6 Trik Tetap Langsing Meski Makan Fast Food

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Maret 2018
6 Trik Tetap Langsing Meski Makan Fast Food6 Trik Tetap Langsing Meski Makan Fast Food

Halodoc, Jakarta – Langsing meski makan fast food? Kayaknya nggak mungkin deh! Sebuah penelitian dari University of Toronto menyebutkan menghindari total makanan yang sangat diinginkan termasuk fast food hanya akan membuat kamu semakin berhasrat untuk memakannya. Efeknya, ketika kamu punya kesempatan untuk memakannya yang terjadi adalah kebablasan dan memakan dengan jumlah besar. Sebenarnya kamu bisa tetap langsing meski makan fast food asal tahu trik berikut ini, lho. Cari tahu selengkapnya, ya!

1. Makan dengan Porsi Kecil

Ketika kamu sedang menginginkan sesuatu tuntaskan saja, ini akan menghindari kamu untuk mengonsumsi dalam jumlah lebih. Misalnya, pesan kentang goreng ukuran medium jangan yang ukuran besar. Ingat juga untuk enggak mengombinasikannya dengan fast food lain, ya. Hindari memesan paket “complete”, misalnya burger dengan kentang goreng dan milklshake. Nah, ini yang akan bikin kamu susah langsing meski makan fast food.

2. Makan Bersama Teman

Ketika kamu makan fast food bersama teman, akan cenderung berbagi sehingga tidak makan porsi yang full. Juga, aktivitas mengobrol membuat kamu tidak fokus terhadap makanan, sehingga tahu-tahunya sudah habis saja. Jadi, kalau mau makan fast food jangan lupa ajak teman kamu juga, ya!

3. Barengi dengan Serat

Kamu tetap bisa memakan burger favoritmu tetapi jangan lupa untuk tetap mengonsumi serat seperti buah, sayuran dan air putih. Jangan menyuplai tubuh dengan fast food saja tetapi barengi juga dengan makanan sehat.

4. Rutin Olahraga

Kamu tetap bisa langsing meski makan fast food asal jumlah kalori yang kamu makan sesuai dengan jumlah kalori yang dikeluarkan. Kalau kamu tetap menggenjot di olahraga, makan makanan berserat, kamu bisa tetap mengonsumsi makanan fast food.

5. Jangan Asal Langsing

Untuk beberapa orang, mengonsumsi banyak fast food tidak berpengaruh pada berat badan. Tubuh tetap langsing tanpa lemak di perut. Ada beberapa kemungkinan untuk kondisi seperti ini, bisa karena genetik ataupun metabolismenya yang cepat. Langsing jangan sembarang langsing, pastikan juga asupan vitamin, mineral tetap tercukupi, bukan hanya diisi karbohidrat saja. Badan langsing tapi tidak sehat, sama saja bohong, kan?

Menurut Profesor Michael Cowley, pakar nutrisi dan metabolism tubuh dari Monas University mengatakan 60-70 persen berat badan ditentukan oleh faktor genetik. Sesuatu yang membuat orang-orang yang memiliki keluarga cenderung gemuk harus bekerja ekstra untuk menurunkan berat badan.

Bahkan ketika berat badan sudah stabil, sedikit makanan manis tanpa diimbangi latihan akan membuat berat badan naik lebih cepat. Michael Cowley juga menambahkan, faktor lingkungan termasuk aktivitas dan teman-teman dimana kamu paling banyak meluangkan waktu, mempengaruhi 30-40 persen berat badan.

Selain faktor-faktor yang diuraikan tadi, faktor lain yang tidak bisa dianggap sebelah mata yang membantu kamu tetap langsing adalah tidur yang cukup. Matthew Walke, profesor psikologi dari University of California yang meneliti pengaruh tidur yang optimal terhadap kestabilan berat badan menunjukkan fakta ada hubungan tidur yang cukup dengan badan yang langsing.

The Journal Nature Communications menuliskan orang-orang yang memiliki kebiasaan tidur larut malam  cenderung memiliki berat badan berlebih ketimbang yang tidak. Tidur yang cukup dapat membantu otak untuk berpikir optimal dalam menentukan pilihan makannya. Selain itu, tidur yang cukup membuat orang lebih konsisten terhadap keputusan-keputusannya, termasuk caranya mengatur pola makan.

Masih punya pertanyaan yang belum terjawab seputar fast food ataupun trik langsing lainnya, yuk tanyakan saja ke Halodoc. Melalui fitur Contact Doctor di aplikasi Halodoc kamu bisa menanyakan apa saja dan bisa memilih ngobrol lewat Video/Voice Call atau Chat. Tinggal download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan