halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Gangguan Dismorfik Tubuh

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Gangguan dismorfik tubuh adalah gangguan mental yang menyebabkan pengidapnya tidak dapat berhenti memikirkan kekurangan yang dirasa terdapat dalam fisik maupun penampilan. Biasanya, kekurangan yang dimaksud hanya dirasakan sendiri dan tidak disadari oleh orang lain. 

Pengidap gangguan dismorfik tubuh dapat tidak menyukai salah satu bagian dari tubuh mereka, seperti rambut, bentuk hidung, warna kulit, hingga perut. Kondisi ini bisa menyebabkan tekanan sosial, rasa malu, cemas berlebihan, hingga stres. Hal ini bisa menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari. Pengidap gangguan dismorfik tubuh juga lebih sering menghindari kegiatan sosial.

Gangguan dismorfik tubuh dapat dialami oleh siapa saja, tetapi kondisi ini paling sering dialami oleh usia remaja dan dewasa muda. 

Penyebab Gangguan Dismorfik Tubuh

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan dismorfik tubuh. Namun, adanya faktor genetika atau riwayat keluarga yang mengidap kondisi ini dapat memicu hal serupa pada pengidap gangguan dismorfik tubuh. Selain itu, adanya gangguan ketidakseimbangan pada otak juga bisa memicu kondisi ini. 

Faktor Risiko Gangguan Dismorfik Tubuh

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko body dysmorphic disorder, yaitu:

  • Memiliki anggota keluarga yang mengalami penyakit ini
  • Pernah mengalami kejadian negatif, seperti dirundung semasa kecil/remaja.
  • Tekanan sosial, semisal orang-orang mengharapkan kecantikan tertentu dari seseorang.
  • Terdapat gejala gangguan mental, seperti cemas atau depresi. 

Gejala Gangguan Dismorfik Tubuh

Seseorang kemungkinan mengidap gangguan dismorfik tubuh jika orang tersebut memiliki gejala berikut:

  • Menghabiskan banyak waktu untuk mengamati wajah dan tubuhnya di cermin.
  • Jika terdapat bagian tubuh yang dianggapnya cacat atau tidak simetris, maka ia akan melakukan berbagai upaya untuk menutupi bagian tubuh yang dianggap cacat tersebut.
  • Sering kali bertanya ke orang lain mengenai bagian tubuhnya untuk meyakinkan bahwa memang ada bagian tubuh yang tidak sempurna.
  • Pikiran berlebihan terhadap tubuh membuat pengidapnya mengalami gangguan konsentrasi di sekolah atau pekerjaan.
  • Melakukan operasi plastik atau berdiskusi ke dokter secara berulang-ulang untuk memperbaiki penampilannya.
  • Terus menerus membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
  • Memiliki kecenderungan menjadi perfeksionis.
  • Menghindari kegiatan sosial.
  • Memiliki gangguan pada aktivitas dan kegiatan sehari-hari karena tidak dapat menyingkirkan rasa cemas yang dirasakan akibat kekurangan yang dirasakan.

Diagnosis

Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan tubuh untuk memastikan tidak adanya tanda gangguan kesehatan secara fisik. Jika terlihat adanya gangguan pada mental, dokter bisa memberikan rujukan pada dokter spesialis kesehatan jiwa untuk memastikan kondisi kesehatan pengidapnya. 

Diagnosis biasanya berdasarkan beberapa hal, seperti:

  • Evaluasi psikologis mengenai penilaian terhadap fisik, perasaan, hingga emosi pengidap ketika menggambarkan citra tubuhnya.
  • Riwayat kesehatan menyeluruh, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kondisi sosial, hingga masalah kepribadian.
  • Mengenali munculnya tanda-tanda dari gangguan dismorfik tubuh.

Pengobatan Gangguan Dismorfik Tubuh

Pengobatan dilakukan untuk menurunkan gejala yang sering dialami oleh pengidapnya. Perawatan untuk gangguan dismorfik tubuh mencakup kombinasi terapi perilaku dengan obat-obatan. 

Terapi perilaku kognitif akan berfokus pada beberapa hal, seperti:

  • Membantu pengidap untuk mempelajari reaksi yang sebaiknya dilakukan.
  • Menurunkan pikiran negatif mengenai citra tubuh yang buruk.
  • Mempelajari cara untuk membatasi keinginan untuk melakukan pemeriksaan diri yang sebenarnya tidak diperlukan atau mencari kepastian dari orang lain.
  • Membantu meningkatkan keterlibatan dengan kegiatan sosial.
  • Membuat pola pikir menjadi lebih baik dan positif.

Penggunaan obat-obatan juga bisa dilakukan, seperti dengan meresepkan antidepresan. Selain pengobatan secara medis, pengidapnya juga bisa melakukan perawatan di rumah untuk menurunkan gejala kondisi ini. Seperti misalnya dengan rutin berolahraga untuk membantu melepaskan rasa cemas berlebihan.

Tidak ada salahnya untuk mengenali lebih dalam mengenai gangguan yang kamu alami agar kamu waspada terhadap gejala yang muncul. Dengan begitu, kamu bisa mengatasi kondisi ini dengan lebih baik.

Dukungan keluarga juga sangat diperlukan dalam mengatasi kondisi ini. Ceritakan kondisi kesehatan kamu pada keluarga secara terbuka dan mintalah keluarga untuk membantu pengobatan yang sedang kamu jalani.

Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan dismorfik tubuh cenderung akan berdampak negatif seiring berjalannya waktu. Kondisi ini juga dapat berujung pada depresi atau kecemasan, bahkan pemikiran atau perilaku bunuh diri.

Selain beberapa komplikasi di atas, gangguan ini juga bisa memicu beberapa kondisi berikut:

  • Gangguan pada kulit akibat kebiasaan mencubit kulit.
  • Gangguan makan.
  • Gangguan obsesif kompulsif.
  • Penyalahgunaan zat terlarang.
  • Percaya diri yang rendah.
  • Fobia sosial.
  • Keinginan menyakiti diri sendiri.

Pencegahan Gangguan Dismorfik Tubuh

Untuk melakukan pencegahan terhadap gangguan dismorfik tubuh, pengidapnya bisa diajarkan atau diberikan sosialisasi dan menyakinkan mereka untuk menerima bentuk tubuhnya secara apa adanya. Ia juga harus diyakinkan bahwa tubuhnya sehat, dan diberikan motivasi untuk selalu berpikir positif terhadap bentuk tubuh dan kesehatannya. 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu atau orang terdekat mengalami kondisi ini, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada psikolog atau psikiater di Halodoc yang tersedia 24 jam. Tenang saja, privasi kamu terjamin aman bersama kami. Lebih baik segera konsultasikan sekarang sebelum gejalanya semakin memburuk.

Referensi:
Anxiety and Depression Association of America. Diakses pada 2022. Body Dysmorphic Disorder.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Body Dysmorphic Disorder.
NHS. Diakses pada 2022. Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Body Dysmorphic Disorder.
Diperbarui pada 13 April 2022.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp