halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Ketoasidosis Diabetik

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi serius diabetes yang terjadi ketika tubuh memproduksi asam darah tingkat tinggi yang disebut keton. Kondisi ini berkembang ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin. 

Insulin biasanya memainkan peran kunci dalam membantu gula (glukosa) yang merupakan sumber energi utama untuk otot dan jaringan lain memasuki sel tubuh. Tanpa insulin yang cukup, tubuh mulai memecah lemak sebagai bahan bakar. 

Proses ini menghasilkan penumpukan asam dalam aliran darah yang disebut keton, yang akhirnya menyebabkan penyakit ini jika tidak segera diobati. Pengidap diabetes atau mereka yang berisiko terkena diabetes, perlu mewaspadai kondisi ini. Komplikasi ini umum dijumpai pada pengidap diabetes tipe 1, dan cukup jarang ditemui pada kasus diabetes tipe 2.

Penyebab Ketoasidosis Diabetik

Gula adalah sumber energi utama untuk sel-sel yang membentuk otot dan jaringan lain. Biasanya, insulin membantu gula memasuki sel tubuh. Tanpa insulin yang cukup, tubuh tidak dapat menggunakan gula dengan benar sebagai energi. 

Ini mendorong pelepasan hormon yang memecah lemak sebagai bahan bakar, yang menghasilkan asam yang dikenal sebagai keton. Kelebihan keton ini akan menumpuk dalam darah dan akhirnya “tumpah” ke dalam urine.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:

1. Mengidap Penyakit Tertentu

Infeksi atau penyakit lain dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak hormon tertentu, seperti adrenalin atau kortisol. Sayangnya, hormon-hormon ini melawan efek insulin yang terkadang memicu episode ketoasidosis diabetik. Pneumonia dan infeksi saluran kemih adalah penyebab umum kondisi ini.

2. Masalah dengan Terapi Insulin

Perawatan insulin yang terlewat atau terapi insulin yang tidak memadai atau pompa insulin yang tidak berfungsi dapat membuat kamu kekurangan insulin dalam sehingga memicu ketoasidosis diabetik.

Kemungkinan penyebab lain termasuk:

  • Trauma fisik atau emosional.
  • Serangan jantung atau stroke.
  • Pankreatitis.
  • Kehamilan.
  • Penyalahgunaan alkohol atau narkoba, terutama kokain.
  • Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan beberapa diuretik.

 

Faktor Risiko Ketoasidosis Diabetik

Seseorang berisiko mengalami gejala ini jika berada pada kondisi:

  • Memiliki diabetes tipe 1.
  • Sering melewatkan dosis insulin.
  • Pada kondisi yang jarang terjadi, kondisi ini dapat terjadi jika kamu memiliki diabetes tipe 2. Dalam beberapa kasus, gejala ini mungkin merupakan tanda pertama bahwa kamu mengidap diabetes.

 

Gejala Ketoasidosis Diabetik

Beberapa gejala ketoasidosis diabetik, antara lain:

  • Frekuensi buang air kecil meningkat.

  • Merasa haus terus-menerus.

  • Kelelahan.

  • Napas berbau pembersih kutek (aseton).

  • Mual dan muntah.

  • Nyeri perut.

  • Napas cepat dan dalam.

  • Linglung, penurunan kesadaran, hingga koma.

  • Dehidrasi akibat frekuensi buang air kecil yang meningkat.

  • Gangguan keseimbangan elektrolit yang berfungsi untuk sel jantung, otot, dan saraf.

 

Diagnosis Ketoasidosis Diabetik

Untuk mendiagnosis ketoasidosis diabetik, dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti:

  • Pemeriksaan Darah 

Untuk mengetahui kadar gula darah, kadar keton, tingkat keasaman darah (analisis gas darah), dan elektrolit darah.

  • Pemeriksaan Urine 

Untuk melihat kadar keton urine dan kemungkinan infeksi saluran kemih.

  • Rontgen Dada 

Untuk melihat kemungkinan pneumonia.

  • Pemeriksaan dengan Alat Elektrokardiografi (EKG) 

Untuk merekam aktivitas listrik jantung.

Pengobatan Ketoasidosis Diabetik

Penanganan ketoasidosis diabetik harus dilakukan di rumah sakit. Pengobatan yang umum diberikan dokter, antara lain:

  • Pemberian cairan infus untuk mengatasi dehidrasi.

  • Pemberian hormon langsung melalui infus.

  • Pemberian elektrolit tertentu, seperti kalium, natrium, dan klorida.

  • Pemberian obat-obatan lain sesuai dengan penyakit penyertanya.

 

Komplikasi Ketoasidosis Diabetik

Komplikasi yang dapat terjadi akibat dari pengobatan ketoasidosis diabetik adalah:

  • Gula Darah Rendah (Hipoglikemia)

Insulin memungkinkan gula masuk ke sel, menyebabkan kadar gula darah turun. Jika kadar gula darah turun terlalu cepat, kamu bisa mengembangkan kondisi gula darah rendah.

  • Kalium Rendah (Hipokalemia)

Cairan dan insulin yang digunakan untuk mengobati ketoasidosis diabetik dapat menyebabkan kadar kalium turun terlalu rendah. Tingkat potasium yang rendah dapat mengganggu aktivitas jantung, otot, dan saraf. 

Untuk menghindari hal ini, elektrolit, termasuk kalium biasanya diberikan bersamaan dengan penggantian cairan sebagai bagian dari pengobatan ketoasidosis diabetikum.

  • Pembengkakan di Otak (Edema Serebral)

Menyesuaikan kadar gula darah terlalu cepat dapat menghasilkan pembengkakan di otak. Komplikasi ini tampaknya lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama mereka yang baru didiagnosis diabetes.

  • Risiko Ketoasidosis Diabetik yang Jauh Lebih Besar

Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan, pada akhirnya, kematian. 

 

Pencegahan Ketoasidosis Diabetik

Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Disiplin dalam mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga.

  • Selalu monitor kadar gula darah sesuai target pengobatan.

  • Selalu dan tepat waktu minum obat diabetes atau suntik hormon.

  • Awasi jika sedang mengalami infeksi, stres, atau terserang penyakit lain, dengan monitor gula darah lebih sering dan memeriksa kadar keton dalam darah.

  • Awasi reaksi tubuh jika mengonsumsi jenis obat-obatan yang baru.

  • Cukupi kebutuhan cairan tubuh.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami tanda dan gejala seperti di atas, segera berbicara dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Harvard Health. Diakses pada 2022. Diabetic Ketoacidosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diabetic Ketoacidosis.
Diperbarui pada 01 Juli 2021

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp