Ini Perkiraan Ketersediaan Vaksin Corona di Negara-Negara Asia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   02 Desember 2020
Ini Perkiraan Ketersediaan Vaksin Corona di Negara-Negara Asia Ini Perkiraan Ketersediaan Vaksin Corona di Negara-Negara Asia

Halodoc, Jakarta - Seperti yang banyak orang tahu, tampaknya negara-negara di dunia mulai menemukan titik terang dalam upaya menghentikan pandemi virus corona. Sejauh ini, ada tiga pengembang vaksin, yaitu Pfizer Inc dengan mitranya BioNTech SE, Moderna Inc, dan AstraZeneca-Oxford yang telah merilis data uji coba pada bulan ini yang menunjukkan kandidat vaksin mereka efektif untuk mencegah penyakit COVID-19. Jika regulator menyetujui penggunaan vaksin dalam beberapa pekan mendatang, tim pengembang vaksin pun siap mendistribusikan vaksin ke seluruh penjuru dunia sesegera mungkin. 

Lantas, jika vaksin sudah siap didistribusikan, kapan Indonesia dan negara-negara kawasan Asia lain siap menerima vaksin tersebut? Mengutip Reuters, berikut adalah perkiraan jadwal distribusi vaksin yang telah disepakati sejauh ini dan uji klinis yang sedang berlangsung di masing-masing negara:

Baca juga: Ada 8 Vaksin Corona, Begini Cara Kerjanya Atasi COVID-19

Australia

Australia telah menyetujui akan membeli 135 juta dosis vaksin, yaitu 34 juta dari AstraZeneca-Oxford, 40 juta dari Novavax Inc, 10 juta dari Pfizer-BioNTech, dan 51 juta dosis dari CSL Ltd. Australia pun berharap bisa mendapat kiriman 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford pada periode Januari hingga Februari 2021.

China

Negeri tirai bambu ini belum mengumumkan kesepakatan pasokan dengan pembuat vaksin dari negara-negara Barat. Ini karena China diketahui bermitra dengan perusahaan lokal swasta. Namun, kemungkinan mereka akan menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford pada pertengahan 2021. Sementara itu, mitranya di China, Shenzhen Kangtai Biological Products juga akan berencana memproduksi minimal 100 juta dosis vaksin di akhir 2020. Untuk vaksin dari Pfizer-BioNTech, satu unit Shanghai Fosun Pharmaceutical Group merencanakan uji coba Tahap 2. 

Tibet Rhodiola Pharmaceutical Holding juga membawa kandidat vaksin Rusia Sputnik V dan merencanakan uji coba tahap awal dan tengah di China. Otoritas China juga telah menyetujui tiga kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac dan Sinopharm milik negara untuk program penggunaan darurat. Sinopharm berharap dua kandidatnya mendapat persetujuan bersyarat untuk penggunaan publik secara luas di tahun 2020.

Jepang

Jepang memiliki kesepakatan untuk membeli 120 juta dosis vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech pada sekitar semester pertama 2021. Kemudian, ada 120 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford, yang 30 juta di antaranya akan dikirim pada Maret 2021. Terakhir, mereka juga akan menerima 250 juta vaksin dari Novavax. Otoritas Jepang juga sudah melakukan pembicaraan dengan Johnson & Johnson dan memiliki kesepakatan dengan Shionogi & Co.

Baca juga: Hasil Tes PCR pada Hidung Kanan Kiri Berbeda, Kok Bisa?

Korea Selatan

Korea Selatan berencana untuk mengamankan vaksin untuk 10 juta orang dari COVAX (distribusi vaksin dari WHO). Negara ini juga ingin mendapat 20 juta dosis dari pembuat vaksin lain pada akhir 2020. Kesepakatan ini memiliki pengaturan “Pembelian Opsional” dengan COVAX yang memungkinkannya memilih vaksin dari pembuat vaksin tertentu. Menurut pejabat kesehatan Korea Selatan, waktu pengadaan dan jumlahnya tergantung pada jadwal produksi vaksin tersebut.

India

Kepala Serum Institute of India, yang membuat vaksin AstraZeneca, menyebutkan bahwa hasil uji coba status akhir yang positif dari kandidat akan memungkinkannya untuk mencari otorisasi penggunaan darurat pada akhir tahun, sebelum mendapatkan persetujuan untuk peluncuran penuh pada Februari atau Maret tahun depan. Negara ini juga mengharapkan vaksin yang didukung pemerintah akan diluncurkan paling cepat Februari 2021, saat sedang melakukan uji coba tahap akhir Sputnik V.

Filipina

Sebagai negara di kawasan Asia Tenggara yang juga memiliki angka aksus yang tinggi, saat ini Filipina sedang melakukan pembicaraan dengan tim pengembang vaksin AstraZeneca-Oxford untuk dapat memberi pasokan 20 juta dosis. Apabila disetujui, mungkin vaksin itu akan tidak di Filipina pada kuartal kedua tahun depan.

Filipina berharap dapat memiliki total 60 juta dosis vaksin. Mereka juga sedang melakukan pembicaraan dengan Pfizer-BioNTech dan Sinovac. Pembuat vaksin dapat mengajukan permohonan persetujuan dengan regulator negara, meskipun tidak ada uji klinis yang dilakukan di Filipina.

Baca juga: Vaksin Corona Segera Siap, Pentingnya Lakukan Swab Antigen

Bagaimana dengan Indonesia? 

Indonesia terdaftar sebagai satu dari 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang berarti memiliki hak akses vaksin melalui COVAX untuk 20 persen populasi, atau sekitar 106-107 juta dosis jika setiap orang mendapat dua suntikan. Indonesia sedang menguji vaksin Sinovac dan bersiap untuk memulai vaksinasi massal untuk staf medis dan pekerja garis depan lainnya, paling cepat akhir Januari.

Selagi menunggu vaksin didistribusikan, sudah menjadi kewajiban semua orang untuk selalu menerapkan physical distancing, menggunakan masker di tempat umum, dan menjaga kebersihan pribadi untuk mencegah penyebaran virus corona. Namun, jika kamu merasa ada gejala yang mencurigakan, segera diskusikan dengan dokter di Halodoc. Dokter akan memberikan saran kesehatan yang kamu butuhkan lewat chat sehingga lebih praktis!

Referensi:
Reuters. Diakses pada 2020. When and Which COVID-19 Vaccines Are Likely to be Available in Asia.
Kompas. Diakses pada 2020. Kapan Vaksin COVID-19 Tersedia di Negara-Negara Asia? Ini Perkiraannya.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan