Artikel
halodoc-banner
  • Beranda
  • Artikel
  • Aplikasi
  • Riwayat
MENU
close
BerandaArtikelObat & VitaminTanya DokterRumah SakitJanji MedisAplikasiRiwayat
  • twitter-icon
  • facebook-icon
  • instagram-icon
  • youtube-icon
playstore-image
appstore-image
search
Home
Kesehatan
Ablasi Retina
search
close

Ablasi Retina

Ditinjau oleh 
dr. Fadhli Rizal Makarim
 
undefinedundefined

Pengertian Ablasi Retina

Ablasi retina atau ablasio retina adalah kondisi terlepasnya retina dari jaringan penyokongnya. Retina merupakan lapisan tipis di dalam mata yang kaya akan sel-sel yang peka terhadap cahaya. Selain itu, retina berfungsi memproses cahaya yang ditangkap dan diubah menjadi sinyal listrik kemudian diteruskan oleh saraf optik dan diinterpretasi oleh otak.

Retina disokong oleh lapisan dibawahnya yaitu lapisan koroid yang kaya akan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi untuk retina. Saat retina terlepas dari lapisan ini, maka suplai oksigen pada bagian yang terlepas akan terganggu dan hal ini mempengaruhi penglihatan.

Ablasi retina merupakan kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen apabila tidak segera ditangani. 

Penyebab Ablasi Retina

Terlepasnya retina dari lapisan dibawahnya disebabkan oleh 3 tipe mekanisme yang masing-masing penyebabnya berbeda, yaitu:

1. Rhegmatogenous

Tipe ablasi retina ini merupakan jenis yang paling umum. Mekanisme yang mendasari lepasnya retina yaitu terdapat robekan atau lubang pada retina yang memungkinkan cairan untuk lewat dan terkumpul di bawah lapisan retina, dan membuat retina menjauh dari jaringan di bawahnya. 

Penyebab paling umum dari tipe ini adalah penuaan. Seiring bertambahnya usia, vitreous atau gel yang mengisi bagian dalam mata, mengalami perubahan konsistensi menjadi lebih cair. 

2. Traksional

Tipe ini terjadi ketika terdapat jaringan parut pada retina yang menyebabkan tertariknya retina menjauh dari bagian belakang mata. Tipe ini biasanya terjadi pada pengidap diabetes yang tidak terkontrol. 

3. Eksudatif

Pada tipe ini terjadi penumpukan cairan dibawah retina tanpa disertai adanya robekan atau lubang. Ini terjadi akibat cairan dari pembuluh darah keluar dan terkumpul di bawah retina. Contohnya seperti pada kasus hipertensi, tersumbatnya vena retina sentral, cedera mata, peradangan pembuluh darah (vaskulitis), degenerasi makula, dan tumor.

Faktor Risiko Ablasi Retina

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko ablasi retina, antara lain:

  • Usia, ablasi retina sering terjadi pada usia 50 tahun ke atas.
  • Riwayat pernah mengalami ablasi retina.
  • Riwayat keluarga mengalami ablasi retina.
  • Memiliki miopi atau rabun jauh sangat besar, misalnya minus 10.
  • Riwayat pembedahan di mata, seperti operasi katarak.
  • Adanya riwayat cedera mata serius.
  • Riwayat mengidap penyakit mata lainnya, seperti uveitis atau peradangan pada lapisan tengah mata.

Gejala Ablasi Retina

Gejala dari ablasi retina biasanya terjadi secara tiba-tiba. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari ablasi retina adalah:

  • Fotopsia, melihat kilatan cahaya. Gejala ini biasanya timbul pada awal penyakit.
  • Terdapat bintik hitam yang selalu bergerak atau melayang dalam penglihatan (floater).
  • Lapangan pandang yang menyempit, sebagian penglihatan seperti tertutup tirai abu-abu. Gejala ini berkembang seiring waktu, dan dapat membantu menentukan lokasi retina yang terlepas.

Diagnosis Ablasi Retina

Dokter atau dokter ahli mata vitreo-retina akan menanyakan keluhan gejala secara rinci.  Kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik pada mata, dan melakukan beberapa tes untuk mendeteksi adanya ablasi retina.

1. Pemeriksaan fisik mata

Meliputi pemeriksaan visus mata atau ketajaman penglihatan, pemeriksaan pada luar mata untuk mencari tanda-tanda cedera pada mata, pemeriksaan pada pupil, tekanan bola mata pada kedua mata, dan pemeriksaan lapangan pandang mata.

2. Pemeriksaan retina 

Dokter menggunakan lampu dengan cahaya terang dan lensa khusus untuk memeriksa bagian belakang mata, termasuk retina. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk melihat adanya lubang di retina, robekan, atau terlepasnya lapisan retina.

3. Ultrasonografi (USG) mata

Pemeriksaan ini digunakan bila terjadi perdarahan di dalam mata sehingga sulit untuk melihat retina.

Pengobatan Ablasi Retina

Hampir seluruh pengidap yang mengalami ablasi retina membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki robekan, lubang, atau mengembalikan retina pada posisi normalnya. Beberapa jenis pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki ablasi retina, yaitu:

1. Fotokoagulasi atau operasi laser

Laser akan diarahkan ke retina melalui pupil. Laser akan membuat luka bakar di sekitar robekan retina dan menimbulkan jaringan parut yang dapat menempelkan retina ke lapisan dibawahnya.

2. Cryopexy atau cryotherapy

Cryopexy menggunakan probe pembekuan khusus untuk membekukan jaringan di sekitar robekan retina. Pembekuan yang terjadi membantu retina menempel pada lapisan bawahnya. 

3. Scleral buckle

Prosedur scleral buckle menempatkan gelang lentur pada bola mata untuk menetralkan gaya yang menarik retina dari tempat normalnya. 

4. Pneumatic retinopexy 

Prosedur pneumatic retinopexy  ini menggunakan gas tertentu yang disuntikkan pada ruang vitreous di dalam mata. Gas tersebut akan mendorong robekan retina kembali ke tempatnya. Gas ini akan hilang sendiri secara bertahap. 

Dokter akan meminta mempertahankan posisi kepala selama beberapa hari. Prosedur ini sering dikombinasi dengan operasi laser atau cryopexy.

5. Vitrektomi

Dokter mata akan mengeluarkan cairan vitreous pada retina. Vitreous akan diganti dengan gelembung udara, gas, atau minyak. Gelembung mendorong retina ke posisinya sehingga bisa sembuh dengan baik. Jika gelembung minyak digunakan, dokter mata akan mengeluarkan beberapa bulan kemudian. 

Dengan gelembung udara atau gas, pengidap tidak diperkenankan untuk melakukan perjalanan dengan pesawat terbang, bepergian ke tempat yang tinggi atau menyelam di laut (scuba diving). Hal ini karena perubahan ketinggian bisa menyebabkan gas mengembang sehingga meningkatkan tekanan mata. 

Setelah operasi, penglihatan akan pulih dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan. Namun, mungkin ada beberapa kasus penglihatan tidak pulih sempurna. 

Pada beberapa kasus lainnya, ablasi retina tidak dapat diperbaiki, walaupun dengan terapi bedah. Biasanya pada kasus-kasus yang sudah terdapat jaringan parut luas pada retina. Pada intinya, semakin parah terlepasnya retina, semakin sedikit penglihatan yang akan pulih.

Pencegahan Ablasi Retina

Ablasi retina tidak selamanya dapat dicegah, misalnya ablasi retina yang disebabkan karena proses penuaan. Namun, beberapa upaya di bawah ini dapat mengurangi risiko seseorang agar tidak terjadi ablasi retina sebagai berikut :

  • Memeriksakan kesehatan mata secara rutin, terlebih jika memiliki faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, atau usia tua. 
  • Menggunakan alat pelindung pada mata saat berolahraga agar mengurangi risiko cedera serius pada mata.
  • Segera mengunjungi dokter mata jika muncul floaters, flash atau kilatan cahaya, atau terdapat perubahan apapun pada pandangan.
  • Rutin memeriksakan mata minimal sekali setiap tahun.
  • Pemeriksaan harus dilakukan lebih sering jika mengidap diabetes.
  • Rutin mengontrol kadar gula dan tekanan darah, supaya kondisi pembuluh darah retina tetap sehat.
  • Gunakan pelindung mata ketika berolahraga atau ketika melakukan aktivitas yang berisiko menderai mata. 

Komplikasi Ablasi Retina

Komplikasi dapat terjadi jika melakukan prosedur penanganan tertentu. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu:

  • Terbentuknya kondisi mata katarak, atau hilangnya kejernihan pada lensa mata.
  • Glaukoma, yaitu peningkatan tekanan di mata.
  • Infeksi.
  • Pendarahan ke dalam rongga vitreous.
  • Kehilangan penglihatan.
  • Kehilangan mata, meski prosedur bedah sangat modern. Tapi komplikasi ini jarang terjadi.

Kapan Harus ke Dokter?

Ablasio retina merupakan salah satu kasus gawat darurat di bidang mata, jadi apabila keluarga atau kerabat memiliki gejala-gejala di atas, segera diskusikan ke dokter. Penanganan yang cepat dari ablasio retina dapat menurunkan risiko komplikasi kebutaan permanen yang dapat ditimbulkan. 

Jika terdapat keluhan pada kondisi kesehatan mata, kamu bisa bertanya pada dokter di Halodoc terlebih dulu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Retinal detachment
Healthline. Diakses pada 2021. Retinal Detachment
American Academy Ophthalmology. Diakses pada 2021. Detached Retina
Better Health. Diakses pada 2023. Retinal detachment
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Retinal Detachment

Diperbaharui pada 7 Februari 2023. 

Topik Terkini

Lihat Semua

Artikel Terkait

cek-fakta-bahaya-rhegmatogenous-retinal-detachment-bagi-kesehatan-mata-halodoc
Cek Fakta: Bahaya Rhegmatogenous Retinal Detachment bagi Kesehatan Mata
Ablasi Retina
3 menit
Rutin Periksa Mata Bisa Mencegah Ablasi Retina
Rutin Periksa Mata Bisa Mencegah Ablasi Retina
Ablasi Retina
Siapa Saja yang Berisiko Mengidap Ablasi Retina?
Siapa Saja yang Berisiko Mengidap Ablasi Retina?
Ablasi Retina
Alami Ablasi Retina, Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Alami Ablasi Retina, Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Ablasi Retina
apakah-ablasi-retina-bisa-dicegah-halodoc
Apakah Ablasi Retina Bisa Dicegah?
Ablasi Retina
bagaimana-cara-mengobati-ablasi-retina-halodoc
Bagaimana Cara Mengobati Ablasi Retina?
Ablasi Retina
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp