"Jangan" pada Anak Bisa Menumbuhkan Mental Block?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Juli 2020
"Jangan" pada Anak Bisa Menumbuhkan Mental Block?"Jangan" pada Anak Bisa Menumbuhkan Mental Block?

Halodoc, Jakarta – Kata “jangan” adalah respons yang refleks diberikan orangtua kepada anak tiap kali mereka hendak melakukan sesuatu yang dianggap berbahaya. Menurut psikolog anak dan penulis buku “Peaceful Parent, Happy Kids" Laura Markham, mengatakan jangan kepada anak-anak dapat menutup inisiatif mereka. 

Bahkan, terlalu sering berkata jangan malah memberikan batasan yang justru mengurangi kesiapan anak menghadapi dunia luar. Anak sebaiknya diberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri dan sebenarnya ada cara lain yang bisa dilakukan ketimbang mengatakan “jangan”. Selengkapnya ada di bawah ini!

Cara Lain Berkata “Jangan”

Lantas bagaimana cara mengomunikasikan pesan orangtua supaya tetap efektif tanpa menghilangkan rasa percaya diri anak? Ketika orangtua memiliki dorongan untuk mengatakan jangan, cobalah pertimbangkan apakah orangtua dapat menemukan kata-kata lain untuk menjelaskan apa yang ingin disampaikan?

Baca juga: Gangguan Psikologis Ini Bisa Terjadi pada Anak

Ketimbang berkata “jangan”, cobalah sampaikan kepada anak penjelasan dahulu kalau orangtua memahami apa yang diinginkan anak, tetapi itu belum tentu sesuatu yang dibutuhkan anak. Cobalah untuk membuka diskusi sehingga anak memahami kenapa sesuatu itu dilarang. 

Ketika anak tetap ingin mencoba, beritahukan risiko-risiko yang akan anak alami saat melakukan tindakan tersebut. Seringkali orangtua berkata “jangan” tanpa menjelaskan alasan di balik pelarangan tersebut.

Ini membuat anak bertanya-tanya dan justru menekan rasa ingin tahu dan inisiatifnya. Dengan memberikan penjelasan dan pemahaman, kognitif anak akan dirangsang untuk menimbang sebelum melakukan sesuatu.

Ini akan membuat anak pelan-pelan belajar mana yang baik dan tidak baik dilakukan. Pada akhirnya akan membantu anak membuat keputusan kelak di masa yang akan datang. Sebenarnya konsep berkata “jangan” ini tidak hanya menutup inisiatif dari rentang usia tertentu saja.

Baca juga: Kondisi Mental Orangtua Dapat Pengaruhi Kesehatan Anak

Bahkan, untuk orang dewasa kalau sering menerima kata “jangan” akan memberontak dan membuatnya kehilangan rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu yang baru. Itulah alasannya kenapa seminimal mungkin kata “jangan” tidak digunakan kepada anak. Alih-alih menggunakan jangan, cobalah untuk membuka komunikasi, mengajak anak berdiskusi alasan dia ingin melakukan sesuatu serta positif dan negatif dari apa yang dia lakukan. 

Supaya Anak Tidak Menumbuhkan Mental Block

Pasif, kurang inisiatif, dan tidak berani mencoba hal-hal yang baru adalah tanda-tanda mental block pada anak. Ini adalah sesuatu yang harus dihindari. Pastinya orangtua tidak mau kan anak tumbuh menjadi sosok yang pasif?

Selain pembatasan kata “jangan”, langkah lain yang harus dilakukan orangtua adalah menjaga agar nada tetap netral dan tidak menghakimi. Jika orangtua kerap mengatakan “jangan: kepada anak kecil dengan nada yang keras, maka lama-kelamaan mereka menerima pesan berulang bahwa ia telah melakukan sesuatu yang buruk atau bahkan ia sendiri telah berperilaku jahat.

Ketimbang meninggikan intonasi sebaiknya orangtua mencari cara mengajarkan anak dengan sesuatu yang baru. Otak anak-anak diprogram untuk bereksperimen dan menguji. Banyak anak kecil terus kembali ke hal-hal terlarang dan sebaliknya orangtua menjadi lebih keras dalam mendidik anak.

Orangtua bisa memvariasikan kata “jangan” dengan memberikan penjelasan yang logis dan masuk akal. Misalnya, ketika anak meminta snack sebelum makan malam, katakan kalau sebentar lagi akan makan malam dan sebaiknya makan snack ditunda dulu.

Tentu saja mengatakan hal ini tidak semudah melakukannya. Namun, dengan disiplin dan kerja sama antara ayah dan ibu serta menjadi role model untuk anak, sejatinya anak bisa memahami kondisi ini dan belajar untuk menerima dan lebih punya pandangan serta pertimbangan yang luas terhadap suatu kondisi.

Butuh rekomendasi mengenai pola asuh untuk anak, bisa ditanyakan ke aplikasi HalodocDokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Referensi:
Mother.ly. Diakses pada 2020. 7 phrases to try instead of saying 'no'.
Independent.co.uk. Diakses pada 2020. 9 TIMES YOU SHOULD SAY NO TO YOUR CHILD TO HELP THEM BECOME SUCCESSFUL ADULTS, ACCORDING TO A CHILD PSYCHOLOGIST.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan