Inilah Kaitan antara Body Image dan Anoreksia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   28 Juni 2021
Inilah Kaitan antara Body Image dan AnoreksiaInilah Kaitan antara Body Image dan Anoreksia

“Orang yang mengidap anoreksia nervosa sering kali memiliki body image atau citra tubuh yang negatif. Banyak orang dengan gangguan makan ini menempatkan nilai tinggi pada bentuk dan berat tubuh mereka, sehingga mengalami ketidakpuasan dan terlibat dalam perilaku yang menyimpang, seperti diet ekstrem, dalam upaya untuk memperbaiki ketidakpuasan tersebut.”

Halodoc, Jakarta – Negatifnya citra tubuh atau body image sering dilihat sebagai gejala dari gangguan makan. Salah satu gangguan makan yang ditandai dengan body image yang negatif adalah anoreksia nervosa. Gangguan ini ditandai dengan hilangnya nafsu makan.

Secara umum, seseorang dapat diduga mengalami anoreksia nervosa jika memiliki body image yang negatif, berat badan yang selalu kurang dari normal, serta masalah pada sistem reproduksi. 

Baca juga: Anorexia, Gejala dan Fakta Mengejutkan Tentangnya

Anoreksia dan Body Image Negatif

Body image adalah citra subjektif yang dimiliki orang tentang tubuhnya sendiri, yang berbeda dari bagaimana tubuh mereka sebenarnya terlihat. Hal ini bisa dibilang merupakan konstruksi kompleks dan terdiri dari keyakinan, pikiran, persepsi, perasaan, dan perilaku. 

Cara kamu melihat diri dan tubuh kamu sendiri berdampak pada kesehatan fisik, mental, dan hubungan dengan orang lain. Body image yang sehat melibatkan persepsi objektif tentang penampilan seseorang dan kemampuan untuk memisahkan nilai seseorang sebagai pribadi dari penampilannya.

Sementara itu, body image negatif sering ditandai dengan ketidakpuasan dengan penampilan dan terlibat dalam perilaku, seperti diet, memeriksa, dan/atau menghindari, dalam upaya untuk memperbaiki ketidakpuasan. Hal ini sering dimulai sejak masa kanak-kanak.

Istilah “ketidakpuasan normatif” pertama kali digunakan oleh Rodin dan rekan pada 1984 untuk menggambarkan ketidakpuasan dengan ukuran dan bentuk tubuh. Hal ini ditemukan begitu luas di kalangan wanita sehingga dianggap “normatif” atau normal. 

Sebuah studi skala besar, yang diterbitkan di European Journal of Public Health, terhadap orang Islandia berusia 18 hingga 79 tahun menunjukkan bahwa hampir 43 persen tidak puas dengan berat badannya dan lebih dari 71 persen merasa perlu menurunkan berat badan. 

Meskipun rata-rata indeks massa tubuh (body mass index/BMI) lebih tinggi di antara pria, wanita lebih banyak yang tidak puas dengan berat badan mereka dalam setiap kelompok usia, dibandingkan dengan pria.

Baca juga: Jangan Panik, Begini Cara untuk Bisa Sembuh dari Anoreksia

Terkait gangguan makan anoreksia nervosa, ini adalah penyakit mental kompleks yang disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Body image yang negatif bisa dibilang hanyalah salah satu kontributor potensial. 

Namun, body image negatif sering dijumpai pada pengidap anoreksia, karena banyak orang dengan gangguan ini menempatkan nilai tinggi pada bentuk dan berat tubuh mereka ketika menentukan harga diri mereka sendiri. 

Diagnosis dan Pengobatan yang Dapat Dilakukan

Untuk memastikan diagnosis anoreksia, dokter biasanya melakukan rangkaian pemeriksaan, termasuk:

  1. Tes Fisik

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur tinggi dan berat badan. Selain itu, dokter juga akan menanyakan gejala yang dialami, dan memeriksa tanda vital, seperti detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, serta kondisi kulit dan kuku. 

  1. Tes Laboratorium

Tes ini dilakukan untuk menghitung jumlah darah dan mengecek kadar elektrolit serta protein dalam tubuh. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes urine untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan kelenjar tiroid.

  1. Evaluasi Psiklogis

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa, dengan menanyakan seputar pikiran, perasaan, dan kebiasaan makan yang dimiliki. Kamu juga mungkin diminta mengisi kuesioner penilaian diri psikologis.

Baca juga: 5 Gangguan Makan yang Sering Dianggap Aneh

Selain berbagai tes tersebut, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain yang dibutuhkan. Terutama bila dicurigai terdapat komplikasi. Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan yang dapat dilakukan adalah:

  • Jika terjadi komplikasi seperti aritmia atau dehidrasi, rawat inap biasanya diperlukan. Termasuk jika pengidap anoreksia mengalami kekurangan gizi parah, mengidap masalah mental lain yang juga parah, atau terus menolak untuk makan.
  • Bila kondisi sangat parah, pengidap anoreksia juga biasanya memerlukan makan melalui selang yang ditempatkan di hidung dan langsung masuk ke perut.
  • Untuk menormalkan pola dan perilaku makan serta membantu mengubah pemikiran menyimpang, psikoterapi juga seringkali diperlukan. 
  • Bila ada gejala penyakit mental yang diidap, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan, seperti antidepresan atau antikecemasan.

Perlu diketahui bahwa pengobatan untuk anoreksia sangat beragam, tergantung pada kondisi yang dialami. Bila kamu atau orang terdekat ada yang mengalami gejala gangguan makan ini, segera gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, ya.

Referensi:
European Journal of Public Health. Diakses pada 2021. Body Weight Dissatisfaction In The Icelandic Adult Population: a Normative Discontent?
Very Well Mind. Diakses pada 2021. The Connection Between Body Image and Eating Disorders.
National Eating Disorders Association. Diakses pada 2021. Anorexia Nervosa.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Anorexia Nervosa – Symptoms and Causes.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan