halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Fertility Workup

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Fertility Workup

Jika kamu pasangan suami istri berusia di bawah 35 tahun dan sudah berusaha mencoba untuk hamil secara teratur selama lebih dari 12 bulan, sebaiknya pertimbangkan untuk mengunjungi dokter spesialis kesuburan untuk pemeriksaan infertilitas. Pertimbangan tersebut juga berlaku jika kamu berusia di atas 35 tahun, dan telah mencoba untuk hamil secara teratur selama lebih dari enam bulan.

Pemeriksaan kesuburan dasar atau fertility workup adalah langkah pertama untuk mengetahui alasan mengapa pasangan suami istri mengalami kesulitan untuk hamil. Dengan mengetahui masalah potensial, pasangan dan dokter dapat merencanakan solusi yang tepat untuk keberhasilan kehamilan.

Tujuan Cek Fertility Workup

Fertility workout bertujuan untuk meninjau secara menyeluruh riwayat kesehatan kamu dan pasangan. Dokter spesialis kesuburan akan melihat gambarnya umum dan melihat apakah ada indikator penting dalam hidup kamu dan pasangan yang mungkin menjadi pemicu infertilitas atau ketidaksuburan. Hal tersebut termasuk:

  • Kondisi medis di masa lalu atau saat ini.
  • Operasi di masa lalu dan baru-baru ini.
  • Pengujian dan perawatan sebelumnya.
  • Penggunaan obat atau suplemen selama ini.
  • Alergi atau paparan racun.
  • Faktor gaya hidup.
  • Riwayat kesehatan keluarga.

Dalam kebanyakan kasus, riwayat medis pasangan akan mengungkapkan petunjung penting tentang mengapa seseorang sulit untuk hamil. Berdasarkan itu, dokter spesialis kesuburan dapat merencanakan tes diagnostik yang sesuai dan rencana perawatan yang tepat. 

Manfaat Cek Fertility Workup

Dalam hal merencanakan masa depan (kehamilan), yang terbaik adalah melakukan fertility workup lebih cepat daripada nanti atau menundanya. Meskipun kamu dan pasangan belum siap untuk memiliki anak, hasil positif dari fertility workup dapat menenangkan pikiran kamu dan pasangan. Sebab, mengetahui kamu dan pasangan sama-sama dalam kesehatan reproduksi yang baik, akan memberi kamu ketenangan pikiran sampai waktu yang tepat untuk kamu. 

Di sisi lain, jika dokter menemukan hasil tes yang negatif, kamu dan pasangan punya waktu untuk melakukan perubahan gaya hidup. Perlu diketahui, merokok kebiasaan makan yang buruk, dan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kesuburan. Nah, dengan menjalani fertility workup lebih awal, ini akan memberi kamu kesempatan untuk mengatasi masalah tersebut sebelum kamu mulai mencoba untuk hamil.

Kapan Harus Melakukan Fertility Workup?

Fertility workup direkomendasikan pada pasangan suami istri berusia di bawah 35 tahun dan sudah berusaha mencoba untuk hamil secara teratur selama lebih dari 12 bulan. Atau, jika kamu berusia di atas 35 tahun, dan telah mencoba untuk hamil secara teratur selama lebih dari enam bulan.

Prosedur Fertility Workup

Dalam melakukan fertility workup, terdapat rangkaian pemeriksaan yang cukup panjang. Prosedurnya dimulai dari:

1. Uji Cadangan Ovarium

Cadangan ovarium adalah ukuran potensial reproduksi, berapa banyak telur yang tersisa, dan membantu menentukan prognosis untuk sukses dengan perawatan kesuburan. Ada beberapa cara untuk mengevaluasi cadangan ovarium seseorang yang, yang dapat digunakan untuk memprediksi respons terhadap pengobatan kesuburan, serta dapat membantu menentukan metode pengobatan terbaik untuk mencapai keberhasilan. 

Tes tersebut mencakup:

  • Hormon penstimulasi folikel (FSH): Ini adalah hormon yang mendorong perkembangan sel telur. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah untuk memeriksa kadar FSH pada siklus hari 2 atau 3, yang dapat membantu memprediksi bagaimana tubuh akan merespon obat kesuburan.
  • Hormon Anti Mullerian (AMH): Tes darah ini memberikan informasi tentang cadangan ovarium yaitu hormon anti-mullerian (AMH). Ini adalah hormon yang dibuat ovarium, yang tingkatnya berhubungan dengan respon terhadap pengobatan kesuburan.
  • USG: Selama pemeriksaan, dokter dapat menilai cadangan ovarium dengan melakukan USG.
  • Jumlah Folikel Antral (AFC): Terakhir, jumlah folikel antral juga dapat digunakan untuk memprediksi respons terhadap stimulasi ovarium.

2. Pemeriksaan Hormon Utama

Ada beberapa hormon kunci lain yang terlibat dalam reproduksi yang penting untuk diperiksa. Jika ada masalah dengan salah satu hormon yang diidentifikasi selama pemeriksaan, ini dapat membantu dokter spesialis kesuburan menentukan rencana perawatan yang lebih efektif. 

Beberapa hormon tersebut yaitu hormon perangsang tiroid (TSH) dan tiroksin (T4), digunakan untuk menyaring masalah tiroid, yang berkaitan dengan kegagalan kehamilan dan keguguran. Selain itu, prolaktin adalah hormon penting lainnya yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh wanita untuk berovulasi.

Hormon luteinizing (LH) juga berguna untuk mengevaluasi sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau ketidakseimbangan hormon lainnya. Sementara itu, resistensi insulin atau diabetes juga dapat berdampak signifikan pada kesuburan, jadi penting untuk menguji dan mengidentifikasi pasangan yang mungkin berisiko. 

3. Mengidentifikasi Apakah Tubuh Berovulasi

Ovulasi adalah pelepasan sel telur yang matang dari ovarium. Masalah ovulasi sering terjadi dan menyebabkan sekitar 40 persen ketidaksuburan wanita. Selama pemeriksaan kesuburan, dokter dapat menentukan apakah kamu berovulasi menggunakan beberapa strategi berbeda, seperti:

  • Analisis siklus menstruasi: Jika kamu mengalami siklus menstruasi bulanan secara teratur, kemungkinan besar berovulasi. Frekuensi menstruasi seseorang juga dapat menentukan apakah ada penyimpangan yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
  • Tanda dan gejala ovulasi lainnya: Tanda-tanda ovulasi seperti kram, nyeri payudara, dan kembung juga diperiksa. Pengujian ovulasi juga dapat dilakukan dengan memeriksa tingkat progesteron mid-luteal atau dengan melakukan ultrasound untuk melacang perkembangan folikel.

4. Uji Sperma

Sperma yang sehat merupakan bagian penting. Ketidaksuburan pria berkontribusi pada 30 hingga 40 persen pasangan yang berjuang untuk hamil. Selain riwayat kesehatan pria secara menyeluruh, analisis air manis adalah tes utama yang digunakan untuk menilai kesehatan dan kualitas sperma. 

5. Memastikan Rahim Sehat

Rahim adalah “rumah” bagi kehamilan, sehingga penting untuk memastikan bahwa rumah dalam keadaan sehat dan siap untuk implantasi. Jika terdapat masalah struktural atau anatomi, seperti fibroid atau jaringan parut, maka dapat mempengaruhi implantasi. 

Ada beberapa cara untuk mengevaluasi kesehatan rahim selama fertility workout. Yaitu mencakup:

  • Ultrasonografi (USG)
  • Sonohisterogram dan sonogram infus saline.
  • Histeroskopi

6. Menentukan Apakah Tuba Falopi Terbuka

Saluran tuba adalah tempat bertemunya sel telur dan sperma untuk membentuk embrio. Memastikan tabung tuba falopi terbuka merupakan langkah penting dalam pemeriksaan kesuburan.

Untuk menentukan apakah saluran tuba falopi terbuka, histerosalpingogram (HSG) dilakukan, yang melibatkan penyuntikan pewarna ke dalam rahim dan menggunakan X-ray atau fluoroskopi untuk menentukan apakah pewarna tersebut mengalir melalui saluran dan keluar dari satu atau kedua saluran tuba.

Jika satu atau kedua tabung tersumbat, dokter dapat melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mendiagnosis masalah tersebut. Ada beberapa kemungkinan penyebab penyumbatan tuba falopi, antara lain:

  • Klamidia
  • Penyakit radang panggul
  • Kehamilan ektopik
  • Endometriosis
  • Riwayat bedah panggul.

7. Skrining untuk Penyakit Genetik

Ada penyakit genetik tertentu yang dapat kamu atau pasangan bawa dan berpotensi diturunkan kepada keturunan kamu. Skrining penyakit genetik merupakan tes darah sederhana yang menguji tubuh untuk beberapa ratus penyakit berbeda yang dapat ditularkan. Tujuan dari tes ini adalah untuk memberikan informasi kepada pasien tentang risiko reproduksi sebelum mereka hamil, dan untuk mendiskusikan pilihan perawatan.

Tergantung pada hasilnya, dokter spesialis kesuburan dapat merekomendasikan perawatan kesuburan yang lebih maju. Seperti fertilisasi in vitro (IVF) dengan pengujian genetik praimplantasi untuk menyaring penyakit genetik tertentu.

Tempat Melakukan Fertility Workup

Kamu dapat melakukan fertility workup dengan bantuan dokter spesialis kesuburan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Kamu juga bisa membuat janji medis dengan dokter spesialis kesuburan pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Fertility Institute. Diakses pada 2022. Why You Should Get A Fertility Test (Even) Before You’re Ready For Kids
Rise Fertility. Diakses pada 2022. The Complete Fertility Workup
Pregnancy Birth & Baby. Diakses pada 2022. Fertility tests and treatments

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp