
Daftar Isi:
- Apa Itu Kanker Testis?
- Jenis Kanker Testis
- Gejala Kanker Testis
- Penyebab Kanker Testis
- Faktor Risiko Kanker Testis
- Diagnosis Kanker Testis
- Stadium Kanker Testis
- Pengobatan Kanker Testis
- Perawatan Mandiri di Rumah
- Komplikasi Kanker Testis
- Pencegahan Kanker Testis
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Kanker Testis?
Kanker testis adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada testis, organ reproduksi pria yang terletak di dalam skrotum. Kanker ini dapat memengaruhi satu atau kedua testis.
Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh dan berkembang biak di dalam testis. Umumnya, kanker testis menyerang pria di rentang usia 15 hingga 49 tahun.
Testis merupakan organ reproduksi pria yang terletak di dalam skrotum dan bertanggung jawab untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron.
Jenis Kanker Testis
Kanker testis dapat terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan asal selnya, yaitu:
1. Sel germinal (germ cell)
Kanker testis yang paling sering ditemukan berasal dari sel germinal. Jenis kanker ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
Seminoma
Jenis ini cenderung tumbuh dan menyebar lebih lambat daripada nonseminoma, meskipun beberapa seminoma dapat tumbuh sangat cepat.
Seminoma dapat mengeluarkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG) sebagai penanda tumor. Seminoma dibedakan menjadi 2 subtipe, yaitu seminoma klasik dan spermatositik seminoma.
Nonseminoma
Jenis ini sangat bervariasi dalam jenis sel, perkembangan, dan prognosis.
Ada empat jenis utama nonseminoma yang dapat muncul dari satu jenis sel, tetapi paling sering muncul sebagai nonseminoma tipe campuran, dengan lebih dari satu jenis sel:
- Karsinoma embrional, sekitar 40 persen kanker karsinoma embrional berkembang sangat cepat dan agresif. Karsinoma embrional dapat mengeluarkan hormon HCG atau alfa fetoprotein (AFP) sebagai petanda tumor.
- Koriokarsinoma, merupakan bentuk kanker yang sangat jarang, tetapi sangat agresif. Kanker ini dapat mengeluarkan hormon HCG.
- Karsinoma kantung kuning telur (yolk sac carcinoma), jenis kanker yang paling umum pada anak-anak. Kanker ini hampir selalu mengeluarkan hormon AFP yang dapat dideteksi dalam darah.
- Teratoma, yang merupakan kanker yang paling sering muncul sebagai jenis Nonseminoma campuran. Biasanya tumbuh lokal, tetapi dapat menyebar pada kelenjar getah bening yang berdekatan. Teratoma adalah jenis kanker yang resisten terhadap obat-obatan kemoterapi dan sinar radiasi. Jenis ini paling baik diobati dengan pengangkatan testis dengan prosedur pembedahan.
2. Tumor stroma
Sel asal jenis ini berkembang dari jaringan pendukung di sekitar sel germinal testis.
Tumor ini sangat jarang, kurang dari 5 persen kanker testis, bersifat jinak, dan memiliki prognosis yang sangat baik.
Ada dua jenis tumor stroma, yakni:
- Tumor sel Leydig, Sel-sel Leydig berfungsi sebagai produksi hormon testosteron pria.
- Tumor sel Sertoli berasal dari sel Sertoli yang berperan dalam mendukung dan memelihara sperma.
Gejala Kanker Testis
Tanda dan gejala kanker testis meliputi:
- Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis. Benjolan ini mungkin terasa keras atau lunak.
- Rasa berat atau nyeri tumpul di skrotum atau perut bagian bawah.
- Perubahan ukuran atau bentuk testis.
- Nyeri atau rasa tidak nyaman pada testis atau skrotum.
- Penumpukan cairan di skrotum.
- Pembesaran atau nyeri pada payudara (ginekomastia).
- Nyeri punggung bawah.
- Sesak napas atau batuk (jika kanker telah menyebar ke paru-paru).
Penyebab Kanker Testis
Belum diketahui pasti penyebab dari kondisi ini. Kanker testis terjadi ketika sel-sel sehat dalam testis berubah, tumbuh, dan membelah secara teratur.
Sel-sel tersebut terakumulasi membentuk massa dalam testis, sehingga dapat terlihat testis yang membesar. Beberapa penyebabnya yaitu:
1. Kondisi medis
Beberapa kondisi medis tertentu, seperti sindrom Klinefelter (kelainan kromosom), hernia inguinal (tonjolan pada pangkal paha), dan eksposur hormonal yang tidak normal selama perkembangan janin, dapat meningkatkan risiko kondisi ini.
2. Paparan zat kimia beracun
Beberapa zat kimia beracun, seperti polutan lingkungan dan pestisida, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi ini.
Namun, hubungan antara eksposur zat kimia dengan kondisi ini masih dalam penelitian lebih lanjut.
3. Faktor hormonal
Beberapa penelitian juga mengevaluasi peran hormon tertentu dalam perkembangan kanker testis, tetapi kaitannya masih menjadi subjek penelitian lebih lanjut.
Faktor Risiko Kanker Testis
Beberapa faktor risiko kanker testis, meliputi
1. Kriptorkismus atau testis tidak turun
Testis dibentuk di dalam rongga perut pada saat janin dan akan turun kedalam skrotum.
Saat testis tidak turun, dan tetap berada di dalam rongga perut, suhu di dalam rongga perut lebih tinggi dari skrotum, dimana tempat testis seharusnya, sehingga memicu sel-sel testis untuk membelah secara tidak normal.
2. Perkembangan testis yang tidak normal
Kondisi yang menyebabkan perkembangan abnormal dari testis, seperti pada sindrom Klinefelter dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker testis.
3. Riwayat kanker testis dalam keluarga
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini.
Jika ada riwayat keluarga dengan kanker testis, risiko seseorang dapat meningkat.
4. Usia
Kanker testis dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih rentan menyasar remaja atau dewasa muda, sekitar usia 15–45 tahun.
5. Ras
Kondisi ini lebih sering menyasar orang kulit putih ketimbang orang kulit hitam.
6. Infertilitas
Seorang pria dengan infertilitas memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk mengidap kondisi ini.
Diagnosis Kanker Testis
Untuk mendiagnosis kondisi ini dokter akan menanyakan riwayat penyakit secara terperinci dan faktor risiko terkait kanker testis.
Kemudian, dokter akan memeriksa testis dan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menetapkan diagnosis.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu untuk menegakkan diagnosis adalah
1. Laboratorium darah
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hormon tertentu yang sel kanker lepaskan ke dalam darah. Pasalnya, hal ini bisa menjadi petanda tumor (tumor marker).
Petanda tumor tersebut antara lain AFP (Alpha-Fetoprotein), human chorionic gonadotropin (HCG), dan laktat dehidrogenase (LDH).
2. USG Skrotum
Pemeriksaan ini dapat melihat kondisi anatomi testis yang mengalami perubahan bentuk karena kanker.
3. Biopsi
Pemeriksaan biopsi dengan cara mengambil sampel jaringan dari sel testis untuk diperiksa dengan mikroskop.
Biasanya biopsi testis dokter lakukan saat sedang operasi pengangkatan testis atau orkidektomi.
4. Pemeriksaan Lainnya
Pemeriksaan lain termasuk CT Scan, MRI, dan foto rontgen bisa dokter lakukan untuk mencari potensi penyebaran sel kanker di jaringan atau organ lain (metastasis).
Setelah dokter mendiagnosa kanker testis, selanjutnya mereka akan menentukan stadiumnya melalui sistem TNM, yaitu
- T: menentukan ukuran tumor.
- N: menentukan penyebaran atau kelenjar getah bening yang terkena.
- M: menentukan penyebaran kanker ke organ tubuh lain.
Stadium Kanker Testis
Setelah diagnosis kanker testis ditegakkan, dokter akan menentukan stadium kanker. Stadium kanker menunjukkan seberapa jauh kanker telah menyebar.
Stadium kanker testis berkisar dari stadium 0 hingga stadium IV:
- Stadium 0: Sel kanker hanya ditemukan di tubulus seminiferus (tempat sperma diproduksi).
- Stadium I: Kanker hanya ditemukan di testis dan belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lainnya.
- Stadium II: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat testis.
- Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang lebih jauh atau ke organ lain seperti paru-paru.
Pengobatan Kanker Testis
Beberapa jenis pengobatan untuk kanker testis, yaitu:
1. Radical Inguinal Orchiectomy
Prosedur pembedahan untuk mengangkat satu testis melalui sayatan di daerah inguinal.
Prosedur pembedahan ini adalah pengobatan utama untuk hampir semua stadium dan jenis kanker testis.
Setelah pengangkatan testis, dokter akan menyarankan untuk menanam testis prostetik, berisi salin kedalam kantung skrotum.
Pada stadium awal, operasi pengangkatan testis bisa menjadi pilihan pengobatan yang utama. Tindakan ini bisa dokter kombinasikan dengan terapi radiasi atau kemoterapi.
2. Terapi radiasi
Perawatan ini menggunakan sinar radiasi energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi adalah pilihan pengobatan untuk kanker tipe seminoma.
Dokter bisa menyarankannya setelah operasi pengangkatan testis. Fungsinya untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa pada jaringan yang tak dokter angkat.
3. Kemoterapi
Pengobatan dengan obat-obatan kemoterapi untuk membunuh dan menghentikan sel kanker yang aktif membelah.
Pengobatan dengan kemoterapi dalam kasus kanker yang telah metastasis ke organ atau jaringan lain.
Kemoterapi dapat dokter lakukan sebelum atau setelah operasi pengangkatan testis dan kelenjar getah bening. Selain kanker, Catat, Ini 5 Penyakit yang Rentan Menyerang Testis.
Selain itu, Ini 7 Rekomendasi Obat Kanker yang Perlu Diketahui.
Perawatan Mandiri di Rumah
Selain pengobatan medis, ada beberapa langkah perawatan mandiri yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu mengatasi kanker testis:
- Istirahat yang cukup: Istirahat membantu tubuh memulihkan diri setelah pengobatan.
- Makan makanan sehat: Nutrisi yang baik membantu menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh.
- Kelola stres: Stres dapat memperburuk gejala kanker. Cari cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam.
- Berolahraga secara teratur: Olahraga ringan dapat membantu meningkatkan energi dan mengurangi stres. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga.
- Hindari merokok dan alkohol: Merokok dan alkohol dapat memperburuk efek samping pengobatan kanker.
Komplikasi Kanker Testis
Kanker testis dan pengobatannya dapat menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk:
- Infertilitas: Pengangkatan testis atau kemoterapi dapat memengaruhi produksi sperma dan menyebabkan infertilitas.
- Hipogonadisme: Kondisi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon testosteron. Hal ini dapat menyebabkan penurunan libido, disfungsi ereksi, dan kelelahan.
- Efek samping pengobatan: Terapi radiasi dan kemoterapi dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti mual, muntah, rambut rontok, dan kelelahan.
- Kanker sekunder: Pria yang pernah menderita kanker testis memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker lain di kemudian hari.
Kanker Testis atau Kanker Prostat, Mana yang Lebih Bahaya? Cari tahu selengkapnya di Halodoc!
Pencegahan Kanker Testis
Sebenarnya, tidak ada pencegahan yang pasti. Namun, ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan:
1. Lakukan pemeriksaan berkala
Melakukan pemeriksaan testis sendiri secara rutin adalah langkah yang penting.
Fungsinya mendeteksi perubahan atau benjolan yang tidak normal pada testis. Jika kamu menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan dokter.
2. Hindari paparan toksin
Upayakan untuk menghindari paparan terhadap zat-zat kimia beracun, seperti pestisida dan polutan lingkungan, yang dapat meningkatkan risiko kanker testis.
Apabila kamu bekerja di lingkungan yang berisiko, gunakan perlindungan yang sesuai.
3. Kontrol kriptorkidisme
Apabila kamu atau anak memiliki kondisi kriptorkidisme (salah satu atau kedua testis tidak turun ke dalam skrotum), segera konsultasikan dengan dokter. Tujuannya untuk mengurangi risiko kondisi ini.
4. Riwayat keluarga
Jika memiliki riwayat kanker testis dalam keluarga, penting untuk memberi tahu dokter.
Ini dapat memengaruhi pengawasan dan pemantauan terhadap potensinya. Ketahui pula 7 Cara Merawat Fungsi Testis pada Reproduksi Pria.
5. Menerapkan gaya hidup sehat
Memelihara gaya hidup sehat dengan makan makanan seimbang, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker secara umum.
6. Hindari merokok
Merokok adalah faktor risiko potensial untuk mengembangkan kondisi ini. Jika kamu merokok, pertimbangkan untuk berhenti merokok untuk mengurangi risiko kanker testis dan risiko kanker lainnya.
Kapan Harus ke Dokter?
Lakukan pemeriksaan testis secara mandiri supaya kelainan atau masalah bisa terdeteksi secepat mungkin. Terlebih apabila memiliki gejala-gejala seperti di atas.
Segera periksakan ke dokter apabila gejalanya mencurigakan dan tak kunjung membaik. Kanker yang terdiagnosis dini bisa meningkatkan peluang kesembuhan.
Awali dengan konsultasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc. Klik gambar di bawah ini!

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.Yuk, download Halodoc sekarang juga!