Kenali Fakta Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Juni 2019
Kenali Fakta Obstruksi Outlet Kandung KemihKenali Fakta Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Halodoc, Jakarta – Obstruksi outlet kandung kemih (BOO) adalah penyumbatan yang terjadi pada pangkal kandung kemih. Kondisi ini berdampak pada penurunan hingga terhentinya aliran urine ke uretra. Agar kamu lebih waspada, ketahui fakta BOO berikut ini.

Baca Juga: Alasan Obstruksi Outlet Kandung Kemih Sering Terjadi pada Pria

Gejala Obstruksi Outlet Kandung Kemih (BOO)

Berikut ini gejala yang muncul akibat penurunan atau terhentinya aliran urine ke uretra:

  • Nyeri pada perut.

  • Frekuensi buang air kecil meningkat.

  • Nyeri saat buang air kecil.

  • Kesulitan mengeluarkan urine ketika buang air kecil.

  • Aliran urine menjadi lebih lambat dan terputus-putus.

  • Sering terbangun tengah malam untuk buang air kecil.

  • Mual, lemas, dan retensi cairan ketika sudah terjadi gagal ginjal.

Gejala BOO muncul disebabkan karena beberapa faktor. Di antaranya adalah mengidap pembesaran prostat (benign prostatic hyperplasia/BPH), batu kandung kemih, kanker kandung kemih, tumor di area panggul, dan striktur uretra.

Masuknya benda asing ke saluran kencing, kandung kemih turun ke Miss V (sistokel), kelainan bawaan lahir pada laki-laki, spasme uretra, dan divertikulitis uretra juga meningkatkan risiko terjadinya BOO.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Diagnosis dan Pengobatan Obstruksi Outlet Kandung Kemih (BOO)

Kondisi BOO lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Hal ini berkaitan dengan penyakit pembesaran prostat. Pada pria, BOO menyebabkan penyumbatan yang memperlambat atau menghentikan aliran urine keluar dari kandung kemih. Akibatnya, urine kembali ke dalam sistem dan membuat pengidapnya kesulitan buang air kecil.

BOO didiagnosis melalui tes darah untuk mengecek kerusakan ginjal, tes kultur urine untuk mengidentifikasi adanya infeksi, USG ginjal, dan kandung kemih untuk menentukan lokasi penyumbatan urine, tes urine untuk menemukan darah di dalam urine, serta rontgen untuk mencari penyempitan uretra.

Setelah diagnosis ditetapkan, dokter memasukkan kateter ke uretra pengidap menuju kandung kemih. Tujuannya untuk memperbaiki penyumbatan urine. Kateter suprapubik juga dibutuhkan untuk mengosongkan urine dari kandung kemih. Untuk pengobatan jangka panjang, pengidap perlu menjalani prosedur operasi.

Waspada Komplikasi Obstruksi Kandung Kemih (BOO)

Pada kasus yang parah, BOO bisa menyebabkan komplikasi berikut:

  • Terbentuknya batu di ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Kondisi ini menyebabkan terhalangnya saluran urine, sehingga pengidap merasakan nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, atau tidak bisa berkemih sama sekali.

  • Infeksi saluran kemih (ISK) berulang. Gejalanya berupa demam, sakit perut, sakit panggul, nyeri saat buang air kecil, dan muncul darah di dalam urine.

  • Retensi urine, merupakan gangguan pada kandung kemih yang membuat pengidapnya kesulitan untuk mengeluarkan dan mengosongkan urine.

  • Inkontinensia urine, merupakan penyakit yang membuat pengidapnya kesulitan menahan keinginan buang air kecil. Akibatnya, urine keluar tiba-tiba, sehingga pengidap perlu menggunakan popok untuk berjaga-jaga.

Baca Juga: Fatal, Ini Komplikasi Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Itulah fakta obstruksi outlet kandung kemih yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar penyakit tersebut, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan