halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Reproduksi icon

    Kesehatan Reproduksi

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Jantung Berdebar

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Jantung Berdebar?
  2. Penyebab Jantung Berdebar
  3. Faktor Risiko Jantung Berdebar
  4. Gejala Jantung Berdebar
  5. Diagnosis Jantung Berdebar
  6. Apa Kata Riset?
  7. Pengobatan Jantung Berdebar
  8. Komplikasi Jantung Berdebar

Apa Itu Jantung Berdebar?

Jantung berdebar atau dalam istilah medis disebut palpitasi, adalah kondisi ketika seseorang merasakan detak jantung yang lebih cepat, kuat, atau tidak teratur. 

Biasanya, detak jantung yang normal berjalan stabil tanpa disadari, tetapi saat berdebar, detaknya bisa terasa seperti melompat-lompat, berdenyut kencang, atau berdetak lebih keras dari biasanya. 

Sensasi ini dapat dirasakan di dada, tenggorokan, atau leher, dan sering muncul tiba-tiba.

Proses jantung berdebar terjadi karena perubahan impuls listrik yang mengatur irama jantung.

Pada kebanyakan kasus, jantung berdebar bersifat sementara dan tidak berbahaya, tetapi jika disertai gejala lain seperti pusing, sesak napas, atau nyeri dada, segera konsultasikan ke dokter.

Penyebab Jantung Berdebar

Kondisi jantung berdebar tidak selalu disebabkan oleh penyakit jantung. 

Berikut ini beberapa faktor dan kondisi yang dapat menyebabkan jantung berdebar:

1. Gaya hidup

Faktor gaya hidup dapat memicu jantung berdebar, seperti kebiasaan merokok, konsumsi berlebihan minuman berkafein seperti kopi dan teh, kurang tidur, aktivitas fisik berat, atau penyalahgunaan NAPZA seperti amfetamin dan kokain. 

Pola makan tinggi gula dan lemak serta konsumsi alkohol juga dapat memengaruhi ritme jantung.

2. Faktor psikologis

Kondisi emosional seperti stres, kecemasan berlebihan, serangan panik, atau rasa takut yang luar biasa dapat memicu detak jantung yang cepat atau tidak beraturan.

3. Obat-obatan tertentu

Mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat memengaruhi detak jantung, misalnya obat flu yang mengandung phenylephrine, obat asma, antihistamin, antidepresan, atau obat tekanan darah tinggi (antihipertensi).

4. Perubahan hormon

Perubahan hormon pada tubuh sering menyebabkan jantung berdebar, terutama pada wanita selama masa menstruasi, kehamilan, atau menopause.

5. Gangguan irama jantung atau penyakit jantung

Kelainan irama jantung seperti fibrilasi atrium, atrial flutter, takikardia ventrikular, atau takikardia supraventrikular dapat menyebabkan detak jantung menjadi cepat atau tidak teratur.

Selain itu, beberapa kondisi jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, kardiomiopati, atau gangguan pada katup jantung, juga bisa menjadi penyebab jantung berdebar.

6. Penyakit atau kondisi lain

Faktor non-jantung seperti dehidrasi, demam tinggi, hipertiroidisme, anemia, pheochromocytoma, kadar gula darah rendah (hipoglikemia), atau hipotensi ortostatik juga dapat menimbulkan gejala jantung berdebar.

Jika jantung berdebar disertai gejala lain seperti sesak napas atau nyeri dada, sebaiknya segera periksakan pada dokter.

Faktor Risiko Jantung Berdebar

Jantung berdebar bisa terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini. 

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang perlu diketahui:

  • Stres berkepanjangan
  • Gaya hidup tidak sehat
  • Konsumsi kafein berlebihan
  • Penyakit kronis tertentu
  • Obesitas
  • Riwayat keluarga dengan masalah jantung
  • Penggunaan obat tertentu

Gejala Jantung Berdebar

Jantung berdebar ditandai dengan sensasi detak jantung yang kuat, cepat, atau tidak beraturan yang sering muncul tiba-tiba. 

Kondisi ini dapat dirasakan baik saat aktivitas maupun saat beristirahat. Gejala umumnya antara lain:

  • Detak jantung yang cepat atau kuat
  • Jantung terasa berdetak tidak teratur (aritmia)
  • Sensasi berdebar di dada, leher, atau tenggorokan
  • Pusing atau sakit kepala ringan
  • Sesak napas
  • Keringat dingin
  • Kecemasan

Segera cari bantuan profesional medis jika kamu mengalami jantung berdebar secara terus-menerus, beserta gejala lain seperti sesak napas, pusing, atau nyeri dada.

Diagnosis Jantung Berdebar

Untuk mendiagnosis jantung berdebar, dokter akan memulai dengan menanyakan gejala yang terjadi pada pasien, meskipun tidak semua kasus terjadi akibat gangguan jantung. 

Selain itu, dokter akan mengevaluasi gejala tambahan, seperti gangguan tiroid, serta meninjau pola aktivitas fisik, tingkat stres, penggunaan obat, dan riwayat kesehatan pasien.

Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilakukan, meliputi pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, mendengarkan suara jantung dengan stetoskop, dan pemeriksaan kelenjar tiroid. 

Pemeriksaan awal yang umum dokter lakukan adalah elektrokardiografi (EKG), tetapi jika keluhan datang dan pergi, alat pemantau jantung seperti Holter monitor mungkin bisa kamu gunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung selama 24–48 jam.

Jika dokter menduga terdapat gangguan jantung, pasien bisa mendapat rujukan untuk pemeriksaan lanjutan seperti ekokardiografi, elektrofisiologi jantung, MRI jantung, atau angiografi koroner. 

Namun, apabila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan masalah jantung, tes lain seperti darah lengkap, pemeriksaan hormon, tes urine, atau tes kehamilan dapat membantu mencari penyebab lain dari jantung berdebar.

Apa Kata Riset?

Penelitian yang dirilis oleh jurnal American Family Physician telah menyelidiki penyebab palpitasi, dengan fokus pada pembedaan antara penyebab jantung dan non-jantung. 

Riset ini menekankan pentingnya mengidentifikasi penyebab yang mendasari, karena palpitasi yang berkaitan dengan jantung dapat berisiko menyebabkan kematian mendadak. 

Temuan utama menunjukkan bahwa individu dengan riwayat penyakit kardiovaskular, palpitasi yang terjadi saat bekerja, atau yang mengganggu tidur, memiliki risiko lebih tinggi untuk penyebab jantung. 

Gejala seperti iskemia, penyakit jantung koroner, atau tanda-tanda gagal jantung harus memicu evaluasi lebih lanjut menggunakan tes seperti uji stres olahraga atau pencitraan untuk menilai fungsi dan struktur jantung.

Fakta Menarik
1. Jantung berdebar bisa terjadi akibat faktor fisik maupun emosional.
2. Tidak semua kasus jantung berdebar berhubungan dengan gangguan jantung, penyebabnya bisa berasal dari kondisi lain seperti gangguan tiroid atau efek samping obat.

Pengobatan Jantung Berdebar

Pengobatan jantung berdebar akan dokter sesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Jika terjadi akibat kondisi medis tertentu, seperti aritmia, gagal jantung, atau hipertiroidisme, pasien akan mendapat rujukan ke dokter spesialis untuk mendapatkan terapi yang lebih terfokus.

Berikut beberapa langkah pengobatan jantung berdebar berdasarkan penyebabnya:

  1. Pemberian obat-obatan
    Dokter dapat meresepkan obat penghambat beta (beta-blocker) atau antagonis kalsium (calcium channel blocker) untuk membantu mengendalikan detak jantung.
  2. Tindakan medis
    Pada kasus gangguan induksi listrik jantung, prosedur ablasi jantung mungkin dipertimbangkan untuk mengatasi penyebab utama jantung berdebar.
  3. Perubahan gaya hidup
    Pasien dengan kebiasaan tidak sehat, seperti merokok atau konsumsi berlebihan minuman berkafein, akan disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur dan pola makan seimbang.
  4. Penyesuaian obat yang digunakan
    Jika jantung berdebar terjadi akibat efek samping obat tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan dosis atau mengganti obat, tanpa menghentikannya secara tiba-tiba.
  5. Penanganan psikologis
    Jika dipicu oleh stres, serangan panik, atau kecemasan, dokter mungkin merekomendasikan teknik relaksasi, terapi, atau merujuk pasien ke psikolog atau psikiater untuk penanganan lebih lanjut.

Dengan pengobatan yang tepat, keluhan jantung berdebar dapat kamu redakan, sehingga risiko komplikasi lebih lanjut dapat menjadi lebih minimal.

Komplikasi Jantung Berdebar

Jantung berdebar yang tidak mendapat penanganan dengan tepat dapat menyebabkan komplikasi serius, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. 

Beberapa komplikasi yang bisa timbul akibat jantung berdebar antara lain:

  • Gagal jantung
  • Stroke
  • Peningkatan risiko serangan jantung
  • Kerusakan organ akibat gangguan aliran darah
  • Hipotensi atau penurunan tekanan darah yang drastis
  • Pembekuan darah yang dapat menyebabkan emboli
  • Kelemahan fisik atau kelelahan ekstrem

Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi tersebut dan mencegah kondisi semakin memburuk.

Pencegahan Jantung Berdebar

Pencegahan jantung berdebar penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. 

Beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mencegah jantung berdebar antara lain:

  • Menghindari stres berlebihan
  • Menjaga pola makan sehat dan seimbang
  • Berolahraga secara teratur
  • Melakukan relaksasi, seperti yoga
  • Membatasi konsumsi kafein
  • Menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol
  • Mengelola berat badan ideal
  • Istirahat dan tidur yang cukup

Dengan menjaga gaya hidup yang sehat, risiko jantung berdebar dapat kamu kurangi dan kesehatan jantung tetap terjaga.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika:

  • Terjadi secara tiba-tiba dan sering
  • Disertai dengan gejala lain seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, atau pingsan
  • Kamu memiliki riwayat penyakit jantung atau kondisi medis lain

Menurut WHO, detak jantung istirahat normal adalah antara 60 dan 100 denyut per menit. Jika detak jantungmu secara konsisten di atas atau di bawah rentang ini, konsultasikan dengan dokter.

Hubungi Dokter di Halodoc untuk Mendapatkan Saran Pengobatan yang Tepat

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala jantung berdebar yang tidak biasa, sebaiknya hubungi dokter di Halodoc.

Berikut ini rekomendasi dokter yang bisa memberikan informasi lebih dalam terkait berbagai kondisi yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.

Mereka sudah memiliki pengalaman lebih dari 9 tahun dan memiliki rating bagus dari pasien-pasien yang mereka tangani:

1. dr. Ida Bagus Komang Arjawa Sp.JP

Dokter Ida Bagus Komang Arjawa Sp.JP adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada 2014 dan Universitas Sebelas Maret pada 2020.

Saat ini, ia melakukan praktik di Buleleng, Bali dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dengan nomor STR 3311402321153200.

Dengan pengalaman selama 10 sebagai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Ida Bagus Komang Arjawa Sp.JP bisa memberikan konsultasi tentang penyakit jantung dan pembuluh darah di Halodoc. 

Chat dr. Ida Bagus Komang Arjawa Sp.JP mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

2. dr. Prayoga Setiawan Sp.JP, FIHA

Dokter Prayoga Setiawan Sp.JP, FIHA adalah pilihan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lain yang bisa kamu hubungi. Ia merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada 2014 dan 2023.

Saat ini, dr. Prayoga Setiawan Sp.JP, FIHA berpraktik di Denpasar, Bali, dan juga menjadi anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dengan nomor STR 5111402323153197.

Ia memiliki pengalaman selama 10 tahun, sehingga kamu tak perlu ragu lagi untuk bertanya seputar penyakit jantung dan pembuluh darah di Halodoc. 

Chat dr. Prayoga Setiawan Sp.JP, FIHA mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Tunggu apa lagi? Yuk pakai Halodoc sekarang!

Kesimpulan

Jantung berdebar adalah sensasi yang umum terjadi dan seringkali tidak berbahaya.

Namun, jika terjadi berulang atau disertai gejala lain, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Selain itu, terapkan gaya hidup sehat, kelola stres, dan hindari pemicu untuk menjaga kesehatan jantung mu.

Gunakan aplikasi Halodoc untuk konsultasi dengan dokter dan membeli produk kesehatan yang kamu butuhkan.

Diperbarui pada 24 April 2025
Referensi:
National Health Service UK. Diakses pada 2025. Heart Palpitations.
Healthline. Diakses pada 2025. Heart Palpitations.
Randell K, et al. Diakses pada 2025. Palpitations: Evaluation in the Primary Care Setting. 
Verywell Health. Diakses pada 2025. Palpitations. 
Weinstock C, et al. Diakses pada 2025. Evidence-based Approach to Palpitations. 

FAQ

1. Jantung berdebar pertanda apa?

Jantung berdebar bisa menjadi pertanda berbagai kondisi, termasuk stres, kecemasan, efek kafein, kelelahan, atau masalah jantung seperti aritmia. Terkadang, hal ini juga bisa terjadi akibat perubahan hormon.

2. Apa yang harus dilakukan jika jantung berdebar?

Jika jantungmu berdebar:

  • Beristirahatlah dan coba tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
  • Minum air untuk menghidrasi tubuh.
  • Jika jantung berdebar terus menerus atau muncul dengan rasa sakit dada, pusing, atau sesak napas, segera cari bantuan medis.

3. Apa ciri-ciri jantung bermasalah?

Ciri-ciri jantung bermasalah meliputi:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada.
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas.
  • Pusing atau pingsan.
  • Palpitasi atau jantung berdebar.
  • Edema atau pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, atau perut.

4. Apakah asam lambung bisa menyebabkan jantung berdebar?

Ya, asam lambung yang tinggi atau refluks gastroesofagus (GERD) dapat menyebabkan jantung berdebar. 

Kondisi ini bisa merangsang saraf atau menyebabkan rasa tidak nyaman yang salah diinterpretasikan sebagai masalah jantung.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp