
Daftar Isi:
- Apa Itu Hiperdontia?
- Gejala Hiperdontia yang Perlu Diketahui
- Penyebab Hiperdontia
- Bagaimana Hiperdontia Didiagnosis?
- Pilihan Pengobatan Hiperdontia
- Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Hiperdontia
- Pencegahan Hiperdontia
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Hiperdontia?
Hiperdontia adalah kondisi tumbuhnya gigi supernumerary atau gigi berlebih.
Normalnya, manusia dewasa memiliki 32 gigi (termasuk gigi bungsu), sementara anak-anak memiliki 20 gigi susu.
Seseorang dengan hiperdontia memiliki jumlah gigi yang lebih banyak dari angka tersebut.
Kondisi ini dapat terjadi di berbagai area rahang, namun paling sering ditemukan di rahang atas bagian depan (insisif).
Gigi supernumerary dapat berbentuk normal, abnormal, atau berupa benjolan kecil.
Dalam beberapa kasus, gigi berlebih ini tidak tumbuh keluar (impacted) dan hanya terdeteksi melalui pemeriksaan rontgen.
Gejala Hiperdontia yang Perlu Diketahui
Gejala utama hiperdontia adalah adanya gigi tambahan di dalam mulut. Namun, gejala lain yang mungkin timbul meliputi:
- Gigi yang tumbuh tidak sejajar atau berdesakan.
- Kesulitan mengunyah atau berbicara.
- Nyeri atau rasa tidak nyaman pada gusi.
- Impaksi gigi (gigi gagal tumbuh keluar).
- Pergeseran gigi permanen.
Pada beberapa kasus, hiperdontia tidak menimbulkan gejala sama sekali dan baru terdeteksi saat pemeriksaan gigi rutin.
Kamu alami sakit gigi? Ini Rekomendasi 9 Obat Sakit Gigi yang Paling Ampuh.
Penyebab Hiperdontia
Penyebab pasti hiperdontia belum sepenuhnya dipahami, namun terdapat beberapa faktor yang diduga berperan:
- Faktor Genetik: Hiperdontia seringkali diturunkan dalam keluarga. Beberapa gen tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya kondisi ini.
- Sindrom Genetik: Beberapa sindrom genetik, seperti sindrom Gardner, sindrom Cleidocranial Dysplasia, dan down sindrom, diketahui memiliki prevalensi hiperdontia yang lebih tinggi.
- Faktor Lingkungan: Meskipun jarang, faktor lingkungan selama perkembangan gigi juga dapat berkontribusi pada terjadinya hiperdontia.
Bagaimana Hiperdontia Didiagnosis?
Diagnosis hiperdontia umumnya dilakukan melalui:
- Pemeriksaan Klinis: Dokter gigi akan memeriksa gigi dan mulut secara visual untuk mencari adanya gigi berlebih.
- Rontgen Gigi: Rontgen gigi, seperti panoramic atau periapikal, membantu dokter gigi melihat posisi dan jumlah gigi yang tidak tumbuh (impacted) di dalam rahang.
- CT Scan: Dalam kasus yang kompleks, CT scan dapat digunakan untuk memberikan gambaran tiga dimensi yang lebih detail dari struktur gigi dan rahang.
Pilihan Pengobatan Hiperdontia
Pengobatan hiperdontia tergantung pada beberapa faktor, termasuk jumlah, lokasi, dan dampak gigi supernumerary terhadap gigi yang lain. Beberapa pilihan pengobatan yang umum meliputi:
- Pencabutan Gigi: Ini adalah pilihan yang paling umum, terutama jika gigi berlebih menyebabkan masalah seperti impaksi, pergeseran gigi, atau kesulitan mengunyah.
- Observasi: Jika gigi berlebih tidak menimbulkan masalah, dokter gigi mungkin merekomendasikan untuk memantau kondisinya secara berkala tanpa tindakan lebih lanjut.
- Perawatan Ortodonti: Jika hiperdontia menyebabkan gigi tumbuh tidak sejajar, perawatan ortodonti (seperti behel) dapat membantu meratakan gigi dan memperbaiki gigitan.
- Operasi: Dalam kasus gigi impacted yang sulit dicabut, operasi mungkin diperlukan.
Bingung pilih dokter gigi? Simak dulu, Daftar Dokter Gigi yang Bisa Bantu Atasi Gangguan Kesehatan Mulut.
Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Hiperdontia
Jika tidak ditangani, hiperdontia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Maloklusi (gigitan tidak normal).
- Impaksi gigi permanen.
- Pembentukan kista atau tumor di sekitar gigi yang tidak tumbuh.
- Resorpsi akar gigi yang berdekatan.
- Kesulitan dalam menjaga kebersihan mulut, meningkatkan risiko penyakit gusi dan gigi berlubang.
Pencegahan Hiperdontia
Karena faktor genetik berperan dalam terjadinya hiperdontia, pencegahan sepenuhnya mungkin sulit dilakukan.
Namun, pemeriksaan gigi rutin sejak usia dini dapat membantu mendeteksi dan menangani hiperdontia sedini mungkin, sehingga meminimalkan risiko komplikasi.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter gigi jika mengalami gejala hiperdontia, seperti adanya gigi berlebih, gigi tumbuh tidak sejajar, atau kesulitan mengunyah.
Pemeriksaan gigi rutin juga penting untuk mendeteksi hiperdontia sejak dini, bahkan jika tidak ada gejala yang dirasakan.
Konsultasi dengan dokter gigi kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


