Benarkah Atlet Bisbol Rentan Alami Cubital Tunnel Syndrome?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 September 2019
Benarkah Atlet Bisbol Rentan Alami Cubital Tunnel Syndrome?Benarkah Atlet Bisbol Rentan Alami Cubital Tunnel Syndrome?

Halodoc, Jakarta - Cubital tunnel syndrome adalah kondisi yang menimbulkan gejala mirip seperti  carpal tunnel syndrome. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit, mati rasa, kesemutan dan kelemahan otot di tangan dan lengan pengidapnya. Selain gejala, penyebabnya hampir mirip dengan carpal tunnel syndrome.

Penyebab umum dari kedua sindrom kompresi saraf ini adalah meningkatnya tekanan, biasanya dari tulang atau jaringan ikat pada saraf di pergelangan tangan, lengan, atau siku. Pada kebanyakan kasus, cubital tunnel syndrome dikelola dengan perawatan konservatif. Tetapi kasus yang lebih parah memerlukan pembedahan untuk mengurangi tekanan pada saraf yang terkena.

Baca Juga: 3 Fakta tentang Gangguan Neuropati yang Bikin Gerak Terbatas

 

Benarkah Atlet Bisbol Rentan Alami Cubital Tunnel Syndrome?

Cubital tunnel syndrome, dikenal juga dengan neuropati ulnaris rentan dialami oleh atlet bisbol. Pelempar bola bisbol perlu melakukan gerakan memutar untuk melempar slider dapat merusak ligamen halus di siku dan meningkatkan tekanan pada saraf ulnaris yang melewati dekat dengan permukaan kulit di area siku. Bukan cuma itu, cubital tunnel syndrome bisa muncul ketika ada pertumbuhan tulang yang tidak normal pada siku yang bisa meningkatkan tekanan pada saraf ulnaris. 

 

Gejala yang Ditimbulkan Oleh Cubital Tunnel Syndrome 

Seseorang yang mengalami kondisi ini, umumnya merasakan gejala berupa :

  • Mati rasa, sakit dan kelemahan di lengan dan jari;

  • Cengkraman melemah atau berkurang;

  • Bangun di malam hari karena rasa sakit atau mati rasa di tangan atau jari, terutama jari kelingking dan jari manis;

  • Kesulitan menekuk dan meluruskan jari;

  • Kesulitan memanipulasi sesuatu dengan tangan atau jari;

  • Hilangnya otot di pangkal jari-jari kecil.

Baca Juga: 5 Orang dengan Faktor Risiko Gangguan Neuropati 

Gejala-gejala cubital tunnel syndrome terasa lebih buruk ketika pengidap menekuk siku terlalu lama atau terkompresi. Kalau kamu telah bermain bisbol dan merasakan gejala-gejala di atas, sebaiknya periksakan ke dokter agar mendapat perawatan. Kini buat janji dengan dokter bisa melalui aplikasi Halodoc, lho! Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan lewat aplikasi. 

 

Perawatan untuk Atasi Cubital Tunnel Syndrome

Sebelum menentukan perawatan yang tepat, dokter perlu melakukan elektromiografi untuk mengetahui apakah kondisinya masih ringan atau parah. Cubital tunnel syndrome yang masuk ke dalam kategori ringan umumnya diobati dengan terapi fisik seperti:

  • Menghindari tekanan yang pada siku selama aktivitas sehari-hari;

  • Mengenakan bantalan siku pelindung selama aktivitas sehari-hari;

  • Kenakan belat saat tidur untuk mencegah siku terlalu lentur;

Baca Juga: Begini Cara Metode Pengobatan Pada CTS Carpal Tunnel Syndrome

Perawatan konservatif untuk menunjang terapi fisik termasuk pemberian obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini berfungsi untuk mengurangi pembengkakan jaringan lunak. Selain obat, suntikan kortikosteroid bisa diberikan untuk meredakan peradangan dan tekanan pada saraf ulnaris. Ketika terapi di atas tidak membantu dan kondisinya lebih parah, dokter umumnya akan merekomendasikan prosedur operasi untuk melepaskan tekanan pada saraf ulnaris. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Cubital and Radial Tunnel Syndrome.
Medical News Today. Diakses pada 2019. How does cubital tunnel syndrome occur?.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan