Hormon
DAFTAR ISI
- Hormon estrogen
- Hormon testosteron
- Hormon pertumbuhan
- Hormon insulin
- Hormon Melatonin
- Hormon Kortisol
- Hormon Serotonin
Gangguan Kesehatan yang Disebabkan oleh Hormon
- Polycystic ovarian syndrome (PCOS)
- Disfungsi seksual
- Gangguan tiroid
- Diabetes melitus
- Osteoporosis
- Obesitas
Apa Itu Hormon?
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin untuk mengoordinasikan berbagai fungsi tubuh lalu membawa pesan tersebut ke organ, otot, kulit, dan jaringan tubuh. Sinyal ini yang memberitahu tubuh kamu apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya.
Hormon bekerja pada reseptor yang benar-benar cocok dengannya. Jika tidak cocok, maka tidak ada tindakan apapun yang dihasilkan oleh tubuh.
Fungsi hormon sangat banyak, mulai dari mengatur sistem reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, merespons stres, metabolisme nutrisi, mengatur aktivitas seks, siklus menstruasi, dan lainnya.
Adanya perubahan jumlah hormon, baik itu dalam jumlah besar atau kecil dapat menyebabkan perubahan yang signifikan pada tubuh. Bahkan, pada beberapa kasus bisa menyebabkan kamu mengalami gangguan kesehatan tertentu.
Jenis-Jenis Hormon
Ada beberapa jenis hormon yang mengatur aktivitas dan fungsi tubuh, yaitu:
1. Hormon estrogen
Wanita sangat identik dengan hormon estrogen. Ini karena jumlahnya lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria. Hormon ini diproduksi oleh ovarium.
Estrogen berperan dalam mengatur menstruasi, menopause, reproduksi, serta gairan seks. Hormon ini juga memengaruhi beberapa organ tertentu.
Contohnya, wanita yang sudah melewati masa pubertas akan menunjukkan perubahan pada beberapa organnya, seperti perkembangan payudara, tumbuhnya rambut kemaluan, hingga pelebaran pinggul.
Namun, saat kadar estrogen mulai berkurang, contohnya saat menopause, membuatnya rentan mengalami penurunan gairah seks, masalah tidur, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dan rambut rontok.
2. Hormon testosteron
Hormon testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh testis. Sama halnya dengan estrogen, hormon ini juga diproduksi pada wanita, tapi dengan kadar yang lebih rendah.
Testosteron berperan dalam mempertahankan gairah seks, massa tulang, dan produksi sel darah.
Kekurangan testosteron pada pria bisa menyebabkan rendahnya gairah seks, berkurangnya jumlah sperma, hilangnya massa otot, hingga disfungsi ereksi.
Rendahnya testosteron ini bisa membuat pria merasa tidak percaya diri saat berhubungan seks. Namun, terlalu tinggi testosteron bisa menyebabkan timbulnya jerawat, tingkat agresi yang tinggi, dan mudah tersinggung. Untuk itu, kadarnya harus dijaga agar tetap normal.
3. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan atau growth hormone diproduksi oleh kelenjar pituitari. Hormon ini bertanggungjawab dalam merangsang pertumbuhan, reproduksi, dan regenerasi sel.
Orang dengan gangguan hormon ini dapat mengalami gigantisme. Gigantisme adalah kondisi yang menyebabkan anak tumbuh lebih besar dan tinggi seperti raksasa.
4. Hormon insulin
Insulin adalah hormon yang menjadi fokus utama pada pengidap diabetes. Hormon yang diproduksi di pankreas ini memainkan peran penting dalam pengaturan kadar gula dalam darah.
Kebanyakan pengidap diabetes melitus tipe 2 tidak bisa menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, kadar gula dalam darah tinggi dan menyebabkan diabetes.
Pada diabetes melitus tipe 1, pengidapnya justru tidak mampu menghasilkan insulin sama sekali karena adanya kerusakan pada kelenjar beta pankreas, sehingga pengobatannya harus dilakukan dengan suntikan insulin.
5. Hormon melatonin
Hormon melatonin adalah hormon yang mengatur rasa kantuk dan siklus tidur kamu. Saat tingkat cahaya lebih rendah, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon ini, sehingga lebih mudah tertidur.
Jika sulit tertidur, bisa jadi kamu mengalami masalah dengan produksi hormon melatonin. Adanya paparan cahaya dari layar laptop, TV, dan ponsel bisa menyebabkan kamu sulit tidur, karena hormonnya lebih sedikit dihasilkan.
6. Hormon kortisol
Kortisol disebut juga sebagai hormon stres. Saat kamu sedang mengalami tekanan, maka tubuh akan meresponsnya dengan mengeluarkan hormon ini.
Dalam jumlah yang cukup, hormon ini bisa meredakan stres yang sedang dialami.
Namun, jika kadarnya terlalu tinggi justru bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari kesulitan tidur, masalah berat badan, migrain, kecemasan, hingga gangguan kardiovaskular.
Untuk melawan kortisol yang tinggi ini, pastikan kamu mempelajari cara mengendalikan dan mengatur stres dengan tepat, sehingga risiko tersebut dapat diminimalisir.
Selain kortisol, ada beberapa hormon lainnya yang juga mengatur kesehatan mental. Baca disini: “Ketahui 4 Jenis Hormon yang Mengatur Kesehatan Mental”.
7. Hormon serotonin
Serotonin adalah hormon yang mengatur suasana hati kamu agar lebih baik. Orang dengan kadar serotonin yang rendah rentan mengalami depresi.
Selain itu, serotonin yang rendah juga bisa meningkatkan libido. Hal ini membuat orang yang mentalnya kurang stabil lebih aktif secara seksual. Begitu juga dengan orang yang mengonsumsi antidepresan, karena produksi serotoninnya dihambat.
Gangguan Kesehatan yang Disebabkan oleh Hormon
Kelebihan atau kekurangan hormon bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, di antaranya:
1. Polycystic ovarian syndrome (PCOS)
PCOS disebabkan oleh produksi hormon androgen berlebih di tubuh wanita. Ini menyebabkan gangguan terhadap perkembangan sel telur dan pelepasannya dari ovarium. Kondisi ini menjadi penyebab utama dari infertilitas (ketidaksuburan).
Tidak hanya itu, infertilitas juga sangat mungkin disebabkan oleh beberapa kondisi tertentu: “Jarang Disadari, Ini 4 Penyebab Infertilitas pada Wanita”.
2. Disfungsi Seksual
Hormon memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kesehatan pria yang memengaruhi berat badan, suasana hati, kesuburan, seks, dan masih banyak lagi.
Saat tubuh kelebihan hormon prolaktin, produksi testosteron oleh kelenjar pituitari akan dihambat. Akibatnya, kadar testosteron rendah yang memicu terjadinya disfungsi seksual.
3. Gangguan tiroid
Gangguan tiroid bisa menyebabkan dua kondisi, yaitu:
- Hipertiroid. Penyakit ini menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Gejalanya ditandai dengan penurunan berat badan, sulit tidur, gemetar, mudah berkeringat, gugup, detak jantung lebih cepat.
- Hipotiroid, terjadi ketika kelenjar tiroid tidak mampu menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Kondisinya ditandai dengan kulit kering, rambut rontok, wajah bengkak, kenaikan berat badan yang signifikan, denyut jantung melambat, kelelahan, sembelit, dan depresi.
4. Diabetes melitus
Diabetes adalah gangguan hormon yang sangat sering ditemui. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi hormon insulin atau merespons hormon tersebut secara normal.
Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula dalam darah. Kekurangan hormon insulin ini membuat pengidapnya memiliki kadar gula darah yang tinggi. Pengidapnya akan merasakan tiga gejala utama, seperti sering merasa lapar, haus, dan buang air kecil.
5. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang terjadi akibat kurangnya kepadatan tulang, sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah.
Salah satu penyebab kondisi ini adalah adanya penurunan hormon estrogen pada wanita saat menopause serta penurunan testosteron pada pria seiring bertambahnya usia.
Kurangnya hormon kalsitonin juga menyebabkan osteoporosis.
Hormon ini bekerja merangsang penambahan kalsium ke dalam tulang, sehingga strukturnya lebih padat dan kuat.
6. Obesitas
Ada beberapa hormon yang terlibat dalam obesitas, yaitu hormon insulin, tiroid, ghrelin, estrogen, dan leptin.
Hormon tersebut memberikan sinyal pada tubuh bahwa ia sedang membutuhkan energi.
Tubuh pasti akan meresponsnya dengan rasa lapar, sehingga kamu makan dalam jumlah yang banyak untuk mencukupi energi tersebut.
Namun, kebanyakan makanan tersebut disimpan dalam bentuk lemak, sehingga menyebabkan penambahan berat badan.
Itulah informasi seputar hormon yang bisa kamu pahami. Jika kamu merasa ada yang menjanggal di tubuh dan menunjukkan salah satu gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam endokrin di Halodoc.
Kamu tidak harus ke klinik atau rumah sakit kok, cukup konsultasi dari rumah menggunakan Halodoc. Dokternya selalu sedia 24 jam, serta privasi juga aman dan terjaga. Yuk, konsultasi sekarang!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Hormones.
Medline Plus. Diakses pada 2024. Hormones
News Medical & Life Sciences. Diakses pada 2024. What are Hormones?
Penn Medicine. Diakses pada 2024. Osteoporosis.
Pituitary Foundation. Diakses pada 2024. What are Hormones?
WebMD. Diakses pada 2024. Endocrine Disorders.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan