halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Delirium Tremens

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Delirium Tremens

Delirium tremens adalah gejala paling berat dari penarikan diri dari alkohol. Kondisi ini dimulai sekitar 2- 3 hari setelah seseorang yang bergantung pada alkohol menghentikan kebiasaan minumnya. Gejala delirium tremens bisa berlangsung selama 2-3 hari bahkan dapat bertahan selama seminggu.

Seseorang yang mengalami delirium tremens dapat mengalami perubahan status mental (menjadi sangat kebingungan) dan menjadi sangat hiperaktif. Jika tidak diobati, delirium tremens dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian.

Faktor Risiko Delirium Tremens

Risiko delirium tremens meningkat ketika seseorang rutin mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar. Faktor risiko lainnya meliputi:

  • Kejang karena penarikan alkohol sebelumnya;
  • Riwayat delirium tremens sebelumnya;
  • Penyakit penyerta medis lainnya;
  • Konsumsi alkohol harian yang berat dan berkepanjangan;
  • Detoksifikasi sebelumnya;
  • Keinginan besar akan alkohol;
  • Usia yang lebih tua;
  • Hipokalemia;
  • Trombositopenia;
  • Peningkatan kadar homosistein dalam darah;
  • Adanya lesi struktural otak.

Penyebab Delirium Tremens

Alkohol bersifat depresan karena mampu memperlambat otak dan sistem saraf. Ketika seseorang tiba-tiba berhenti minum setelah lama menggunakan alkohol, otak dan sistem saraf tidak mampu menyesuaikan diri dengan cepat. Pada akhirnya, otak menjadi terlalu terstimulasi.

Penghentian secara tiba-tiba ini menurunkan fungsional dalam neurotransmitter GABA.

Hal ini menyebabkan hilangnya kontrol terhadap hambatan neurotransmitter peka rangsang seperti norepinefrin, glutamat, dan dopamin.

Seseorang yang tiba-tiba berhenti minum juga dapat mengalami lonjakan asam amino yang disebut glutamat sehingga menimbulkan gejala delirium tremens. 

Gejala Delirium Tremens

Pada umumnya gejala delirium tremens timbul 2-4 hari setelah minum terakhir. Namun, beberapa gejala mungkin tidak muncul hingga 10 hari setelah seseorang berhenti minum alkohol. Tanda dan gejala pada delirium tremens meliputi beberapa gejala yaitu:

  • Penarikan alkohol minor;
  • Tremor;
  • Kecemasan;
  • Mual;
  • Muntah;
  • Insomnia.
  • Penarikan alkohol mayor;
  • Halusinasi visual;
  • Halusinasi auditorik;
  • Tremor pada seluruh tubuh;
  • Muntah;
  • Diaforesis;
  • Hipertensi.
  • Penarikan yang menyebabkan kejang;
  • Agitasi, gaduh gelisah;
  • Kebingungan;
  • Disorientasi;
  • Halusinasi;
  • Demam;
  • Hipertensi;
  • Diaforesis;
  • Hiperaktivitas otonom (detak jantung cepat dan tensi sangat tinggi).

Diagnosis Delirium Tremens

Sebelum mendiagnosis delirium tremens, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan terlebih dahulu. Dokter mungkin juga memberikan kuesioner untuk membantu menentukan gejala dan mengukur tingkat keparahan gejala penarikan. Skor 15 atau lebih tinggi dapat berisiko tinggi mengalami delirium tremens.

Analisis cairan otak dan pencitraan bagian otak juga bisa dilakukan untuk menilai seberapa parah dari gejala delirium tremens. Selain itu, beberapa pemeriksaan penunjang berikut ini dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis, antara lain:

  • Pemeriksaan gula darah;
  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui penggunaan obat-obatan tertentu;
  • CT-Scan kepala, untuk melihat ada tidaknya kerusakan otak yang disebabkan oleh alkohol;
  • Pungsi lumbal, untuk melihat cairan otak (cairan serebrospinal, LCS) untuk melihat adanya pengaruh alkohol terhadap kejang atau kondisi lainnya yang terjadi setelah penarikan alkohol.

Dokter juga dapat memeriksa hati, jantung, saraf serta sistem pencernaan untuk mengetahui tingkat kerusakan alkohol pada tubuh. Pengidap delirium tremens mungkin juga mengalami kekurangan vitamin karena pola makan yang tidak sehat.

Komplikasi 

Komplikasi delirium tremens meliputi hal berikut ini:

  • Sedasi yang berlebihan, keinginan untuk tidur berlebihan;
  • Depresi pernapasan dan henti pernapasan;
  • Pneumonitis aspirasi;
  • Aritmia jantung, kondisi detak jantung tidak teratur.

Pengobatan

Delirium tremens tidak bisa diatasi dengan pengobatan rumahan dan perlu ditangani di rumah sakit. Beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Terapi suportif: Komponen penting dari pengobatan sindrom penarikan alkohol dan delirium tremens. Hal ini termasuk menyediakan lingkungan yang tenang, penilaian ulang berkelanjutan, memperhatikan defisit cairan dan elektrolit; dan pengobatan terhadap kecanduan zat lain yang saling berdampingan.
  • Tiamin: Tiamin dapat bermanfaat untuk mencegah kebingungan, ataksia, opthalmoplegia (ensefalopati Wernicke) dan sindrom Wernicke-Korsakoff.
  • Magnesium: sering diberikan pada orang dengan riwayat alkoholik, karena golongan tersebut rentan mengalami kekurangan magnesium. Selain itu magnesium juga dapat mengatasi dari tremor yang berat.
  • Benzodiazepin: Digunakan pada penderita delirium tremens yang parah sehingga membutuhkan sedasi di ICU.

Pengidap delirium tremens mungkin perlu tinggal di rumah sakit setidaknya satu minggu sampai kondisi kesehatan benar-benar stabil.

Setelah itu, pengidapnya perlu mendapatkan pengobatan untuk ketergantungan alkohol.

Terapi perilaku kognitif (CBT) atau kelompok pendukung pemulihan sering dianjurkan dalam perawatan ketergantungan alkohol. 

Pencegahan 

Satu-satunya langkah pencegahan delirium tremens yang paling efektif adalah mencegah konsumsi alkohol secara berlebihan. Berikut beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dementia tremens, yaitu:

  • Bagi yang telah kecanduan alkohol, melakukan konseling ke psikiater atau psikolog dapat membantu untuk mengurangi ketergantungan terhadap alkohol.
  • Bagi yang tidak kecanduan alkohol, dapat mengurangi asupan alkohol. 
  • Selalu memeriksakan keadaan diri secara rutin, mengingat pada pecandu alkohol terdapat banyak masalah yang mengintai pada pecandu alkohol.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila didapati gejala gaduh gelisah, penurunan kesadaran, agitasi, atau bahkan hingga kejang setelah pemberhentian alkohol dalam jangka waktu tertentu pada orang dengan riwayat alkoholik, segera cari bantuan untuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa membuat konsultasi dengan psikiater tepercaya di Halodoc yang tersedia 24 jam. Tenang saja, privasi kamu aman bersama kami.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Delirium Tremens.
Medline Plus. Diakses pada 2022. Delirium Tremens.
American Addiction Centers. Diakses pada 2022. Delirium Tremens: Symptoms, Timeline & Treatment.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp