Advertisement

Fraktur Tulang: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   29 September 2025

Patah tulang adalah kondisi ketika tulang retak atau terbelah akibat benturan, tekanan, atau cedera sehingga mengganggu fungsi normalnya.

Fraktur Tulang: Penyebab, Gejala, dan Cara MencegahnyaFraktur Tulang: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Daftar Isi:

  1. Jenis-Jenis Fraktura
  2. Gejala Fraktura
  3. Penyebab Fraktura
  4. Faktor Risiko Fraktura
  5. Diagnosis Fraktura
  6. Pengobatan Fraktura
  7. Komplikasi Fraktura
  8. Pencegahan Fraktura
  9. Pertolongan Pertama pada Fraktura
  10. Kapan Harus ke Dokter?

Fraktura adalah istilah medis untuk kondisi patah tulang, baik sebagian maupun seluruhnya. Kondisi ini terjadi ketika kekuatan atau tekanan yang berlebihan diberikan pada tulang, melebihi kemampuannya untuk menahan beban.

Fraktura dapat terjadi pada tulang manapun di tubuh, dan tingkat keparahan serta penanganannya bervariasi tergantung pada jenis, lokasi, dan penyebab patah tulang.

Fraktura merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan, terutama akibat kecelakaan lalu lintas dan cedera olahraga. Cari tahu informasi lebih lanjut mengenai fraktura pada artikel berikut ini!

Jenis-Jenis Fraktura

Terdapat berbagai jenis fraktura, di antaranya:

  • Fraktura Tertutup (Simple): Tulang patah tetapi tidak menembus kulit.
  • Fraktura Terbuka (Compound): Tulang patah dan menembus kulit, meningkatkan risiko infeksi.
  • Fraktura Komplet: Tulang patah menjadi dua bagian atau lebih.
  • Fraktura Inkomplet: Tulang retak tetapi tidak patah sepenuhnya.
  • Fraktura Greenstick: Umum terjadi pada anak-anak, di mana tulang bengkok dan retak pada satu sisi.
  • Fraktura Kompresi: Tulang hancur atau remuk, sering terjadi pada tulang belakang.
  • Fraktura Avulsi: Otot atau ligamen menarik sebagian tulang hingga patah.
  • Fraktura Stres: Retakan kecil pada tulang akibat tekanan berulang.

Gejala Fraktura

Gejala fraktura bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan patah tulang. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri hebat pada area yang terkena, yang memburuk saat bergerak.
  • Pembengkakan dan memar di sekitar area patah tulang.
  • Deformitas (perubahan bentuk) pada area yang terkena.
  • Ketidakmampuan untuk menggerakkan atau menahan beban pada area yang terkena.
  • Sensasi berderak atau bunyi saat cedera terjadi.
  • Kebas atau kesemutan jika saraf di sekitar area patah tulang terpengaruh.

Penyebab Fraktura

Penyebab fraktura sangat bervariasi, namun beberapa penyebab umum meliputi:

  • Trauma: Benturan keras akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh, atau cedera olahraga.
  • Osteoporosis: Kondisi yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
  • Tekanan Berulang: Aktivitas fisik yang berulang dapat menyebabkan fraktura stres.
  • Tumor Tulang: Tumor yang tumbuh di tulang dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
  • Kondisi Medis Lain: Beberapa kondisi medis seperti osteogenesis imperfecta dapat menyebabkan tulang menjadi sangat rapuh.

Faktor Risiko Fraktura

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fraktura, termasuk:

  • Usia: Orang dewasa yang lebih tua lebih rentan terhadap fraktura akibat osteoporosis.
  • Jenis Kelamin: Wanita lebih rentan terhadap osteoporosis dan fraktura terkait usia.
  • Aktivitas Fisik: Atlet dan orang yang aktif secara fisik memiliki risiko lebih tinggi mengalami fraktura akibat cedera olahraga.
  • Kondisi Medis: Osteoporosis, tumor tulang, dan kondisi medis lainnya dapat meningkatkan risiko fraktura.
  • Gaya Hidup: Kekurangan kalsium dan vitamin D, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan dapat melemahkan tulang.

Untuk mendukung kesehatan tulang, ibu bisa konsumsi vitamin D. Simak rekomendasinya pada artikel berikut ini: Rekomendasi Suplemen Vitamin D yang Bagus di Apotek.

Diagnosis Fraktura

Diagnosis fraktura melibatkan beberapa langkah, termasuk:

  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa area yang terkena untuk mencari tanda-tanda fraktura seperti pembengkakan, memar, dan deformitas.
  • Riwayat Medis: Dokter akan menanyakan tentang riwayat medis pasien dan bagaimana cedera terjadi.
  • Pemeriksaan Penunjang:
    • Rontgen: Pemeriksaan ini menggunakan radiasi untuk menghasilkan gambar tulang dan mendeteksi patah tulang.
    • CT Scan: Pemeriksaan ini memberikan gambar yang lebih detail dari tulang dan jaringan sekitarnya.
    • MRI: Pemeriksaan ini menggunakan gelombang magnet dan radio untuk menghasilkan gambar tulang dan jaringan lunak.

Pengobatan Fraktura

Tujuan pengobatan fraktura adalah untuk menyelaraskan tulang yang patah dan menstabilkannya sehingga dapat sembuh dengan benar.

Metode pengobatan tergantung pada jenis, lokasi, dan tingkat keparahan fraktura, serta usia dan kesehatan pasien secara keseluruhan.

Beberapa metode pengobatan meliputi:

  • Imobilisasi: Penggunaan gips, bidai, atau penyangga untuk menjaga tulang tetap pada tempatnya selama proses penyembuhan.
  • Reduksi: Jika tulang tidak sejajar, dokter mungkin perlu melakukan reduksi (mengembalikan tulang ke posisi yang benar) sebelum diimobilisasi. Reduksi dapat dilakukan secara manual atau dengan pembedahan.
  • Obat-obatan: Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri yang lebih kuat.
  • Pembedahan: Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki fraktura, terutama jika frakturnya parah, tidak stabil, atau melibatkan sendi. Pembedahan dapat melibatkan penggunaan pelat, sekrup, batang, atau kawat untuk menstabilkan tulang.
  • Fisioterapi: Setelah gips atau bidai dilepas, fisioterapi dapat membantu memulihkan kekuatan, fleksibilitas, dan fungsi normal pada area yang terkena.

Komplikasi Fraktura

Fraktura dapat menyebabkan beberapa komplikasi, terutama jika tidak diobati dengan benar. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Infeksi: Fraktura terbuka memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi.
  • Kompartemen Sindrom: Pembengkakan dan tekanan yang berlebihan di dalam kompartemen otot dapat merusak saraf dan pembuluh darah.
  • Emboli Lemak: Lemak dari sumsum tulang dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan masalah pernapasan.
  • Nonunion atau Malunion: Tulang tidak sembuh dengan benar atau sembuh dalam posisi yang salah.
  • Arthritis: Fraktura yang melibatkan sendi dapat meningkatkan risiko arthritis di kemudian hari.
  • Kerusakan Saraf atau Pembuluh Darah: Fraktura dapat merusak saraf atau pembuluh darah di sekitarnya.

Pencegahan Fraktura

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mencegah fraktura, termasuk:

  • Konsumsi Makanan yang Sehat: Pastikan mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang. Sumber kalsium meliputi produk susu, sayuran hijau, dan makanan yang diperkaya kalsium. Vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari, makanan yang diperkaya vitamin D, dan suplemen.
  • Olahraga Teratur: Latihan beban dan latihan kekuatan dapat membantu memperkuat tulang dan meningkatkan keseimbangan.
  • Cegah Jatuh: Ambil langkah-langkah untuk mencegah jatuh, seperti menggunakan alas kaki yang tepat, menjaga rumah tetap rapi, dan menggunakan alat bantu jalan jika diperlukan.
  • Gunakan Alat Pelindung: Saat berolahraga atau melakukan aktivitas berisiko tinggi, gunakan alat pelindung yang tepat, seperti helm, pelindung lutut, dan pelindung siku.
  • Berhenti Merokok: Merokok dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko fraktura.
  • Batasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko jatuh.
  • Skrining Osteoporosis: Jika memiliki faktor risiko osteoporosis, bicarakan dengan dokter tentang skrining dan pengobatan yang tepat.

Ibu atau anggota keluarga lainnya alami nyeri sendi dan tulang? Simak selengkapnya Ini Rekomendasi Terbaik Obat Pereda Nyeri Sendi dan Tulang.

Pertolongan Pertama pada Fraktura

Jika seseorang mengalami fraktura, penting untuk memberikan pertolongan pertama yang tepat sebelum bantuan medis tiba:

  • Hubungi Layanan Darurat: Segera hubungi layanan darurat atau bawa orang tersebut ke rumah sakit terdekat.
  • Jangan Bergerak: Usahakan untuk tidak menggerakkan area yang terkena.
  • Imobilisasi: Jika memungkinkan, imobilisasi area yang terkena dengan bidai atau penyangga sementara.
  • Kontrol Pendarahan: Jika ada pendarahan, tekan area tersebut dengan kain bersih.
  • Kompres Dingin: Letakkan kompres dingin pada area yang terkena untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
  • Pantau Kondisi: Pantau kondisi orang tersebut hingga bantuan medis tiba.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala fraktura, terutama jika:

  • Nyeri hebat dan tidak tertahankan.
  • Deformitas yang jelas pada area yang terkena.
  • Ketidakmampuan untuk menggerakkan atau menahan beban pada area yang terkena.
  • Fraktura terbuka (tulang menembus kulit).
  • Kebas atau kesemutan di area yang terkena.

Segera konsultasikan kondisi medis dengan dokter terkait patah tulang apabila mengalami tanda-tanda yang tidak wajar.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.

Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS). Diakses pada 2025. Bone Fractures. 
Canadian Medical Association Journal. Diakses pada 2025. Management of Fractures. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Fractures: Types, Symptoms, Causes and Treatments. 
NIAMS. Diakses pada 2025. Fractures.