Advertisement

DBD pada Anak: Ini Hal Penting yang Harus Diketahui Orang Tua

4 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Juni 2025

Orang tua perlu cepat dan tanggap dalam menangani DBD pada anak, untuk mencegah komplikasi yang serius. 

DBD pada Anak: Ini Hal Penting yang Harus Diketahui Orang TuaDBD pada Anak: Ini Hal Penting yang Harus Diketahui Orang Tua

DAFTAR ISI


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang  serius, terutama bagi anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan. Di Indonesia, kasus DBD sering meningkat saat musim hujan.

Sayangnya, tak sedikit orang tua yang terlambat menyadari gejala awal penyakit ini karena mirip dengan flu biasa. Nah, sebagai orang tua, penting untuk mengenali gejala DBD pada anak, dan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan ketika anak mengalami DBD. 

Kenali Gejala Demam Berdarah

DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya sering kali mirip dengan flu biasa, sehingga tak jarang terlambat dikenali. Namun, ada beberapa ciri khas yang dapat membantu membedakan DBD dari penyakit lainnya, terutama pada anak-anak.

Berikut adalah gejala umum DBD yang perlu diwaspadai:

1. Demam 

Menurut penjelasan dr. Jonathan Albert dalam kanal Youtube Halodoc lewat video berjudul DBD pada Anak, Ini yang Perlu Orang Tua Lakukan, demam menjadi gejala utama dari demam berdarah yang ditandai dengan naiknya suhu tubuh secara mendadak. 

“Pada anak-anak, fase demam pada DBD ini berbentuk seperti pelana kuda, yaitu turun selama beberapa hari, kemudian naik lagi” jelasnya. 

Demam bisa mencapai suhu 39-40 derajat Celcius dan bisa berlangsung selama 3 hari. 

2. Lemas

Kondisi umum di mana anak terlihat lesu, tidak aktif, dan mudah lelah bahkan saat beristirahat. 

Alami DBD? Ini Daftar Obat DBD Paling Ampuh yang Ada di Apotek.

3. Sakit kepala hebat

Anak bisa mengalami sakit kepala hebat, terutama di bagian dahi, dan rasa tidak nyaman di belakang bola mata. 

4. Sakit otot dan sendi

Demam berdarah mungkin menimbulkan rasa nyeri pada otot dan sendi yang sering disebut breakbone fever, rasa nyeri ini bisa terasa sangat hebat, terutama di bagian otot, tulang dan area sendi. 

5. Gejala lain

Demam berdarah dapat menimbulkan gejala lain pada anak seperti mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, hingga ruam dan kemerahan pada kulit. Namun, tidak semua kasus DBD menimbulkan ruam pada pengidapnya. 

Tanda Bahaya Pasien DBD dalam Kondisi Kritis

Pasien yang melewati fase setelah demam mungkin menghadapi fase kritis. Pada fase ini ada beberapa tanda bahaya yang perlu diawasi, seperti: 

  • Nyeri perut berat.
  • Muntah terus-menerus. 
  • Lemas. 
  • Gelisah. 
  • Gusi berdarah/mimisan. 
  • Muntah/BAB berdarah. 
  • Jantung berdebar. 
  • Napas cepat. 
  • Kulit dingin, pucat, dan basah. 

“Fase setelah demam turun merupakan fase kritis, sehingga pasien harus diawasi secara ketat.” tambah dr. Jonathan.

Baca fase demam berdarah di sini: Ibu Wajib Tahu, Ini Fase Demam Berdarah pada Anak. 

Penanganan saat Anak Terkena DBD

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang secara langsung membunuh virus dengue penyebab DBD (Demam Berdarah Dengue). 

“Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk DBD” jelas dr. Jonathan Albert. 

Namun, ada beberapa perawatan yang bersifat simptomatik dan suportif, di mana pengobatan dilakukan untuk meredakan gejala dan dilakukan di rumah. 

Penanganan ini dapat berupa: 

  • Pemberian parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri yang dirasakan. 
  • Hindari memberikan obat pereda rasa sakit, seperti aspirin dan ibuprofen karena dapat mempengaruhi kadar trombosit dalam darah. 

Selain itu, dr. Jonathan Albert menyarankan langkah penanganan awal DBD di rumah, seperti: 

  • Kompres area dahi, ketika, dada, dan selangkangan. 
  • Memastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup. 
  • Penuhi kebutuhan cairan. 
  • Cukupi kebutuhan nutrisi anak. 
  • Jangan lengah ketika demam turun. 
  • Bawa anak ke IGD saat tanda bahaya muncul. 

Pencegahan DBD

Pencegahan DBD dapat meliputi langkah 3M + vaksin. Pencegahan DBD dengan langkah 3M dapat berupa menguras, menutup, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang tempat tinggal nyamuk. 

Terdapat langkah tambahan untuk mencegah DBD, yang berupa: 

  • Mengatur cahaya di dalam rumah. 
  • Memasang kawat anti nyamuk. 
  • Menaburkan bubuk abate di penampungan air. 
  • Menggunakan kelambu saat tidur. 
  • Tanam tumbuhan pengusir nyamuk.
  • Stop menggantung pakaian sembarangan. 

Melakukan vaksinasi DBD juga sangat perlu sebagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD. 

Cek fakta Vaksin DBD, Langkah Tepat untuk Cegah Wabah Demam Berdarah di artikel ini. 

Menurut dr. Jonathan terdapat beberapa efek samping ringan dari vaksin DBD. Contohnya seperti sakit kepala, lemas, dan pegal linu. Namun, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya dalam rentang 1-3 hari setelah vaksin. 

Fogging atau pengasapan juga dapat menjadi langkah pencegahan selain vaksin yang berguna untuk pembasmian jentik nyamuk yang merupakan sumber dari nyamuk penyebab DBD. 

Dengan kewaspadaan dan penanganan yang cepat, risiko komplikasi dapat ditekan, dan anak pun bisa pulih dengan baik. 

Mau tahu lebih jauh mengenai kasus DBD pada anak? Jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter spesialis anak di Halodoc! Dokter dapat membantu memberikan saran dan pengobatan yang paling sesuai untuk kondisi anak.

Dapatkan juga berbagai rekomendasi obat DBD secara mudah di Toko Kesehatan Halodoc. Dijamin, produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi: 
Youtube Halodoc. Diakses pada 2025. DBD pada Anak, Ini yang Perlu Orang Tua Lakukan. 
WHO. Diakses pada 2025. Dengue Fever.