halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Hernia Diafragmatika

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Hernia diafragma terjadi ketika satu atau lebih organ perut bergerak ke atas ke dada  melalui cacat (bukaan) di diafragma. Perlu diingat bahwa diafragma merupakan penghalang otot berbentuk kubah antara dada dan rongga perut. Ia memisahkan jantung dan paru-paru dengan organ perut seseorang (lambung, usus, limpa, dan hati).

Kondisi hernia diafragma terbagi ke dalam dua jenis, ada yang bersifat kongenital atau bawaan lahir (CDH) atau didapat di kemudian hari (ADH). Namun, apa pun jenisnya, kondisi ini merupakan keadaan darurat medis dan membutuhkan pembedahan segera sebagai penanganannya.

Penyebab Hernia Diafragmatika 

Hernia diafragma kongenital (CDH) disebabkan oleh perkembangan abnormal diafragma saat janin terbentuk. Cacat pada diafragma janin memungkinkan satu atau lebih organ perut mereka bergerak ke dada dan menempati ruang di mana letak paru-paru seharusnya berada. Akibatnya, paru-paru tidak dapat berkembang dengan baik. Dalam sebagian besar kasus, kondisi ini hanya memengaruhi satu paru-paru.

Sementara itu, hernia diafragmatika yang didapat (ADH) biasanya merupakan hasil dari cedera. Kecelakaan lalu lintas dan jatuh menyebabkan sebagian besar cedera. Selain itu, pembedahan pada perut atau dada juga dapat menyebabkan kerusakan yang tidak disengaja pada diafragma. 

Faktor Risiko Hernia Diafragmatika

Kebanyakan kondisi CDH bersifat idiopatik, artinya ia tidak benar-benar diketahui. Diyakini bahwa kombinasi dari beberapa faktor dapat memicu perkembangan hernia diafragmatika kongenital. Kelainan kromosom dan genetik, paparan lingkungan dan masalah nutrisi semuanya mungkin memiliki peran dalam pembentukan hernia ini. Selain itu hernia diafragmatika kongenital juga diyakini dapat terjadi akibat masalah organ lain. Misalnya seperti perkembangan abnormal jantung, gastrointestinal, atau sistem genitourinari.

Untuk hernia diafragmatika yang didapat (ADH), berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat memicunya: 

  • Luka tumpul akibat kecelakaan lalu lintas.
  • Prosedur bedah di dada atau perut.
  • Jatuh yang berdampak pada daerah diafragma.
  • Luka tusuk.
  • Luka tembak.

Gejala Hernia Diafragmatika

Tingkat keparahan dari gejala hernia diafragma dapat bervariasi, tergantung pada ukuran, penyebab, dan organ yang terlibat. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat terjadi akibat kondisi tersebut, antara lain: 

1. Sulit Bernafas

Gejala sulit bernafas pada hernia diafragmatika bawaan (CDH) biasanya sangat parah. Sebab, gejala ini disebabkan oleh perkembangan paru-paru yang abnormal. Sementara itu, pada hernia diafragmatika yang didapat (ADH) gejala sulit bernafas terjadi akibat paru-paru yang tidak dapat berfungsi dengan baik. 

2. Takipnea (Pernapasan Cepat)

Paru-paru pengidap hernia diafragmatika mungkin mencoba mengkompensasi rendahnya kadar oksigen dalam tubuh dengan bekerja lebih cepat. Akibatnya takipnea atau pernapasan cepat dapat terjadi. 

3. Perubahan Warna Kulit Menjadi Biru

Ketika tubuh pengidap hernia diafragmatika tidak menerima oksigen yang cukup dari paru-paru, hal ini dapat membuat kulit tampak biru (sianosis).

4. Takikardia (Denyut Jantung Cepat)

Jantung mungkin akan memompa lebih cepat dari biasanya untuk mencoba memasok tubuh pengidap hernia diafragmatika dengan darah beroksigen.

Diagnosis Hernia Diafragmatika

Dokter umumnya dapat mendiagnosis hernia diafragmatika kongenital (CDH) sebelum bayi lahir melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Selain itu, peningkatan jumlah cairan ketuban di dalam rahim juga dapat menjadi indikasi awalnya. Setelah lahir, bayi yang mengidap CDH mungkin akan mengalami kelainan berikut selama pemeriksaan fisik:

  • Gerakan dada yang tidak normal. 
  • Sulit bernafas. 
  • Perubahan warna biru pada kulit (sianosis). 
  • Tidak ada suara nafas di satu sisi dada. 
  • Bising usus di dada. 

Selain itu, terdapat beberapa pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis baik CDH maupun ADH, yaitu: 

  • X-Ray. Pemindaian ultrasound (menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar rongga dada dan perut beserta isinya)
  • CT Scan. Memungkinkan untuk melihat langsung organ perut. 
  • Tes Gas Darah Arteri. Dilakukan dengan mengambil darah langsung dari arteri dan menguji kadar oksigen, karbon dioksida, dan keasaman, atau tingkat pH. 
  • MRI. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi organ yang lebih terfokus terutama pada janin. 

Pengobatan Hernia Diafragmatika

Baik hernia diafragmatika kongenital (CDH) dan yang didapat (ADH) biasanya memerlukan pembedahan segera. Pembedahan perlu dilakukan untuk mengeluarkan organ perut dari dada dan menempatkannya kembali ke perut. Nantinya, dokter juga akan memperbaiki diafragma pengidapnya.

Namun, pada hernia diafragma kongenital, tindakan bedah dibutuhkan segera setelah bayi lahir. Sebab, organ-organ pencernaan yang masuk ke rongga dada dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan yang berbahaya bagi bayi. Setelah tindakan operasi, bayi masih membutuhkan bantuan dalam bernafas sampai sistem pernapasan bayi kembali normal dan paru-paru berkembang sempurna.

Komplikasi Hernia Diafragmatika

Baik hernia diafragmatika bawaan (CDH) maupun yang didapat (ADH) keduanya memiliki risiko beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, seperti: 

  • Infeksi paru-paru. 
  • Gangguan paru-paru yang bersifat kronis atau jangka panjang. 
  • Masalah bawaan dan gangguan pertumbuhan pada bayi yang mengidap hernia diafragmatika bawaan (CDH). 

Pencegahan Hernia Diafragmatika

Tidak diketahui pencegahan spesifik untuk mencegah hernia diafragmatika bawaan (CDH). Oleh karena itu, pasangan yang memiliki riwayat hernia diafragmatika disarankan untuk mendapatkan konseling genetik sebelum merencanakan kehamilan. 

Sementara itu, tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hernia diafragmatika yang didapat (ADH) adalah: 

  • Mengemudi dengan aman dan selalu memakai sabuk pengaman.
  • Menghindari aktivitas yang membuat kamu rentan terhadap cedera tumpul yang signifikan pada dada atau perut, seperti olahraga ekstrem.
  • Membatasi alkohol dan menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
  • Berhati-hatilah di sekitar benda tajam, seperti pisau dan gunting.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera datangi Unit Gawat Darurat jika memiliki bayi newborn yang mengalami kesulitan bernapas disertai peningkatan laju jantung. Pembedahan darurat diperlukan segera jika kondisi tersebut disebabkan oleh hernia diafragmatika bawaan (CDH). 

Jika kamu merasakan kesulitan bernapas setelah mengalami kecelakaan atau pembedahan, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter. Sebab, bisa jadi keluhan yang kamu rasakan merupakan gejala hernia diafragmatika yang didapat (ADH). 

Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit dengan dokter spesialis pilihanmu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 

Healthline. Diakses pada 2022. Diaphragmatic Hernia. 
Penn Medicine.org. Diakses pada 2022. Diaphragmatic Hernia. 
Medine Plus. Diakses pada 2022. Diaphragmatic hernia. 
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Congenital Diaphragmatic Hernia. 

Diperbarui pada 26 April 2022.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp