halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Hipoksia

REVIEWED_BY  dr. Budiyanto, MARS  
undefinedundefined

DAFTAR ISI:

  1. Definisi Hipoksia
  2. Jenis-Jenis Hipoksia
  3. Gejala Hipoksia
  4. Penyebab Hipoksia
  5. Faktor Risiko Hipoksia
  6. Diagnosis Hipoksia
  7. Pengobatan Hipoksia
  8. Komplikasi Hipoksia
  9. Pencegahan Hipoksia
  10. Kapan Harus ke Dokter?

Definisi Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi ketika jaringan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Oksigen sangat penting untuk fungsi sel dan organ, sehingga kekurangan oksigen dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius.

Hipoksia bisa bersifat lokal (hanya mempengaruhi sebagian tubuh) atau sistemik (mempengaruhi seluruh tubuh).

Kondisi ini berbeda dengan hipoksemia, yaitu kondisi rendahnya kadar oksigen dalam darah arteri.

Jenis-Jenis Hipoksia

Terdapat beberapa jenis hipoksia, masing-masing dengan penyebab yang berbeda:

  • Hipoksia Hipoksik: Terjadi ketika tidak ada cukup oksigen yang tersedia di udara atau ketika paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik untuk menyerap oksigen.
  • Hipoksia Anemik: Terjadi ketika darah tidak dapat membawa cukup oksigen ke jaringan, biasanya disebabkan oleh anemia atau kekurangan hemoglobin.
  • Hipoksia Sirkulasi: Terjadi ketika darah tidak dapat bersirkulasi dengan baik ke seluruh tubuh, seringkali disebabkan oleh gagal jantung atau syok.
  • Hipoksia Histotoksik: Terjadi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan oksigen dengan benar, meskipun oksigen tersedia. Hal ini dapat disebabkan oleh keracunan sianida.

Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Penyebab Hipoksia yang Berdampak pada Fungsi Tubuh.

Gejala Hipoksia

Gejala hipoksia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan kecepatan terjadinya. Gejala umum meliputi:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Sakit kepala
  • Kebingungan atau disorientasi
  • Detak jantung cepat
  • Kulit, bibir, dan kuku membiru (sianosis)
  • Batuk
  • Mengi

Menurut WHO, sesak napas yang terjadi tiba-tiba harus segera mendapatkan pertolongan medis.

Penyebab Hipoksia

Hipoksia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Penyakit Paru-paru: Asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, edema paru, dan emboli paru dapat mengganggu kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen.
  • Penyakit Jantung: Gagal jantung kongestif dan penyakit jantung bawaan dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh.
  • Anemia: Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dapat mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen.
  • Ketinggian Tinggi: Udara di ketinggian tinggi mengandung lebih sedikit oksigen.
  • Keracunan: Keracunan karbon monoksida atau sianida dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen.
  • Obat-obatan: Beberapa obat-obatan, seperti opioid, dapat memperlambat pernapasan dan menyebabkan hipoksia.
  • Masalah Pernapasan: Tersedak atau masalah lain yang menghalangi jalan napas.

Faktor Risiko Hipoksia

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipoksia, antara lain:

  • Memiliki penyakit paru-paru atau jantung
  • Merokok
  • Tinggal di dataran tinggi
  • Bekerja di lingkungan dengan kadar oksigen rendah
  • Penggunaan obat-obatan tertentu

Diagnosis Hipoksia

Diagnosis hipoksia biasanya melibatkan:

  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa tanda-tanda vital seperti detak jantung, laju pernapasan, dan saturasi oksigen.
  • Oksimetri Nadi: Alat ini mengukur kadar oksigen dalam darah menggunakan sensor yang ditempatkan di jari.
  • Analisis Gas Darah Arteri (AGDA): Tes ini mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah arteri.
  • Pemeriksaan Tambahan: Rontgen dada, CT scan, atau EKG dapat dilakukan untuk membantu menentukan penyebab hipoksia.

Pengobatan Hipoksia

Pengobatan hipoksia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Terapi Oksigen: Pemberian oksigen tambahan melalui masker, kanula hidung, atau ventilator.
  • Obat-obatan: Bronkodilator untuk membuka saluran udara pada penyakit paru-paru, antibiotik untuk pneumonia, atau diuretik untuk edema paru.
  • Ventilasi Mekanis: Penggunaan ventilator untuk membantu pernapasan pada kasus yang parah.
  • Pengobatan Penyebab yang Mendasari: Mengobati penyakit jantung, anemia, atau kondisi lain yang menyebabkan hipoksia.

Kementerian Kesehatan RI menekankan pentingnya penanganan cepat pada kondisi hipoksia untuk mencegah komplikasi serius.

Komplikasi Hipoksia

Jika tidak diobati, hipoksia dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:

  • Kerusakan otak
  • Gagal jantung
  • Gagal ginjal
  • Kematian

Pencegahan Hipoksia

Beberapa langkah dapat diambil untuk membantu mencegah hipoksia:

  • Berhenti merokok
  • Menghindari paparan polusi udara
  • Mengelola penyakit paru-paru atau jantung dengan baik
  • Berhati-hati saat berada di ketinggian tinggi
  • Memastikan ventilasi yang baik di rumah dan tempat kerja

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala hipoksia, terutama jika:

  • Mengalami sesak napas yang parah
  • Kebingungan atau disorientasi
  • Kulit, bibir, atau kuku membiru

Jika mengalami gejala hipoksia, segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc.

Gunakan layanan Halodoc untuk konsultasi online, beli obat atau melakukan tes lab di rumah dengan layanan Halodoc Homecare.

Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk tanya dokter!

Diperbarui pada 30 Oktober 2025.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Hypoxia.
Verywell Health. Diakses pada 2025. Hypoxia: Types and Overview.
WebMD. Diakses pada 2025. Hypoxia and Hypoxemia.
WebMD. Diakses pada 2025. Hypoxia.

FAQ

1. Apa perbedaan antara hipoksia dan hipoksemia?

Hipoksia adalah kondisi rendahnya oksigen dalam jaringan tubuh, sedangkan hipoksemia adalah kondisi rendahnya oksigen dalam darah arteri. Hipoksemia dapat menyebabkan hipoksia.

2. Bisakah hipoksia disembuhkan?

Tergantung pada penyebabnya.

Hipoksia yang disebabkan oleh kondisi sementara seperti pneumonia mungkin dapat disembuhkan, sedangkan hipoksia yang disebabkan oleh penyakit kronis mungkin memerlukan penanganan jangka panjang.

3. Apakah hipoksia berbahaya?

Ya, hipoksia dapat sangat berbahaya jika tidak diobati, karena dapat menyebabkan kerusakan organ dan kematian.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp