halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Hipokalemia

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Hipokalemia

Hipokalemia terjadi ketika kadar kalium yang beredar dalam darah lebih rendah dari batas normal, yaitu di bawah 2,5 milimol per liter (mmol/L). Normalnya, kadar kalium dalam darah adalah 3,6 hingga 5,2 milimol per liter (mmol/L). 

Kalium adalah salah satu zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.  Hampir semua kalium (98 persen) terdapat di dalam sel tubuh dan sisanya berada pada serum atau peredaran darah. Zat ini berperan sebagai elektrolit yang berfungsi membawa sinyal listrik ke sel-sel tubuh termasuk sel otot dan saraf. Menurunnya jumlah kalium dalam darah tentu dapat berakibat fatal. 

Penyebab Hipokalemia

Kalium dapat hilang atau keluar melalui urine, keringat, atau buang air besar. Asupan kalium yang tidak memadai dan kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan hipokalemia. Namun, sebagian besar penyebab hipokalemia adalah efek samping dari penyakit atau pemakaian obat. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hipokalemia, di antaranya:

  • Pemakaian obat diuretik
  • Kehilangan cairan dari muntah, diare, atau keduanya.
  • Berkeringat berlebihan.
  • Kekurangan atau defisiensi asam folat.
  • Operasi bariatrik atau gastric bypass, yaitu pemotongan sebagian dari lambung atau usus untuk menurunkan berat badan.
  • Penggunaan antibiotik seperti aminoglikosida.
  • Penggunaan obat laksatif berlebihan.
  • Penggunaan obat asma seperti bronkodilator, steroid, atau teofilin.
  • Pengidap gangguan kebiasaan makan, seperti anoreksia dan bulimia.
  • Rendahnya kadar magnesium dalam tubuh.
  • Ketoasidosis diabetik (tingkat tinggi asam yang disebut keton dalam darah)
  • Mengidap  penyakit langka seperti sindrom Cushing, sindrom Gitelman, sindrom Liddle, sindrom Bartter dan sindrom Fanconi. 
  • Pengidap HIV/AIDS.

Faktor Risiko Hipokalemia

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko hipokalemia, seperti:

  • Minum obat tertentu, misalnya obat diuretik yang diketahui menyebabkan kehilangan kalium.
  • Mengidap penyakit berkepanjangan yang menyebabkan muntah atau diare.
  • Mengidap penyakit jantung, sebab hipokalemia ringan dapat menyebabkan irama jantung yang tidak normal. Penting untuk menjaga kadar kalium sekitar 4  milimol per liter pada pengidap gagal jantung kongestif, aritmia, atau riwayat serangan jantung.

Gejala Hipokalemia

Jika hipokalemia hanya bersifat sementara, kamu mungkin tidak akan merasakan gejala apa pun. Gejala mungkin akan mulai muncul saat kalium turun di bawah tingkat tertentu. Tanda-tandanya bisa berupa:

  • Kelemahan, letih, kram otot pada tangan dan kaki yang kadang dapat cukup parah, hingga menyebabkan pengidapnya tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki.
  • Kram perut.
  • Kesemutan atau mati rasa.
  • Konstipasi.
  • Buang air kecil yang banyak atau sering merasa haus.
  • Mual dan muntah.
  • Palpitasi atau detak jantung cepat dan tidak teratur.
  • Pingsan karena tekanan darah yang rendah.
  • Gangguan psikis, seperti depresi, psikosis, delirium, kebingungan, atau halusinasi.

Hipokalemia dapat mempengaruhi ginjal sehingga pengidapnya mungkin juga sering pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Selain itu, pengidap hipokalemia juga sering merasa haus. 

Dalam kasus yang parah, kelemahan otot dapat menyebabkan kelumpuhan dan kemungkinan kegagalan pernapasan.

Jika kamu mengalami gejalanya, Ini Ahli Medis yang Bisa Bantu Pengobatan Hipokalemia.

Diagnosis Hipokalemia

Dokter akan mendiagnosis hipokalemia diawali dengan melakukan wawancara medis lengkap yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang menyeluruh. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah atau tes urine untuk mengetahui kadar kalium dalam darah. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)juga bisa dilakukan untuk melihat adanya gelombang U jika terdapat hipokalemia.

Pencegahan Hipokalemia

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hipokalemia, antara lain:

  • Mengonsumsi makanan tinggi kalium, antara lain pisang, jeruk, stroberi, kiwi, alpukat, dan persik. Konsumsi juga sayuran hijau, jamur, kacang-kacangan, dan tomat.
  • Menghindari penggunaan obat diuretik dan laksatif secara berlebihan atau tanpa pengawasan dokter.
  • Menghindari penggunaan suplemen kalium sendiri tanpa pengawasan dokter.

Komplikasi Hipokalemia

Hipokalemia yang masih dalam tahap ringan sampai sedang umumnya jarang menimbulkan komplikasi dan lebih mudah ditangani. Apabila kondisinya semakin berat, hipokalemia dapat menimbulkan masalah jantung. Pada pengidap penyakit jantung, hipokalemia bisa menyebabkan aritmia jantung dan gagal napas akut akibat kelumpuhan otot yang mengancam nyawa. 

Pengobatan Hipokalemia

Pengobatan hipokalemia harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya, misalnya:

  • Jika akibat penggunaan obat diuretik yang menyebabkan kekurangan cairan berlebih, perubahan dosis obat diuretik mungkin dibutuhkan.
  • Jika akibat muntah atau diare yang memicu kehilangan cairan tubuh, penyebab muntah dan diare tersebut perlu diobati.
  • Jika akibat berkeringat berlebihan, dapat dengan menghindari aktivitas fisik atau kegiatan olahraga yang berlebihan.

Terapi pengganti kalium dapat diberikan pada pengidap baik melalui oral atau intravena. Pada hipokalemia ringan hingga sedang, pengidap dapat diberikan kalium melalui tablet dan cairan dari mulut. Sedangkan pada hipokalemia berat atau parah, pengidap perlu diberi kalium melalui infus intravena. Selain itu, penting untuk memasang alat rekam jantung pada kasus parah untuk memonitor fungsi jantung. Pemberian terapi harus secara perlahan sambil memperhatikan fungsi jantung.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila kamu mengalami tanda dan gejala hipokalemia, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui pertolongan pertama yang tepat. Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. What is Hypokalemia?
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Low potassium (hypokalemia).
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Low Potassium Levels in Your Blood (Hypokalemia).
Healthline. Diakses pada 2022. Hypokalemia.
Medscape. Diakses pada 2022. Hypokalemia.
Diperbarui pada 1 Juli 2024.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp