Jangan Dibiarkan, Insomnia Bisa Sebabkan 7 Masalah Ini

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juni 2021
Jangan Dibiarkan, Insomnia Bisa Sebabkan 7 Masalah IniJangan Dibiarkan, Insomnia Bisa Sebabkan 7 Masalah Ini

Halodoc, Jakarta - Tidur yang nyenyak bisa dibilang merupakan anugrah bagi pengidap insomnia. Memang, ada kalanya kondisi seperti stres, jet lag, atau diet, dapat memengaruhi kualitas tidur. Sulit tidur selama satu atau dua malam mungkin tidak terlalu masalah. 

Namun, jika insomnia terjadi berkepanjangan, tentu akan berimbas ke kesehatan tubuh. Hal ini karena tidur adalah salah satu kebutuhan hidup manusia, jika ingin tubuh berfungsi dengan baik. Lantas, apa saja kondisi atau penyakit yang bisa ditimbulkan oleh insomnia? Yuk, simak pembahasannya!

Baca juga: Susah Tidur? 6 Cara Mengatasi Insomnia Ini Patut Dicoba

Risiko Kesehatan yang Diakibatkan Insomnia

Ada risiko kesehatan serius yang terkait dengan insomnia kronis atau berkepanjangan. Menurut National Institute for Health, insomnia meningkatkan risiko masalah kesehatan mental serta masalah kesehatan secara keseluruhan.

Secara lebih rinci, berikut ini risiko kondisi kesehatan yang bisa terjadi akibat insomnia:

1.Peningkatan Risiko Penyakit Fisik

Insomnia yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit pada fisik, seperti:

  • Stroke.
  • Kejang.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Kepekaan terhadap rasa sakit.
  • Peradangan.
  • Obesitas.
  • Diabetes mellitus.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit jantung.

2.Peningkatan Risiko Gangguan Kesehatan Mental

Tak hanya fisik, kesehatan mental juga bisa terganggu akibat insomnia yang berkepanjangan. Beberapa gangguan kesehatan yang umum terjadi akibat insomnia adalah depresi dan kecemasan.

Hal ini karena kurang tidur bisa meningkatkan hormon kortisol atau yang dikenal juga sebagai hormon stres. Akibatnya, orang yang mengalami insomnia jadi cenderung mudah cemas dan khawatir akan banyak hal.

Baca juga: Apakah Insomnia Bisa Disembuhkan Sepenuhnya?

3.Peningkatan Risiko Kecelakaan

Buruknya kualitas tidur akibat insomnia juga dapat menempatkan pengidapnya pada risiko kecelakaan yang lebih besar. Karena sulit tidur di malam hari, pengidap insomnia dapat merasa lelah dan mengantuk di siang hari. 

4.Harapan Hidup Menjadi Lebih Pendek

Memiliki insomnia dapat memperpendek harapan hidup seseorang. Hal ini disebutkan dalam sebuah analisis yang dipublikasikan oleh Sleep Research Society. Dengan melibatkan lebih dari 1 juta peserta dan 112.566 kematian, para peneliti melihat korelasi antara durasi tidur dan kematian. 

Mereka menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen, dibandingkan dengan mereka yang tidur 7-8 jam per malam. Sementara itu, studi yang lebih baru oleh The American Journal of Medicine melihat efek insomnia persisten dan kematian selama 38 tahun. 

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami insomnia persisten memiliki 97 persen peningkatan risiko kematian. Jadi, dapat dikatakan bahwa insomnia bisa jadi kondisi yang serius, jika terjadi berkepanjangan tanpa dilakukan penanganan.

Meskipun insomnia sering terjadi dari waktu ke waktu, kamu sebaiknya menjadwalkan janji temu dengan dokter jika kurang tidur berdampak negatif pada hidup. Agar lebih mudah, kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk membicarakan masalah insomnia yang kamu alami dengan dokter, kapan dan di mana saja.

Baca juga: Hipersomnia dan Insomnia Tidak Sama, Ini Bedanya

Sebagai bagian dari proses diagnostik, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala yang kamu alami. Beri tahu dokter tentang obat apa saja yang pernah atau sedang kamu konsumsi, termasuk obat herbal. 

Sebab, bisa jadi insomnia yang dialami terjadi akibat efek dari obat-obatan tertentu yang dikonsumsi. Beri tahu juga riwayat kesehatan yang kamu miliki pada dokter, untuk melihat apakah ada penyebab yang mendasari insomnia yang kamu alami. Dengan begitu, dokter dapat menentukan langkah pengobatan yang tepat, sesuai kondisi kamu.

Referensi:
The American Journal of Medicine. Diakses pada 2021. Persistent Insomnia is Associated with Mortality Risk.
Sleep Research Society. Diakses pada 2021. Sleep Duration and All-Cause Mortality: A Systematic Review and Meta-Analysis of Prospective Studies.
National Sleep Foundation. Diakses pada 2021. Insomnia.
Healthline. Diakses pada 2021. Effects of Insomnia On the Body.
WebMD. Diakses pada 2021. Insomnia.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan