
DAFTAR ISI
- Apa Itu Ketamine?
- Manfaat Ketamine
- Apa Kata Riset?
- Dosis Ketamine
- Cara Penggunaan Ketamine
- Perhatian Penggunaan Ketamine
- Efek Samping Ketamine
- Interaksi Ketamine
- Kontraindikasi Ketamine
Apa Itu Ketamine?
Ketamine adalah obat anestesi yang sering digunakan saat prosedur bedah. Cara kerjanya dengan mengganggu transmisi sinyal saraf di otak dan sumsum tulang belakang, sehingga rasa sakit bisa berkurang.
Selain digunakan di ruang operasi, ketamine juga telah menjadi subjek penelitian medis untuk pengobatan gangguan kesehatan mental, seperti depresi berat dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Ketamine tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk injeksi, larutan oral, dan semprotan hidung.
Fakta Unik Tentang Ketamine
Ketamin dikenal sebagai anestesi disosiatif. Artinya, obat ini dapat memisahkan pikiran dari tubuh, sehingga seseorang merasa seolah-olah sedang melayang atau terpisah dari lingkungan sekitar.
Manfaat Ketamine
Berikut fungsi dari ketamine:
1. Sebagai anestesi
Ketamine sering digunakan dalam prosedur medis untuk memberikan anestesi cepat dan efektif.
Obat ini berguna dalam situasi darurat karena dapat diberikan tanpa perlu menggunakan alat pernapasan tambahan.
Kemampuan ketamine untuk menjaga fungsi pernapasan dan kardiovaskular menjadikannya pilihan yang ideal, terutama dalam situasi darurat atau di daerah dengan sumber daya medis yang terbatas.
Untuk informasi lebih dalam, simak Apa itu Anestesi? Manfaat, Prosedur & Efek Sampingnya berikut ini.
2. Manajemen nyeri kronis
Ketamine efektif dalam mengatasi nyeri kronis, termasuk nyeri neuropatik yang sulit diobati dengan obat lain. Obat ini bekerja dengan memblok reseptor NMDA, yang terlibat dalam amplifikasi nyeri kronis.
NMDA adalah jenis reseptor yang sangat penting dalam sistem saraf pusat. Reseptor punya peranan yang krusial dalam berbagai fungsi otak, termasuk pembelajaran, memori, dan plastisitas sinaptik (kemampuan otak untuk berubah dan beradaptasi).
Ketamine sering digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien dengan nyeri yang tidak merespons pengobatan standar, seperti pasien kanker atau pengidap fibromyalgia.
3. Pengobatan depresi
Dalam dosis rendah, ketamine menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk pengobatan depresi berat, terutama pada pasien yang tidak merespons pengobatan konvensional.
Efek antidepresan ketamine biasanya cepat, bisa dalam hitungan jam, dibandingkan dengan obat antidepresan tradisional yang memerlukan waktu berminggu-minggu.
Ketamine juga membantu mengurangi ide bunuh diri dalam kasus depresi akut, sehingga memberikan peluang untuk intervensi lebih lanjut.
4. Mengatasi PTSD
Obat ini juga membantu mengurangi gejala PTSD dengan memodulasi fungsi otak tertentu yang terlibat dalam respons stres.
Ketamine membantu memutus pola pikir yang berulang dan memperbaiki respons emosional terhadap trauma.
Hal ini memungkinkan pasien untuk mengolah pengalaman traumatis dengan lebih baik. Supaya lebih aware, simak informasi tentang PTSD – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatan.
5. Penanganan status epileptikus
Dalam beberapa kasus status epileptikus, ketamine bisa membantu apabila pengidapnya tidak merespons obat-obatan lini pertama.
Obat ini bekerja dengan menstabilkan aktivitas listrik di otak dan memberikan waktu tambahan untuk pengobatan lain bekerja.
Meskipun bukan pilihan utama, ketamine menjadi penyelamat dalam kasus-kasus yang sulit diobati.
6. Manfaat lain yang sedang diteliti
Ketamine juga sedang diteliti untuk potensi manfaatnya dalam pengobatan gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan kecanduan.
Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal, hasil awal menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk memperluas penggunaan ketamine di bidang psikiatri.
Apa Kata Riset?
Ketamin, yang awalnya dikenal sebagai obat bius, telah ditemukan memiliki efek antidepresan yang sangat cepat.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Discover mental health, menunjukkan bahwa pemberian ketamin melalui infus intravena dapat dengan cepat mengurangi gejala depresi pada pasien dengan gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar.
Salah satu bentuk ketamin, yaitu esketamine, telah disetujui oleh Food and Drugs Administration (FDA) sebagai obat tambahan untuk pengobatan depresi yang resistan terhadap pengobatan lain.
Meskipun memiliki efek samping seperti disosiasi (terputusnya kesadaran), ketamin dianggap sebagai pilihan pengobatan yang menjanjikan untuk mengatasi depresi yang resistan terhadap pengobatan konvensional.
Namun, masih butuh penelitian lebih lanjut mengenai ketamin dapat membantu memahami lebih dalam tentang mekanisme terjadinya depresi dan mengembangkan obat-obatan antidepresan yang lebih efektif di masa depan.
Dosis Ketamine
Dosis ketamine bervariasi tergantung pada tujuan penggunaannya. Berikut adalah dosis ketamine secara umum:
1. Sebagai Anestesi
Dewasa
- Injeksi Intravena (IV): Dosis induksi berkisar antara 1–4,5 mg/kg berat badan (BB). Dosis rata-rata yang umum digunakan adalah 2 mg/kg BB.
- Injeksi Intramuskular (IM): Dosis berkisar antara 6,5–13 mg/kg BB, menghasilkan anestesi dalam waktu 3–4 menit setelah injeksi.
Anak-anak
- Injeksi IM: Dosis berkisar antara 9–13 mg/kg BB, biasanya menghasilkan anestesi dalam waktu 3–4 menit setelah injeksi.
2. Manajemen Nyeri
Dewasa
- Dosis Rendah Intravena (IV): Ketamin dalam dosis subanestesi (0,15–0,5 mg/kg BB) telah digunakan untuk manajemen nyeri akut dan kronis. Dosis di atas 0,3 mg/kg BB dapat menyebabkan efek samping psikoaktif.
Anak-anak
- Dosis Oral: Dosis awal yang direkomendasikan adalah 0,2–0,5 mg/kg BB per dosis, diberikan dua hingga tiga kali sehari, dengan maksimum 50 mg per dosis.
3. Pengobatan Depresi
Infus Intravena (IV): Dosis umum yang digunakan dalam penelitian adalah 0,5 mg/kg BB, diberikan selama 40 menit. Namun, protokol dosis dapat bervariasi, dan penggunaan ketamin untuk depresi harus dilakukan di bawah pengawasan medis yang ketat.
Cara Penggunaan Ketamine
Ketamine dapat diberikan melalui berbagai cara berikut ini:
- Melalui injeksi ke otot (intramuskular) atau pembuluh darah (intravena).
- Untuk pengobatan gangguan mental seperti depresi berat, ketamine sering digunakan dalam bentuk esketamine, turunan ketamine, yang diberikan melalui semprotan hidung.
- Larutan oral sebagai alternatif untuk pasien tertentu.
Penggunaan ketamine memerlukan pengawasan ketat dari tenaga medis, terutama dalam pengobatan gangguan mental. Hal ini untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Perhatian Penggunaan Ketamine
Meskipun ketamine memiliki banyak manfaat, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan:
1. Pengawasan medis yang ketat
Ketamine hanya boleh digunakan di bawah pengawasan tenaga kesehatan yang terlatih. Pengawasan diperlukan untuk memantau tanda vital pasien selama dan setelah pemberian obat.
Tujuannya untuk memeriksa apakah ada potensi efek samping yang serius, seperti gangguan pernapasan atau tekanan darah tinggi.
2. Pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat
Obat ini punya potensi disalahgunakan sebagai obat rekreasional karena efek halusinogeniknya.
Obat rekreasi adalah segala jenis zat atau obat yang digunakan bukan untuk tujuan medis, melainkan untuk mendapatkan efek psikoaktif tertentu yang dianggap menyenangkan atau mengubah kesadaran
Oleh karena itu, pasien dengan riwayat penyalahgunaan narkoba atau alkohol harus dipantau dengan ketat jika diberi pengobatan ini.
3. Kondisi medis tertentu
Ketamine dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol harus menghindari obat ini.
Pasien dengan riwayat gangguan irama jantung atau penyakit jantung koroner juga harus menggunakan ketamine dengan hati-hati.
Karena metabolisme ketamine berlangsung di hati, pasien dengan gangguan fungsi hati dapat mengalami peningkatan risiko toksisitas.
4. Populasi rentan
Penggunaan pada anak-anak dan lansia juga harus diperhatikan. Dosisnya harus disesuaikan dan dipantau secara lebih intensif.
Penggunaan ketamine pada ibu hamil hanya boleh jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Ini karena data tentang keamanannya selama kehamilan masih terbatas.
5. Penggunaan jangka panjang
Penggunaan ketamine dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti cystitis ketamine, gangguan kognitif, dan risiko ketergantungan.
Efek Samping Ketamine
Seperti obat lainnya, ketamine dapat menyebabkan efek samping, termasuk:
1. Efek samping umum:
- Pusing
- Mual dan muntah
- Tekanan darah meningkat
- Detak jantung cepat
2. Efek samping serius:
- Halusinasi atau disorientasi
- Gangguan pernapasan
- Reaksi alergi serius (anafilaksis)
3. Efek jangka panjang
Penggunaan ketamine dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kognitif dan masalah kandung kemih.
Interaksi Ketamine
Ketamine dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, sehingga penggunaannya harus diperhatikan. Berikut obat-obatan yang bisa berinteraksi dengan ketamine:
- Penggunaan bersama benzodiazepin atau alkohol dapat meningkatkan risiko depresi pernapasan.
- Ketamine dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang menggunakan obat antihipertensi.
- Kombinasi dengan antidepresan atau antipsikotik memerlukan pengawasan medis ketat.
Kontraindikasi Ketamine
Ketamine tidak boleh digunakan pada pasien dengan kondisi berikut:
- Pasien dengan riwayat alergi terhadap ketamine.
- Pengidap hipertensi yang tidak terkontrol karena ketamine dapat meningkatkan tekanan darah.
- Ketamine dapat memengaruhi fungsi jantung, sehingga penggunaannya pada pasien dengan kondisi kardiovaskular berat tidak dianjurkan.
Itulah penjelasan seputar ketamine yang perlu kamu ketahui. Jika ingin mengetahui informasi lebih dalam tentang obat ini, hubungi dokter spesialis anestesi di Halodoc saja. .
Mereka bisa memberikan informasi yang tepat. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!


