Apa Itu Vaksin?

DAFTAR ISI
- Apa Itu Vaksin?
- Sejarah Singkat Vaksin
- Manfaat Vaksin
- Jenis Vaksin
- Mekanisme Kerja Vaksin
- Efektivitas Vaksin
- Efek Samping Vaksin
Apa Itu Vaksin?
Vaksin adalah zat yang para ahli rancang untuk melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan penyakit tertentu.
Vaksin mengandung bagian dari virus atau bakteri yang sudah para ahli lemahkan atau mereka matikan, sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi cukup untuk merangsang tubuh membentuk kekebalan.
Dengan begitu, jika suatu saat terpapar penyakit tersebut, tubuh sudah siap melawannya dan mencegah kita jatuh sakit.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksinasi adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungimu dan komunitas dari penyakit menular yang berbahaya, seperti campak, polio, dan influenza.
Vaksin tidak hanya melindungi individu yang divaksin, tetapi juga membantu mencegah penyebaran penyakit ke orang lain, termasuk mereka yang tidak bisa mendapat vaksin karena alasan kesehatan.
Sejarah Singkat Vaksin
Sejarah vaksin bermula pada akhir abad ke-18, ketika Edward Jenner, seorang dokter asal Inggris, menemukan cara melindungi orang dari cacar.
Jenner mengamati bahwa orang yang pernah terinfeksi cowpox (cacar sapi) tampaknya kebal terhadap cacar manusia.
Pada tahun 1796, ia menguji teorinya dengan menyuntikkan cairan dari luka cowpox ke seorang anak. Anak tersebut tidak jatuh sakit meskipun kemudian terpapar virus cacar.
Penemuan ini menjadi awal dari konsep vaksinasi yang kita kenal saat ini.
Penelitian terus berkembang, dan pada abad ke-20, ilmuwan seperti Louis Pasteur mengembangkan vaksin untuk penyakit mematikan lainnya, seperti rabies dan kolera.
Seiring waktu, vaksin telah membantu mengendalikan dan bahkan memberantas penyakit berbahaya, seperti cacar yang secara resmi musnah pada tahun 1980 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hingga kini, vaksin terus menjadi alat penting dalam melindungi kesehatan global dan mencegah wabah penyakit yang mengancam banyak nyawa.
Manfaat Vaksin
Vaksin merupakan salah satu cara paling efektif untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit serius.
Dengan vaksinasi, kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga membantu melindungi orang-orang di sekitar kita, terutama yang rentan terhadap penyakit.
Berikut beberapa manfaat penting yang bisa kamu peroleh dari vaksinasi:
- Melindungi tubuh dari infeksi serius seperti polio, campak, difteri, dan pneumonia, yang bisa menyebabkan komplikasi berat atau kematian.
- Mengurangi penyebaran infeksi dan penyakit.
- Menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity).
- Mengurangi biaya perawatan medis jangka panjang akibat penyakit yang sebenarnya bisa kamu cegah.
- Program vaksinasi berhasil mengurangi, bahkan mengeliminasi, beberapa penyakit yang dulunya sangat mematikan, seperti cacar.
- Meningkatkan angka harapan hidup.
Vaksinasi adalah bentuk investasi kesehatan jangka panjang yang membawa manfaat besar, baik secara individu maupun masyarakat luas.
Jenis Vaksin
Vaksin dirancang untuk melatih sistem kekebalan tubuh melawan berbagai penyakit tanpa membuat kita jatuh sakit.
Berdasarkan cara pembuatannya, ada beberapa jenis vaksin yang memiliki mekanisme kerja berbeda.
Inilah jenis-jenis vaksin yang umum digunakan:
Vaksin Hidup yang Dilemahkan
Vaksin jenis ini mengandung virus atau bakteri yang dilemahkan, sehingga tidak menyebabkan penyakit serius tetapi cukup kuat untuk memicu respons imun.
Contoh: vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR).
Vaksin Inaktif
Mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan, sehingga aman untuk orang dengan sistem imun lemah.
Contoh: vaksin polio suntik dan hepatitis A.
Vaksin Toksoid
Mengandung racun (toksin) yang dilemahkan dari bakteri penyebab penyakit. Vaksin ini melindungi dari dampak racun yang dihasilkan bakteri, bukan bakteri itu sendiri.
Contoh: vaksin tetanus dan difteri.
Vaksin Subunit atau Konjugat
Mengandung potongan kecil dari virus atau bakteri, seperti protein atau gula, untuk memicu kekebalan tanpa membawa seluruh patogen.
Contoh: vaksin HPV dan vaksin PCV untuk pneumonia.
Vaksin mRNA
Menggunakan materi genetik untuk menginstruksikan sel tubuh membuat protein tertentu yang memicu respons imun.
Contoh: vaksin COVID-19 (Pfizer dan Moderna).
Vaksin Vektor Virus
Menggunakan virus yang tidak berbahaya untuk membawa materi genetik virus penyebab penyakit, sehingga tubuh bisa mengenali dan melawannya.
Contoh: vaksin COVID-19 (AstraZeneca dan Johnson & Johnson).
Setiap jenis vaksin dirancang untuk melindungi tubuh dengan cara yang paling aman dan efektif terhadap penyakit tertentu.
Mekanisme Kerja Vaksin
Vaksin membantu melindungi tubuh dari penyakit dengan mengajari sistem imun cara melawan kuman tertentu, tanpa harus sakit terlebih dahulu.
Proses vaksinasi terjadi dalam beberapa langkah:
- Vaksin mengandung versi yang dilemahkan, dimatikan, atau potongan kecil dari virus atau bakteri penyebab penyakit. Ini bisa berupa protein, racun yang dilemahkan, atau bahkan materi genetik.
- Setelah vaksin masuk ke tubuh, sistem imun mengenali zat asing (antigen) dari vaksin sebagai ancaman. Ini memicu tubuh untuk memproduksi antibodi, yaitu protein khusus yang berfungsi melawan kuman tersebut.
- Setelah melawan antigen, sistem imun menyimpan memori tentang kuman tersebut. Jadi, jika tubuh terpapar kuman asli di kemudian hari, sistem imun dapat merespons lebih cepat dan kuat, mencegah infeksi atau mengurangi keparahan penyakit.
- Beberapa vaksin memberikan kekebalan seumur hidup, sementara yang lain mungkin memerlukan dosis lanjutan (booster) untuk memperkuat respons imun.
Dengan cara ini, vaksin memungkinkan tubuh melindungi diri dari penyakit berbahaya tanpa harus mengalami dampak serius dari infeksi.
Inilah yang menjadikan vaksin sebagai salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan melindungi kesehatan masyarakat secara luas.
Efektivitas Vaksin
Vaksin telah terbukti efektif dalam mencegah berbagai penyakit menular melalui berbagai studi ilmiah.
Sebuah penelitian di Brasil menunjukkan bahwa vaksin CoronaVac memiliki efektivitas 50,7 persen dalam mencegah infeksi simptomatik, 83,7 persen dalam mencegah kasus yang memerlukan perawatan medis, dan 100 persen dalam mencegah kasus parah, rawat inap, dan kematian.
Selain itu, studi di Chili yang melibatkan 10,2 juta orang menunjukkan bahwa setelah dosis kedua, vaksin CoronaVac efektif 65,9 persen dalam mencegah penyakit simptomatik, 87,5 persen dalam mencegah rawat inap, 90,3 persen dalam mencegah masuk ICU, dan 86,3 persen dalam mencegah kematian terkait COVID-19.
Data dari Indonesia juga menyatakan bahwa vaksin ini sangat efektif, dengan 94 persen tenaga kesehatan yang divaksinasi terlindungi dari infeksi simptomatik, 96 persen terlindungi dari rawat inap, dan 98 persen terlindungi dari kematian.
Temuan ini menekankan bahwa vaksin tidak hanya mengurangi risiko tertular penyakit, tetapi juga secara signifikan menurunkan kemungkinan mengalami gejala parah, komplikasi serius, atau kematian.
Efek Samping Vaksin
Seperti halnya obat atau prosedur medis lainnya, vaksin dapat menimbulkan efek samping.
Namun, sebagian besar efek samping ini bersifat ringan dan sementara.
Efek samping umum vaksin meliputi:
- Reaksi nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di area suntikan
- Demam ringan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
Dalam kasus yang sangat jarang, seseorang dapat mengalami reaksi alergi serius (anafilaksis) terhadap komponen vaksin.
Oleh karena itu, penerima vaksin disarankan untuk tetap berada di lokasi vaksinasi selama 15 menit setelah penyuntikan untuk memantau kemungkinan reaksi tersebut.
Sebelum disetujui untuk digunakan, vaksin menjalani uji klinis ketat untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Setelah disetujui, keamanan vaksin terus dipantau melalui sistem pelaporan efek samping.
Misalnya, selama bulan pertama program vaksinasi COVID-19 di Amerika Serikat, data menunjukkan profil keamanan yang meyakinkan untuk vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, dengan sebagian besar efek samping bersifat ringan dan sementara.
Jika kamu hendak mendapatkan vaksin, kamu bisa menghubungi dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc, untuk memastikan keamanan dan kondisi tubuhmu.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah dan aman, tanpa harus ke luar rumah.
Selain itu, Halodoc juga menyediakan Layanan Vaksinasi di Rumah lewat fitur Homecare by Halodoc.
Layanan ini akan mendatangkan dokter berpengalaman untuk melakukan prosedur vaksin di rumah atau kantor. Layanan ini pun sudah tersedia untuk area Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga!