halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Cytomegalovirus

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Cytomegalovirus?
  • Penyebab Cytomegalovirus
  • Faktor Risiko Cytomegalovirus
  • Gejala Cytomegalovirus
  • Diagnosis Cytomegalovirus
  • Pengobatan Cytomegalovirus
  • Komplikasi Cytomegalovirus
  • Pencegahan Cytomegalovirus
  • Kapan Harus ke Dokter?

Apa Itu Cytomegalovirus?

Cytomegalovirus (CMV) adalah kelompok virus herpes yang dapat tinggal di tubuh seumur hidup. Kebanyakan orang tidak tahu mereka memiliki CMV karena jarang menimbulkan masalah pada orang sehat.

CMV bisa menjadi kondisi yang perlu mendapat perhatian. Bumil yang mengembangkan infeksi CMV aktif selama kehamilan dapat menularkan virus ke bayinya, yang kemudian mungkin mengalami gejala.

Bagi orang yang sistem kekebalannya lemah, terutama orang yang pernah menjalani transplantasi organ, sel punca, atau sumsum tulang, infeksi CMV bisa berakibat fatal.

Penyebab Cytomegalovirus

CMV terkait dengan virus yang menyebabkan beberapa kondisi, mulai dari cacar air, herpes simpleks dan mononukleosis.  Ketika virus aktif di tubuh, kamu dapat menularkan virus ke orang lain. 

Virus ini menyebar melalui cairan tubuh, termasuk darah, urine, air liur, ASI, air mata, air mani dan cairan vagina.  Cara penularan virus antara lain:

  • Menyentuh mata atau bagian dalam hidung atau mulut, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
  • Kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.
  • ASI dari ibu yang terinfeksi.
  • Transplantasi organ, sumsum tulang atau sel punca atau transfusi darah.
  • Seorang ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus ke bayinya sebelum atau selama kelahiran. Risiko penularan virus ke bayi lebih tinggi jika bumil terinfeksi pertama kali selama kehamilan.

Faktor Risiko Cytomegalovirus

CMV adalah virus umum yang dapat menginfeksi hampir semua orang. Namun terdapat faktor risiko lain untuk infeksi cytomegalovirus, yaitu: 

  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pasien kanker atau mereka yang telah menjalani transplantasi organ biasanya lebih rentan terhadap infeksi CMV.
  • Transplantasi organ. Penerima organ yang berasal dari donor yang terinfeksi CMV berisiko tinggi mengembangkan infeksi. 
  • Kehamilan. Wanita hamil yang terinfeksi CMV dapat menularkan kepada janin yang dapat berujung kepada komplikasi serius. 
  • Usia. Bayi yang baru lahir atau orang tua memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi dan mengalami komplikasi dari CMV. 
  • Kontak dengan anak kecil. Anak-anak di usia yang dini, terutama yang berada di lingkungan daycare, dapat membawa virus dan menularkannya kepada orang dewasa.  

Konsumsi vitamin atau suplemen untuk menambah sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari risiko cytomegalovirus. Mau tahu apa saja vitamin yang ampuh? Ini 5 Rekomendasi dan Jenis Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh. 

Gejala Cytomegalovirus

Dalam beberapa kasus, infeksi pada orang sehat dapat menyebabkan penyakit ringan yang meliputi:

  • Demam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Kelelahan.
  • Pembengkakan kelenjar.
  • Kadang-kadang, CMV dapat menyebabkan mononukleosis atau hepatitis (masalah hati).

Orang dengan sistem kekebalan lemah yang terkena CMV dapat mengalami gejala yang lebih serius yang memengaruhi mata, paru-paru, hati, kerongkongan, lambung, dan usus. Bayi yang lahir dengan CMV dapat mengalami masalah otak, hati, limpa, paru-paru, dan pertumbuhan. 

Masalah kesehatan jangka panjang yang paling umum pada bayi yang lahir dengan infeksi CMV kongenital adalah gangguan pendengaran, yang segera dapat dideteksi setelah lahir atau dapat berkembang di masa kanak-kanak.

Salah satu gejala cytomegalovirus adalah demam. Gunakan obat untuk mengatasi kondisi demam tersebut. Simak rekomendasi selengkapnya mengenai obat demam di artikel berikut, Ini 7 Obat Paracetamol yang Ampuh dan Aman untuk Menurunkan Demam serta Nyeri.

Diagnosis Cytomegalovirus

Tes darah dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi CMV pada orang dewasa yang memiliki gejala. Namun, darah bukanlah cairan terbaik untuk menguji bayi baru lahir dengan dugaan infeksi CMV. Tes air liur atau urine lebih sesuai sebagai pemeriksaan untuk bayi yang baru lahir.

Pengobatan Cytomegalovirus

Obat-obatan lebih diperlukan untuk mengobati infeksi CMV pada orang yang sistem kekebalannya lemah, dan bayi dengan tanda-tanda CMV bawaan. 

Metode pengobatan cytomegalovirus bergantung pada kondisi dan tingkah keparahan infeksi. Berikut adalah pengobatan yang umum dilakukan: 

1. Antiviral

Obat antiviral dapat digunakan untuk mengatasi cytomegalovirus. Dokter akan memberikan obat antiviral seperti ganciclovir dan foscarnet. Terutama pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS atau mereka yang telah menjalani transplantasi organ. 

2. Pengobatan simtomatik

Untuk gejala ringan, pengobatan bisa berfokus pada perawatan simptomatik seperti analgesik, untuk mengatasi nyeri dan demam yang timbul sebagai gejala CMV. 

Untuk bayi dengan tanda-tanda infeksi CMV kongenital saat lahir, obat antivirus, terutama valgansiklovir, dapat memperbaiki pendengaran dan perkembangan anak yang terhambat. Valganciclovir dapat memiliki efek samping yang serius dan hanya diberikan pada bayi dengan tanda-tanda infeksi CMV bawaan. 

3. Terapi imunomodulator

Dalam beberapa kasus, terapi imunomodulator dapat digunakan untuk membantu meningkatkan respons imun pada pasien CMV.

4. Pemantauan

Untuk pasien dengan risiko tinggi, dokter biasanya melakukan pemantauan yang ketat terhadap perkembangan infeksi. 

Komplikasi Cytomegalovirus

Komplikasi infeksi CMV bervariasi, tergantung pada kesehatan secara keseluruhan dan kapan terinfeksi. CMV jarang menyebabkan orang dewasa yang sehat mengalami mononukleosis. Komplikasi langka lainnya untuk orang dewasa yang sehat termasuk masalah dengan sistem pencernaan, hati, otak, dan sistem saraf.

Orang dengan sistem kekebalan lemah dapat mengalami komplikasi infeksi CMV, seperti:

  • Kehilangan penglihatan, akibat radang lapisan penginderaan cahaya mata (retinitis).
  • Masalah sistem pencernaan, termasuk radang usus besar (kolitis), kerongkongan (esophagitis) dan hati (hepatitis).
  • Masalah sistem saraf, termasuk radang otak (ensefalitis).
  • Radang paru-paru.

Bayi yang ibunya pertama kali terinfeksi CMV selama kehamilan lebih mungkin mengalami komplikasi. Komplikasi untuk bayi dapat meliputi:

  • Gangguan pendengaran.
  • Cacat intelektual.
  • Masalah penglihatan.
  • Kejang.
  • Kurang koordinasi.
  • Kelemahan atau masalah menggunakan otot.

Ketahui lebih lagi mengenai komplikasi Cytomegalovirus di artikel berikut, Komplikasi yang Terjadi Akibat Infeksi Cytomegalovirus.

Pencegahan Cytomegalovirus

Menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat merupakan pencegahan terbaik terhadap CMV. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi cytomegalovirus adalah:

1. Rutin mencuci tangan

Gunakan sabun dan air selama 15 hingga 20 detik, terutama ketika:

  • Sebelum, selama proses berlangsung, dan setelah menyiapkan makanan.
  • Sebelum dan sesudah makan.
  • Setelah melakukan kontak langsung dengan orang sakit.
  • Sebelum dan setelah membersihkan atau menyentuh luka.
  • Setelah menggunakan toilet.
  • Sebelum dan setelah membantu anak-anak untuk ke toilet atau mengganti popok.
  • Setelah batuk, bersin, atau membersihkan hidung.
  • Setelah melakukan kontak langsung dengan orang sakit atau binatang.
  • Setelah menyentuh barang-barang berdebu.
  • Saat tangan terlihat kotor.

2. Hindari kontak dengan air mata dan air liur saat mencium anak

Alih-alih mencium seorang anak di bibir, misalnya, ciumlah di dahi. Mencium anak bisa jadi salah satu sumber penularan yang disebabkan oleh air mata dan air liur. Pastikan kamu mengurangi kontak dengan cara tersebut. 

3. Hindari berbagi alat makanan atau minum 

Berbagi gelas dan peralatan dapur dapat menyebabkan penularan CMV. Air liur dapat menempel dan tertinggal pada alat makan yang kamu gunakan. Pastikan kamu memiliki peralatan makan sendiri dan tidak meminjamkannya kepada orang lain untuk menghindari penularan CMV. 

4. Hati-hati dengan barang sekali pakai

Saat membuang popok, tisu, dan barang lain yang telah terkontaminasi cairan tubuh, cucilah tangan dengan bersih sebelum menyentuh wajah. Sebaiknya gunakan tempat pembuangan khusus untuk membuang barang-barang sekali pakai agar tidak memberikan kontaminasi kepada benda lain. 

5. Bersihkan mainan dan meja

Bersihkan semua permukaan yang bersentuhan dengan urine atau air liur anak-anak. Hal ini bertujuan untuk menghindari sumber penyebaran CMV yang mungkin ada di sekitar. 

6. Lakukan seks yang aman

Kenakan kondom selama kontak seksual untuk mencegah penyebaran CMV melalui air mani dan cairan vagina. Jika kamu memiliki imun tubuh yang lemah, kamu dapat mengonsumsi obat antivirus untuk mencegah penyakit CMV. 

Kapan Harus ke Dokter?

Kamu bisa memeriksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu atau gejala tadi. Jika ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, kamu bisa buat janji konsultasi dengan dokter lewat  aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga ya!

Diperbaharui pada 31 Oktober 2024.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Cytomegalovirus (CMV) infection.
National Health Service. Diakses pada 2024. Cytomegalovirus (CMV) infection.
National Institutes of Health (NIH). Diakses pada 2024. Clinical guidelines and research related to the treatment of CMV.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2024. About Cytomegalovirus (CMV).
Halodoc. Diakses 2024. Waktu Tepat untuk Melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp