuat robekan mikroskopis di dinding vagina, menghancurkan pembuluh darah kecil. 

Tampon penyerap super, terutama jika dibiarkan terlalu lama, atau jika digunakan saat aliran menstruasi ringan, dapat mengeringkan vagina, dan memungkinkan tampon menjadi robek. Penyebab sindrom syok toksik bukan hanya dari deodoran, pakaian dalam, dan pakaian lainnya. Kondisi ini juga terkait dengan riwayat menstruasi wanita, penggunaan narkoba atau alkohol, merokok, berenang atau mandi, atau aktivitas seksual. 

Faktor Risiko Sindrom Syok Toksik

Sindrom syok toksik dapat memengaruhi siapapun. Sekitar setengah kasus sindrom syok toksik yang berkaitan dengan bakteri Staphylococcus terjadi pada wanita usia menstruasi. Sisanya terjadi pada wanita yang lebih tua, pria, dan anak-anak. Sindrom ini dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia dan dikaitkan dengan:

  • Memiliki luka atau luka bakar di kulit.
  • Baru saja menjalani operasi.
  • Menggunakan spons kontrasepsi, diafragma atau tampon superabsorben.
  • Memiliki infeksi virus, seperti flu atau cacar air.

Sindrom dapat berkembang dengan cepat, komplikasi yang dapat terjadi meliputi:

  • Syok.
  • Gagal ginjal.
  • Kematian.

Sindrom Syok Toksik Dapat Dicegah

Produsen tampon yang umum dijual tidak lagi menggunakan bahan atau desain yang dikaitkan dengan sindrom syok toksik. Produsen diwajibkan untuk menggunakan pengukuran dan pelabelan standar untuk daya serap dan untuk mencetak pedoman pada otak. 

Jika kamu menggunakan tampon, baca terlebih dahulu label dan gunakan tampon serap terendah yang kamu dapat. Gantilah tampon sesering mungkin, setidaknya setiap empat hingga delapan jam. Bergantilah menggunakan tampon dan pembalut wanita, serta gunakan minipad saat aliran menstruasi sedang ringan. 

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2019. Understanding Toxic Shock Syndrome.

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Toxic Shock Syndrome.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan