halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Endometritis

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Endometritis 

Endometritis merupakan kondisi peradangan pada lapisan rahim (endometrium) yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini dapat menyerang wanita dengan faktor risiko tertentu.

Selain itu, endometritis juga dapat menyasar ibu yang baru melahirkan. Kondisi ini dikenal sebagai endometritis postpartum sebagai infeksi yang menyerang endometrium atau saluran genital bagian atas.

Biasanya peradangan akibat endometritis secara umum ini tidak mengancam jiwa.  Tetapi gangguan kesehatan ini penting untuk dirawat sesegera mungkin. Sebab, tanpa penanganan yang tepat, infeksi dan peradangan akibat endometritis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi. Mulai dari komplikasi pada organ reproduksi, masalah kesuburan, dan masalah kesehatan umum lainnya. 

Berita baiknya, infeksi yang menjadi penyebab kondisi ini juga umumnya akan hilang saat diobati oleh dokter dengan antibiotik.

Penyebab Endometritis

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi pada rahim akibat sejumlah faktor berikut: 

  • Infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia dan gonore.
  • Tuberkulosis.
  • Infeksi akibat campuran bakteri vagina normal.

Semua wanita memiliki campuran bakteri yang normal di vagina mereka. Endometritis dapat disebabkan ketika campuran bakteri alami ini berubah setelah peristiwa kehidupan.

Faktor Risiko Endometritis

Wanita berisiko terkena infeksi penyebab endometritis setelah keguguran atau setelah melahirkan. Terutama setelah persalinan vaginal atau operasi caesar. Selain itu, wanita juga lebih berisiko terkena penyakit ini setelah menjalani prosedur medis yang melibatkan kontak pada rahim melalui leher rahim. Hal ini dapat memberikan jalan bagi bakteri untuk masuk. Berikut adalah prosedur medis yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini meliputi:

  • Histeroskopi.
  • Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
  • Pelebaran dan kuretase (pengikisan rahim).

Endometritis dapat terjadi bersamaan dengan kondisi lain di daerah panggul, seperti radang serviks yang disebut servisitis. Kondisi ini mungkin atau tidak menimbulkan gejala.

Gejala Endometritis

Endometritis biasanya menyebabkan gejala berikut:

  • Pembengkakan perut.
  • Perdarahan vagina yang tidak normal.
  • Keputihan yang tidak normal.
  • Sembelit.
  • Ketidaknyamanan saat buang air besar.
  • Demam disertai perasaan sakit secara umum seperti lesu atau kedinginan. 
  • Rasa sakit di panggul, daerah perut bagian bawah, atau daerah dubur. 

Namun, pada endometritis postpartum, gejala utamanya adalah demam yang berkembang hingga 72 jam setelah melahirkan. Tanda-tanda lain dari infeksi postpartum meliputi:

  • Nyeri, nyeri tekan, atau pembengkakan perut atau perut.
  • Panas dingin.
  • Nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seks.
  • Keputihan tidak normal yang memiliki bau busuk atau darah di dalamnya.
  • Perasaan tidak nyaman atau tidak sehat secara umum.
  • Sakit kepala.

Diagnosis Endometritis

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul. Adapun pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter adalah dengan melihat perut, rahim, dan leher rahim. Tujuannya untuk mencari tanda-tanda nyeri dan keluarnya cairan. Selain pemeriksaan fisik dan panggul, tes berikut juga dapat membantu mendiagnosis kondisi tersebut:

  • Kultur atau pengambilan sampel. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel dari serviks. Tujuannya untuk menguji bakteri yang dapat menyebabkan infeksi, seperti klamidia dan gonokokus (bakteri penyebab gonore).
  • Biopsi endometrium. Tindakan medis ini dilakukan dengan mengeluarkan sejumlah kecil jaringan dari lapisan rahim untuk diuji.
  • Prosedur laparoskopi. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat lebih dekat bagian dalam perut atau panggul. 
  • Tes darah. Pemeriksaan atau tes darah juga dapat dilakukan untuk mengukur jumlah sel darah putih (WBC) dan tingkat sedimentasi eritrosit (ESR). Endometritis akan menyebabkan peningkatan jumlah WBC dan ESR.

Pengobatan Endometritis

Pengobatan kondisi ini akan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Jika kondisi ini terjadi setelah melahirkan, maka pengidapnya akan diberikan antibiotik melalui infus dan diminta untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. 

Adapun jenis antibiotik yang akan diresepkan oleh dokter adalah clindamycin,  ampicillin, dan gentamicin. Untuk penggunaannya, dokter dapat meresepkan satu atau kombinasi dari tiga antibiotik tersebut.

Sementara itu, jika endometritis bergejala ringan dan disebabkan oleh kondisi lain, dokter akan memberikan antibiotik oral. Namun, apabila penyebab endometritis adalah penyakit menular seksual, dokter akan meresepkan obat untuk pengidap endometritis dan pasangan seksualnya.  

Komplikasi Endometritis

Tanpa penanganan yang sesuai, pengidap kondisi ini dapat mengalami komplikasi parah akibat infeksi yang semakin parah. Kemungkinan komplikasi yang dapat berkembang meliputi:

  • Infertilitas atau mandul. 
  • Peritonitis panggul, yang merupakan infeksi panggul umum. 
  • Kumpulan nanah atau abses di panggul atau rahim. 

Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan septikemia, yaitu gangguan kesehatan yang terjadi akibat bakteri masuk ke aliran darah dan menyebabkan keracunan. Tanpa penanganan, septikemia dapat menyebabkan sepsis. Sepsis merupakan infeksi parah yang dapat memburuk dengan sangat cepat. Masalah kesehatan ini dapat menyebabkan syok septik yaitu infeksi darah yang luar biasa dan menyebabkan tekanan darah sangat rendah. 

Sementara itu, komplikasi dari endometritis juga dapat berupa endometritis kronis sebagai peradangan berkepanjangan pada endometrium. Pada kondisi ini, kemunculan patogen penyebab infeksi akan menghasilkan infeksi tingkat rendah. Kebanyakan wanita yang mengalami endometritis kronis juga tidak akan memiliki gejala apa pun, atau gejala yang mungkin salah didiagnosis. Namun, para ahli mengklaim bahwa endometritis kronis berkaitan erat dengan infertilitas.

Pencegahan Endometritis

Kamu dapat mengurangi risiko penyakit ini akibat persalinan atau prosedur ginekologi lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan dokter menggunakan peralatan dan teknik steril selama persalinan atau pembedahan. Dokter kemungkinan besar juga akan meresepkan antibiotik untuk dikonsumsi sebagai tindakan pencegahan selama persalinan sesar atau tepat sebelum operasi dimulai.

Sementara itu, seorang wanita dapat membantu mengurangi risiko kondisi ini yang disebabkan oleh IMS dengan:

  • Mempraktekkan seks aman, seperti menggunakan kondom
  • Mendapatkan skrining rutin dan diagnosis dini dugaan IMS, baik pada diri sendiri maupun pasangan.
  • Jika mengidap IMS, pastikan untuk menyelesaikan semua pengobatan yang diresepkan. 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami sejumlah gejala yang berkaitan dengan endometritis, segeralah menghubungi dokter untuk meminta saran medis yang tepat. Jika dirujuk untuk memeriksakan diri, diagnosis dan perawatan yang tepat sedari dini tentunya dapat mengurangi risiko komplikasi dan memaksimalkan pemulihan. 

Kamu bisa tanya dokter terpercaya melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran medis yang dibutuhkan. Dokter tersedia 24 jam yang akan membantu dan menemanimu menyelesaikan masalah kesehatan yang kamu hadapi.

Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2023. Endometritis. 
Medline Plus. Diakses pada 2023. Endometritis. 
WebMD. Diakses pada 2023. What Is Postpartum Endometritis?
Diperbarui pada 28 Juni 2024

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp