Faktor yang Pengaruhi Tinggi Badan Si Kecil

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Maret 2018
Faktor yang Pengaruhi Tinggi Badan Si Kecil Faktor yang Pengaruhi Tinggi Badan Si Kecil

Halodoc, Jakarta – Faktor genetik sering dianggap berhubungan dengan tinggi badan anak. Ada yang bilang kalau orangtua memiliki tinggi yang kurang maka anak juga akan mengalami hal sama. Sedangkan jika orangtua memiliki postur yang tinggi maka anak yang juga akan memiliki postur tubuh yang tinggi pula. Tapi, apakah memang selalu begitu? Apakah genetik menjadi satu-satunya faktor penentu tinggi badan? (Baca juga : 4 Hal Ini Bisa Buat Si Kecil Terlahir dengan Badan Tinggi)

1. Faktor Genetik

Ada dua pendapat tentang pengaruh faktor genetik dan tinggi badan anak. Dilansir melalui Scientificamerican, studi yang dilakukan Universitas Tuffs menyebutkan bahwa 60-80 persen tinggi badan anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan 20-40 persen dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sedangkan, studi yang dilakukan oleh Dubois et al tahun 2012 menyebutkan bahwa faktor lingkungan memengaruhi tinggi badan anak pada dua tahun kehidupan pertama anak, sedangkan faktor genetik akan lebih berpengaruh pada tinggi badan anak setelahnya.

2. Asupan Nutrisi

Tumbuh kembang Si Kecil juga bergantung pada asupan nutrisi yang diberikan. Jika asupan nutrisi seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral terpenuhi, maka ini bisa memperkuat dan mengoptimalkan pertumbuhan tulang Si Kecil. Asupan nutrisi yang baik juga bisa menjaga kesehatan Si Kecil sehingga ia tidak mudah sakit. Karena jika Si Kecil sering sakit, kondisi ini bisa menganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Jadi sebisa mungkin, penuhi asupan nutrisi Si Kecil ya, terutama pada 100 hari kehidupan pertamanya.

3. Durasi Tidur

Tanpa disadari, durasi tidur bisa memengaruhi pertumbuhan Si Kecil, lho. Ini disebutkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neuroendocrinology tahun 2011. Studi tersebut membuktikan bahwa anak yang kurang tidur cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibanding anak-anak seusianya. Hal ini karena anak yang kurang tidur cenderung mempunyai hormon pertumbuhan yang lebih sedikit dari anak yang cukup tidur. Durasi tidur yang ideal untuk bayi yang baru lahir adalah 18 jam per hari, anak balita 10-13 jam per hari, dan anak usia sekolah 8-11 jam per hari.

4. Aktivitas Fisik

Selain durasi tidur, aktivitas fisik juga berperan dalam pertumbuhan Si Kecil. Ini karena aktivitas fisik seperti olahraga dapat merangsang produksi hormon pertumbuhan yang bisa membantu mengoptimalkan pertumbuhan Si Kecil. Agar Si Kecil tertarik, ibu bisa mengajaknya melakukan olahraga ringan yang mudah, aman, dan menyenangkan seperti lompat tali, berenang, bersepeda, dan basket.

5. Masalah Kesehatan

Salah satu faktor yang bisa menghambat pertumbuhan Si Kecil adalah masalah kesehatan. Beberapa jenis penyakit seperti dwarfisme (tubuh pendek di bawah rata-rata), gangguan pada ginjal, jantung, paru-paru, dan tulang bisa memengaruhi pertumbuhan tinggi Si Kecil. Karena itu, selama Si Kecil berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan, ibu perlu memerhatikan kondisi kesehatan Si Kecil.

Jika Si Kecil sakit, ibu perlu segera bicara dengan dokter. Agar ibu tidak perlu repot keluar rumah, ibu bisa bicara dengan dokter Halodoc untuk minta rekomendasi saran dan obat Si Kecil. Ibu bisa membeli obat yang sudah direkomendasikan dokter Halodoc melalui fitur Pharmacy Delivery atau Apotik Antar. Ibu hanya tinggal pesan obat/vitamin yang dibutuhkan Si Kecil melalui aplikasi Halodoc dan pesanan ibu akan diantar dalam satu jam. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan