Baby Talk pada Bayi, Boleh atau Dihindari?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Maret 2020
Baby Talk pada Bayi, Boleh atau Dihindari?Baby Talk pada Bayi, Boleh atau Dihindari?

Halodoc, Jakarta - Sebelum bayi belajar bicara dengan bahasa asli, mereka mengoceh dan bermain dengan suara dan bahasanya sendiri. Bahasa bayi yang sering dikeluarkan dinamakan baby talk, dan biasanya terdengar sama pada semua bayi di seluruh dunia. 

Lalu, kapan bayi bisa melontarkan kata-kata pertamanya? Kunci penting bagi bayi belajar berbicara terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan, ketika otak bayi berkembang pesat. Selama waktu berlangsung, perkembangan bicara bayi tergantung pada keterampilan “baby talk” orangtua dan juga keterampilan Si Kecil.

Baby Talk Boleh Dilakukan

Bahasa dan komunikasi bayi terus dikembangkan oleh  banyak peneliti, begitu juga peran serta orang dewasa sebagai orangtua. Ditemukan fakta bahwa orang dewasa bisa bicara dengan bayi sejak dalam kandungan dan hal ini sangat direkomendasikan. 

Sejak usia kandungan 7 bulan atau kurang, orangtua bisa mengajak Si Kecil berbicara agar ia terbiasa mendengar suara manusia. Apabila berbicara pada bayi dalam kandungan terus dilakukan, maka setelah lahir Si Kecil akan cenderung lebih mendengarkan suara-suara yang telah akrab di dengarnya dan akan lebih perhatian terhadap suara-suara di sekitarnya.

Jadi, melakukan baby talk boleh-boleh saja. Hanya saja harus dilakukan dengan tepat untuk membentuk kebiasaan anak supaya ia dapat berbahasa dan berkomunikasi dengan baik. Ibu dan ayah bisa mencoba beberapa cara berikut ini untuk melakukan baby talk dengan Si Kecil:

  • Gunakan suara dan intonasi yang lebih tinggi untuk menarik perhatian bayi.

  • Ubahlah mimik wajah sesekali dan tersenyumlah saat berbicara dengannya. 

  • Upayakan berbicara lebih lambat pada bayi agar ia bisa mendengar lebih jelas kata per kata.

  • Rentang perhatian bayi masih pendek, sebaiknya gunakan kosa kata yang sederhana dan kalimat yang pendek saja.

Baby talk pertama adalah nonverbal dan terjadi setelah bayi lahir. Bayi dapat meringis, menangis, dan menggeliat untuk mengekspresikan berbagai emosi dan kebutuhan fisik, mulai dari rasa takut dan lapar hingga frustasi dan beban indrawi yang berlebihan. Orangtua yang baik akan belajar mendengarkan dan menafsirkan tangisan bayi yang terdengar berbeda. 

Tepat saat bayi akan mengucapkan kata-kata pertama bayi yang terdengar “ajaib” itu sangat bervariasi dari bayi yang satu dengan bayi yang lain. Namun, jika bayi melewatkan salah satu tahapan dalam perkembangan bicara, sebaiknya bicarakan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc

Adakah Dampak Negatif Baby Talk?

Baby talk secara alami dapat membantu anak beradaptasi dengan bahasa yang digunakan oleh orang dewasa. Namun, saat orang-orang di sekitarnya secara terus-menerus menerapkan baby talk, bahkan saat anak sudah lebih lancar berbicara, kosakata, pendengaran, dan kemampuan merangkai kalimat anak akan sulit berkembang.

Untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan berbahasa Si Kecil, sebaiknya orangtua berbicara dengan intonasi dan kosakata sewajar mungkin sejak anak lahir. Gunanya untuk membentuk kebiasaan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.

Perlu ibu dan ayah ketahui bahwa kemampuan berbahasa dan berkomunikasi anak akan terus berevolusi setiap harinya. Untuk itu, sebaiknya gunakan kata-kata yang sebenarnya sekalipun anak masih belum bisa mengucapkannya secara benar. Hal yang terpenting, orangtua selalu menstimulasi dan mengajari kata dan kalimat yang benar. 

Referens:
WebMD. Diakses pada 2020. Baby Talk: Communicating With Your Baby.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan