Cara Penanganan saat Ibu Hamil Terkena Trombositopenia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juni 2021
Cara Penanganan saat Ibu Hamil Terkena TrombositopeniaCara Penanganan saat Ibu Hamil Terkena Trombositopenia

Halodoc, Jakarta – Trombositopenia terjadi saat jumlah trombosit dalam tubuh mengalami penurunan yang menyebabkan jumlah trombosit di bawah batas minimal. Normalnya, nilai trombosit dalam tubuh adalah sekitar 150.000 hingga 450.000 per mikroliter darah. Seseorang dikatakan mengalami trombositopenia jika memiliki jumlah trombosit di bawah 150.000/microL.

Rendahnya jumlah trombosit ternyata juga bisa terjadi pada wanita yang tengah hamil. Hal itu tentu bisa memberikan dampak buruk pada kondisi kesehatan baik ibu hamil dan bayi. Untungnya, ada beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi trombositopenia pada ibu hamil. Ketahui di sini.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Trombositopenia yang Ringan dan Kronis

Trombositopenia pada Ibu Hamil

Di dalam tubuh manusia, trombosit memiliki fungsi yang terbilang penting. Trombosit dibutuhkan untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga perdarahan yang hebat tidak terjadi.

Trombositopenia pada ibu hamil kebanyakan terjadi karena trombositopenia gestasional, yaitu trombositopenia yang terjadi pada kehamilan normal. Kondisi ini diduga berkaitan dengan peningkatan volume plasma darah, penumpukan trombosit di plasenta, penggunaan trombosit oleh plasenta, serta perubahan fisiologis lainnya dalam kehamilan. 

Ibu hamil perlu mewaspadai trombositopenia. Sebab, kondisi tersebut seringnya muncul tanpa menyebabkan gejala apa pun. Akibatnya, gangguan ini sering terlambat disadari, sehingga menyebabkan dampak yang merugikan bagi kesehatan ibu dan bayi.

Kendati demikian, penurunan trombosit terkadang bisa memicu beberapa gejala. Mulai dari keluarnya darah di urine atau tinja, mudah merasa lelah, keluarnya darah secara berlebihan saat menstruasi, memar-memar pada tubuh, penyakit kuning, pembengkakan limfa, serta muncul bintik merah keunguan pada kulit.

Baca juga: Cara Mendeteksi Gejala Trombositopenia pada Ibu Hamil

Apa Penyebabnya? 

Selain karena perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh, trombositopenia pada ibu hamil juga bisa terjadi karena hal lain. Ada penyebab penurunan trombosit selama masa kehamilan, di antaranya:

1. Preeklamsia

Preeklamsia adalah sebuah komplikasi yang bisa terjadi pada kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah alias hipertensi. Gangguan ini juga mengakibatkan munculnya tanda-tanda kerusakan organ, misalnya ginjal. Gejala penyakit ini biasanya akan muncul saat usia kehamilan memasuki mingga ke-20 atau lebih hingga saat bayi baru lahir.

2. Sindrom HELLP

Penurunan trombosit dalam tubuh juga bisa terjadi sebagai dampak dari sindrom HELLP. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan organ hati dan darah selama masa kehamilan. Sindrom ini pun sering dikaitkan dengan preeklamsia pada wanita hamil.

Sindrom HELLP merupakan singkatan dari Hemolisis Elevated Liver Enzymes dan Low Platelet. Hemolisis (H) adalah kerusakan sel darah merah, elevated liver enzymes (EL) merupakan peningkatan produksi enzim hati akibat gangguan pada sel hati, dan Low Platelet (LP) diartikan sebagai jumlah platelet atau trombosit yang terlalu rendah sehingga mengganggu proses pembekuan darah.

3. Perlemakan Hati Akut

Penyakit perlemakan hati atau yang disebut dengan “fatty liver” adalah sebuah istilah yang digunakan ketika terjadi penumpukan lemak yang berlebihan di hati. Penyakit ini juga bisa terjadi pada masa kehamilan yang disebut dengan perlemakan akut pada kehamilan serta bisa menyebabkan menurunnya jumlah trombosit dalam tubuh.

Cara Penanganan Trombositopenia pada Ibu Hamil

Pada kebanyakan kasus, trombositopenia saat kehamilan tidak memerlukan pengobatan. Dokter mungkin hanya akan memantau kondisi ibu hamil dan menyarankan ibu untuk mengonsumsi suplemen folat dan vitamin B12 yang bisa mendukung produksi trombosit.

Beberapa makanan berikut juga bisa meningkatkan kadar trombosit dalam tubuh ibu hamil:

  • Coklat hitam.
  • Sayuran berdaun hijau gelap, seperti bayam dan kangkung.
  • Daging sapi tanpa lemak dan hati sapi.
  • Kacang polong dan lentil.
  • Telur.
  • Sereal dan alternatif susu yang diperkaya.
  • Sumber vitamin C, seperti jeruk, kubis Brussel dan paprika merah.

Ikan berlemak seperti salmon yang kaya vitamin B12 juga bisa meningkatkan produksi trombosit. Namun, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi sedikit saja makanan laut yang tinggi merkuri ini.

Baca juga: Tingkatkan Jumlah Trombosit dengan 7 Makanan Ini

Ibu hamil yang mengalami gangguan hipertensi memerlukan pemantauan lebih dekat dan mungkin harus melahirkan lebih awal untuk mengurangi risiko kerusakan kardiovaskular. Setelah melahirkan, jumlah trombosit biasanya kembali normal dalam beberapa hari.

Itulah penanganan untuk ibu hamil yang mengalami trombositopenia. Jika ibu merasa mengalami gejala kondisi kesehatan ini, segera lakukan pemeriksaan diri ke dokter kandungan.

Ibu juga bisa membicarakan masalah kesehatan apa saja yang muncul selama kehamilan pada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Dapatkan tips dan rekomendasi menjaga kehamilan dari dokter terpercaya melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!


Referensi:
Maedica. Diakses pada 2021. Thrombocytopenia in Pregnancy
UT Southwestern Medical Center. Diakses pada 2021. How can having low platelets affect my pregnancy and birth plan?



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan