Beranjak Dewasa, Ini Alasan Anak Remaja Suka Membantah

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   31 Juli 2018
Beranjak Dewasa, Ini Alasan Anak Remaja Suka MembantahBeranjak Dewasa, Ini Alasan Anak Remaja Suka Membantah

Halodoc, Jakarta - Remaja dikenal sebagai pembangkang. Pulang malam meski sudah dilarang, bergaul dengan teman yang “nakal”, atau sederhananya, melakukan hal yang berlawanan dari yang orangtua anjurkan. Konflik antara anak remaja dan orangtua muncul dari berbagai aspek, mulai dari urusan rumah, sekolah, sampai pertemanan, dan hubungan dengan orangtua. Sama seperti berbagai masalah lainnya, ada alasan kenapa remaja suka membantah, dan memahami hal ini menjadi kunci bagi orangtua dalam membimbing anak yang sedang beranjak dewasa.

Baca juga: Masuk Masa Puber, Orangtua Harus Tahu 5 Tanda Depresi pada Remaja Perempuan

Otak Sedang Berkembang

Selama masa remaja, area otak yang mengontrol kemampuan berpikir dan menilai sesuatu sedang berkembang. Bagian otak tersebut adalah prefrontal cortex, tepatnya terletak di balik dahi. Artinya, sekitar usia 9 tahun, anak sudah mulai memiliki pemikiran dan ide mereka sendiri, serta memiliki gambaran ideal tentang suatu hal.

Sebelumnya, anak tidak melihat kekurangan dari hal-hal di sekitarnya. Beranjak remaja, mereka mulai melihat berbagai hal dengan lebih realistis dibanding sebelumnya. Mereka mencoba menyerap dan mengolah informasi dari hal yang mereka amati; orangtua, teman, rumah, dan berbagai hal di lingkungan mereka. Kemudian mereka membentuk gambaran ideal dari sesuatu yang mereka amati.

Argumen dan bantahan yang dilontarkan seorang remaja adalah cara mereka melatih kemampuan baru mereka. Tentunya mereka tak menyadari hal ini. Dari kacamata orangtua, mereka terlihat seperti pembangkang yang selalu menentang orangtua, bahkan meski nasihat itu baik. Namun, sebetulnya mereka secara tidak sadar sedang berlatih mempertajam kemampuan prefrontal cortex.

Fase Penemuan dan Pembelajaran Jati Diri

Selain fenomena biologis, anak remaja yang suka membantah juga merupakan fenomena psikis atau mental, yaitu fase penemuan dan pembelajaran tentang jati diri mereka. Mereka mulai mencoba mengenal dan mendefinisikan siapa diri mereka. Mereka memulai proses ini dengan melepaskan diri dari ekspektasi orangtua terhadap mereka. Karena itulah remaja seringkali melakukan hal yang berkebalikan dari saran orangtua.

Mereka mungkin tidak menyadari hal ini, dan menganggap orangtua tidak mendukungnya, sehingga sikap membangkang makin menjadi-jadi. Karena itu, penting bagi orangtua untuk selalu mengingat bahwa sebetulnya anak remaja sangat butuh dukungan dan bimbingan dari orangtua. Namun, orangtua tak lagi bisa menggunakan pendekatan yang sama seperti saat ia masih anak-anak. Kini “Si Kecil” sudah bisa berpikir, memahami, hingga belajar dari apa yang terjadi di sekitarnya.

Baca juga: Pengaruh Media Sosial Terhadap Remaja

Pendekatan yang paling tepat adalah memberinya kebebasan dalam menentukan pilihan. Tentu saja kebebasan dalam hal ini ini bukan berarti orangtua membiarkan anak remaja melakukan apa pun yang diinginkannya. Tugas orangtua adalah memberi bimbingan, menjelaskan tentang konsekuensi baik dan buruk dari pilihan yang dihadapi sang anak, dan memberi ruang agar ia bisa membuat keputusannya sendiri. Dengan begitu, anak memiliki bekal informasi yang cukup dalam menentukan pilihan, dan tak lagi asal-asalan atau ceroboh dalam bersikap.

Memberi kebebasan pada anak juga berarti orangtua harus siap ketika anak mengalami konsekuensi negatif dari pilihannya. Melihat anak bersedih, kecewa, dan mengalami kegagalan tentu bukan hal yang mudah. Namun, cara orangtua dalam membantunya bukan dengan mengambil tanggung jawab dan melindungi anak dari kegagalan. Ini justru menjadi momen pembelajaran yang penting bagi anak. Tugas orangtua adalah menjadi pendengar yang baik, sambil membimbingnya dalam untuk belajar dari kegagalannya.

Membimbing anak yang beranjak dewasa juga bisa menjadi momen pembelajaran yang penting bagi orangtua. Kuncinya adalah kemauan dan keberanian orangtua untuk membiarkan anak menjadi diri mereka sendiri, dan percaya bahwa mereka akan baik-baik saja.

Baca juga: 4 Cara Hadapi "Drama" Anak yang Beranjak Remaja

Jika mengalami masalah kesehatan, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk langkah penanganan awal. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tentang solusi terbaik untuk kulit Si Kecil, tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan