
DAFTAR ISI
- Apa Itu Floaters?
- Gejala Floaters
- Penyebab Floaters
- Faktor Risiko Floaters
- Diagnosis Floaters
- Pengobatan dan Efek Samping Floaters
- Pencegahan Floaters
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Floaters?
Floaters adalah bayangan benda kecil seperti titik atau garis yang dapat dilihat “mengambang” dan “melayang-layang” pada lapang area pandang di mata.
Kemunculan bayangan ini bisa mengganggu kemampuan melihat. Namun, floaters sebenarnya umum terjadi dan jarang berbahaya.
Meskipun, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa muncul akibat komplikasi penyakit tertentu.
Pada kondisi yang ringan dan tidak berbahaya, bayangan yang muncul biasanya berjumlah sedikit dan hanya muncul sesekali.
Kondisi ini juga tidak bertambah parah serta tidak mengganggu penglihatan. Secara umum, ukuran bintik dan bayangan yang muncul bisa bervariasi, mulai dari ukuran kecil sampai titik besar atau bentuk benang yang panjang.
Gejala Floaters
Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintik atau bayangan pada penglihatan. Bentuk ini dapat berupa bintik hitam, untaian serupa benang, garis, dan sebagainya.
Pada umumnya, kondisi ini tidak mengakibatkan rasa sakit serta tidak mengganggu penglihatan. Namun, ada beberapa gejala yang sebaiknya diwaspadai dan tidak dianggap sepele.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai adalah adanya pertambahan atau perubahan mendadak floaters, terutama jika disertai nyeri, kilatan cahaya, dan gangguan lapang pandang. Jika terdapat tanda tersebut, sebaiknya segera berdiskusi ke dokter.
Penyebab Floaters
Floaters dapat timbul ketika vitreus (cairan serupa gel yang mengisi bola mata) berkurang, sehingga membentuk untaian kolagen.
Untaian ini menimbulkan bayangan yang ditangkap oleh retina mata sebagai floaters. Dalam banyak kasus, floaters tidak berbahaya dan merupakan akibat dari proses penuaan.
Floaters juga dapat muncul tanpa penyebab yang jelas. Tapi, ada pula masalah serius yang menimbulkan floaters, seperti ablasio retina (retinal detachment), infeksi, peradangan (uveitis), perdarahan, dan luka pada mata.
Floaters juga lebih umum ditemui pada mereka yang pernah menjalani operasi katarak, mengidap diabetes, dan miopia (rabun jauh).
Faktor Risiko Floaters
Kondisi berikut ini membuat risiko untuk mengalami bercak hitam di penglihatan menjadi lebih tinggi:
- Usia di atas 50 tahun.
- Rabun jauh (mata minus).
- Cedera mata.
- Komplikasi dari operasi katarak.
- Retinopati diabetik.
- Penyakit mata.
Diagnosis Floaters
Jika mengalami masalah floaters yang tidak biasa, sangat disarankan untuk menemui dokter spesialis mata.
Jelaskanlah dengan lengkap mengenai gejala dan riwayat penyakit (khususnya, mata) agar memudahkan dokter untuk mendiagnosa.
Jika dokter menemukan gejala yang cukup parah, khususnya yang berkaitan dengan retina (yang biasanya jarang terjadi), dokter akan melakukan beberapa tes, seperti:
1. Tes Fisik
Dokter akan melihat aktifitas retina melalui pupil dan memantau besar kecilnya saat terpapar cahaya.
Jika tidak dapat didiagnosa secara langsung, dokter akan menggunakan cairan tetes mata untuk melebarkan pupil dan memudahkan dokter memeriksa kondisi.
Selain itu, dokter akan menggunakan alat bantu bernama slit lamp bersama dengan pencahayaan yang terang untuk memeriksa bagian dalam mata.
Biasanya setelah melakukan tes dengan bantuan cairan tetes mata atau slit lamp, penglihatan akan merasa buram atau silau untuk beberapa jam.
Disarankan untuk tidak mengemudi atau melakukan aktivitas diluar ruangan hingga rasa silau tersebut mereda.
2. Tes Tonometri
Tes tonometri adalah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata, atau yang disebut tekanan intraokular (TIO).
Tujuan utama dari tes ini adalah untuk mendeteksi dan memantau glaukoma, yaitu penyakit mata yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan berujung pada kebutaan jika tidak ditangani.
Tekanan intraokular yang normal biasanya berada di kisaran 10–21 mmHg (milimeter merkuri). Jika tekanan melebihi batas tersebut, ada risiko kerusakan pada saraf mata yang mengatur penglihatan.
Pengobatan dan Efek Samping Floaters
Floaters biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus karena dapat menghilang dengan sendirinya.
Namun, jika kadar floaters tersebut dirasa sangat mengganggu penglihatan, terdapat beberapa pilihan pengobatan yang biasa disarankan dokter, seperti:
Terapi Laser. Dokter akan mengarahkan sinar laser khusus pada badan kaca (vitreous humour) untuk menghancurkan floaters menjadi partikel yang lebih kecil, sehingga tidak mengganggu penglihatan.
Terapi ini harus dilakukan dengan hati-hati, karena dapat merusak retina jika pengarahan laser tidak tepat.
Vitrektomi
Jika terapi laser tidak banyak membantu, operasi vitrektomi dapat menjadi pilihan bagi pengidap floaters. Operasi ini dilakukan dengan mengangkat badan kaca berikut butiran-butiran kecil yang mengambang dan menggantikannya dengan cairan garam steril.
Sebelum melakukan operasi vitrektomi, disarankan untuk diskusi ke dokter terlebih dahulu guna mengetahui resiko dan efek samping yang terjadi.
Floaters pada umumnya tidak mengakibatkan komplikasi, namun resiko dapat meningkat saat pengidap mengambil langkah operasi vitrektomi, seperti:
- Kerobekan dan pendarahan pada retina
- Ablasio atau terlepasnya retina dari mata
- Katarak
Pencegahan Floaters
Secara umum, tidak ada cara spesifik untuk mencegah floaters (bintik atau bayangan melayang di penglihatan) yang muncul akibat proses penuaan alami.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perubahan pada vitreous, yaitu cairan bening seperti gel yang mengisi bagian dalam bola mata.
Seiring bertambahnya usia, cairan ini mulai mengerut dan menciptakan bayangan kecil di retina yang terlihat seperti bintik, serat, atau sarang laba-laba.
Meski begitu, kamu tetap bisa meminimalkan risikonya dan mencegah perburukan dengan menjaga kesehatan mata dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat kerusakan jaringan mata. Berikut langkah-langkah penting yang bisa dilakukan:
1. Lakukan Pemeriksaan Mata Secara Rutin
Pemeriksaan mata menyeluruh sangat penting untuk mendeteksi dini perubahan pada retina atau vitreous.
- Untuk orang dewasa sehat tanpa keluhan, pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap 1–2 tahun sekali.
- Bagi kamu yang memiliki faktor risiko tinggi seperti diabetes, rabun jauh (miopia tinggi), atau riwayat operasi/cedera mata, pemeriksaan disarankan setahun sekali atau lebih sering sesuai anjuran dokter.
- Pemeriksaan mencakup tes slit-lamp, pemeriksaan retina, dan tonometri untuk mengukur tekanan bola mata.
Dengan deteksi dini, dokter dapat mengenali tanda-tanda awal robekan retina atau perdarahan vitreous, yang kadang menjadi penyebab floaters parah.
2. Kendalikan Penyakit Sistemik yang Mempengaruhi Mata
Beberapa penyakit kronis dapat mempercepat munculnya floaters atau memperburuk kondisinya.
- Diabetes melitus: dapat menyebabkan retinopati diabetik, yaitu kerusakan pembuluh darah retina yang menimbulkan perdarahan kecil dan memicu floaters.
- Hipertensi: tekanan darah tinggi juga dapat merusak pembuluh darah di retina.
Menjaga kadar gula darah dan tekanan darah tetap stabil membantu melindungi retina dan cairan vitreous dari kerusakan.
3. Lindungi Mata dari Paparan Sinar UV
Sinar ultraviolet dari matahari dapat mempercepat penuaan struktur mata, termasuk vitreous dan retina.
- Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV 100 persen saat beraktivitas di luar ruangan.
- Pilih lensa dengan polarized filter untuk mengurangi silau dan menjaga kenyamanan visual.
Perlindungan sederhana ini membantu mengurangi risiko degenerasi retina jangka panjang.
4. Konsumsi Nutrisi yang Menyehatkan Mata
Asupan gizi seimbang berperan besar dalam menjaga elastisitas dan kesehatan jaringan mata.
Beberapa nutrisi penting yang dapat membantu antara lain:
- Vitamin C dan E – antioksidan kuat yang membantu melawan radikal bebas penyebab penuaan jaringan mata.
- Lutein dan zeaxanthin – pigmen alami yang melindungi retina dari cahaya biru dan stres oksidatif (tersedia dalam bayam, kale, brokoli).
- Omega-3 (asam lemak DHA dan EPA) – menjaga kesehatan retina dan fungsi saraf mata (bisa didapat dari ikan salmon, tuna, atau suplemen minyak ikan).
- Zinc dan selenium – mendukung kerja enzim pelindung retina dari kerusakan oksidatif.
Diet kaya buah, sayur, biji-bijian, dan ikan laut dalam terbukti dapat memperlambat proses degeneratif pada mata, termasuk risiko munculnya floaters baru.
5. Hindari Trauma atau Cedera pada Mata
Benturan keras pada kepala atau mata dapat memicu pergeseran cairan vitreous secara mendadak, menyebabkan robekan retina dan kemunculan floaters mendadak.
- Gunakan pelindung mata (goggles) saat berolahraga ekstrem atau bekerja dengan benda tajam dan partikel halus.
- Jika terjadi trauma mata, segera periksakan ke dokter mata meskipun tidak terasa sakit, karena beberapa cedera retina tidak langsung menimbulkan gejala.
6. Hindari Kebiasaan Merokok
Rokok dapat mempercepat degenerasi makula dan mengurangi aliran darah ke retina.
Nikotin dan radikal bebas dalam asap rokok juga mempercepat degradasi kolagen vitreous, sehingga memicu pembentukan floaters lebih cepat.
Berhenti merokok akan memberikan manfaat langsung pada kesehatan mata dan memperlambat proses penuaan visual.
7. Atur Waktu Istirahat untuk Mata
Menatap layar komputer atau ponsel dalam waktu lama dapat meningkatkan kelelahan mata (eye strain).
Walaupun tidak menyebabkan floaters secara langsung, kondisi ini bisa memperburuk persepsi terhadap bintik melayang. Terapkan aturan 20-20-20:
- Setiap 20 menit, istirahatkan mata selama 20 detik.
- Pandang objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter).
Langkah sederhana ini menjaga kelembapan mata dan mengurangi ketegangan pada otot okular.
8. Kenali Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai
Walaupun kebanyakan floaters tidak berbahaya, ada beberapa gejala yang menandakan kondisi darurat mata, seperti:
- Floaters muncul tiba-tiba dalam jumlah banyak.
- Disertai kilatan cahaya (photopsia).
- Penglihatan terasa seperti tertutup tirai hitam.
- Penglihatan menurun mendadak.
Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera periksa ke dokter mata karena bisa menandakan robekan atau lepasnya retina (retinal detachment), kondisi yang memerlukan tindakan segera agar penglihatan tidak hilang permanen.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika keluarga atau kerabat mengalami gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera diskusikan ke dokter. Penanganan yang tepat nyatanya dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan dari kondisi ini.
Kamu bisa menghubungi dokter spesialis mata di Halodoc jika punya pertanyaan lebih lanjut terkait hal ini.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



