Leukonikia
Leukonikia adalah kondisi munculnya garis atau titik putih pada kuku tangan atau kaki. Ini adalah masalah yang sangat umum, dan sama sekali tidak berbahaya. Terdapat dua jenis leukonikia, yaitu:
1. Leukonikia yang sebenarnya, merupakan jenis leukonikia yang berasal dari matriks kuku atau bagian kuku yang bertanggung jawab untuk produksi kuku.
2. Leukonikia yang tampak, merupakan leukonikia yang masalahnya ada pada alas kuku, atau bagian kuku yang berada di bawah kuku, dan bukan pada kuku itu sendiri.
Leukonikia yang sebenarnya dapat dibagi lagi menjadi dua kategori berdasarkan tampilan kuku, yaitu:
1. Leukonikia total yang merupakan pemutihan lengkap pada lempeng kuku dan biasanya memengaruhi semua kuku.
2. Leukonikia parsial terjadi ketika sebagian lempeng kuku dipengaruhi oleh pemutihan. Ini dapat memengaruhi satu kuku, beberapa, atau semuanya.
Penyebab Leukonikia
Leukonikia dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Reaksi alergi
Alergi terhadap cat kuku atau produk apapun untuk kuku, dapat menyebabkan bercak putih pada kuku. Bahan kimia yang digunakan dalam aplikasi dan penghapusan kuku akrilik atau gel juga dapat merusak kuku dan menyebabkan bintik-bintik putih ini.
2. Jamur
Jamur kuku umum yang disebut onikomikosis superfisial putih dapat muncul di kuku kaki. Tanda pertama infeksi mungkin berupa beberapa titik putih kecil di kuku. Infeksi dapat tumbuh dan menyebar ke bantalan kuku, sehingga membuat kuku kaki tampak bersisik, menjadi tebal dan rapuh.
3. Faktor genetik
Leukonikia yang sebenarnya bisa disebabkan karena faktor genetik–walau kondisi ini sangat jarang terjadi. Jika itu, terjadi biasanya disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan oleh salah satu atau kedua orang tua kepada seorang anak.
Biasanya, orang yang lahir dengan leukonikia yang sebenarnya yang disebabkan oleh faktor genetik, bisa mengalami leukonikia total (lahir dengan kondisi kuku yang serba putih).
4. Mengidap sindrom langka
Beberapa sindrom langka dapat menyebabkan leukonikia, seperti:
- Sindrom Bart-Pumphrey, yang menyebabkan kelainan kuku, masalah buku jari, dan gangguan pendengaran.
- Sindrom Bauer, yang menyebabkan leukonikia dan kista kulit.
- Sindrom Buschkell-Gorlin, yang menyebabkan masalah kuku, batu ginjal, dan kista kulit.
- Penyakit Darier, yang menyebabkan kelainan kuku dan noda seperti kutil.
5. Cedera pada kuku
Cedera pada matriks, atau pangkal kuku dapat menyebabkan bintik putih pada kuku saat tumbuh.
6. Proses manikur
Terlalu sering melakukan manikur dapat menyebabkan kerusakan sehingga menimbulkan bintik-bintik putih pada kuku. Tekanan yang diberikan diterapkan oleh terapis manikur dapat merusak alas atau matriks kuku.
7. Penggunaan obat-obatan dan keracunan
Beberapa obat dapat menyebabkan bercak putih pada kuku. Ini termasuk obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker, dan sulfonamid yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
8. Keracunan logam berat dari arsenik dan timbal
Arsenik dan timbal dapat menyebabkan munculnya garis-garis pada pelat kuku. Untuk memastikan apakah kamu memang keracunan logam berat, biasanya diperlukan tes darah.
9. Kekurangan mineral
Kekurangan zink dan kalsium dapat menyebabkan timbulnya bintik putih di sepanjang kuku.
10. Masalah pada kondisi kulit
Penyakit kulit inflamasi seperti psoriasis kuku dan eksim tangan, dapat memengaruhi matriks kuku. Ini dapat menyebabkan bintik-bintik abnormal pada lempeng kuku. Salah satunya adalah leukoderma yang dapat menyebabkan bercak putih di bawah kuku.
11. Penyakit sistemik
Penyebab yang kurang umum untuk bintik-bintik putih pada kuku meliputi:
- Penyakit jantung.
- Gagal ginjal.
- Radang paru-paru.
- Kekurangan zat besi (anemia).
- Sirosis hati.
- Diabetes.
- Hipertiroidisme
Meskipun penyakit sistemik bisa menyebabkan leukonikia, tetapi kasusnya sangat jarang terjadi.
Faktor Risiko Leukonikia
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya leukonikia, yaitu:
1. Mengidap diabetes
Pengidap diabetes kerap mengalami infeksi kuku dengan ragi atau jamur pada kuku kaki, yang mengakibatkan perubahan warna putih, penebalan kuku, yang membuatnya rapuh.
2. Berusia di atas 65 tahun
Kuku bisa mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Perubahan ini mencakup pertumbuhan yang melambat, kondisi kusam ataupun rapuh, serta perubahan warna.
3. Menggunakan kuku palsu
Menggunakan kuku palsu yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan jamur. Termasuk juga jika terapis manikur menggunakan alat yang tidak bersih. Gejala infeksi jamur bisa ditandai dengan perubahan warna kuku.
4. Berenang di kolam renang umum
Terendam terlalu lama, seperti berada di kolam renang umum, juga dapat menyebabkan kerusakan kuku. Aktivitas mencuci atau penggunaan sabun cuci yang tidak cocok juga dapat membuat kuku rusak.
5. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Penyakit autoimun dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh yang berdampak pada gangguan kulit, kerusakan kuku, dan kerontokan rambut.
6. Sering mengenakan sepatu tertutup
Sering mengenakan sepatu tertutup dapat menghambat sirkulasi udara, yang menyebabkan kuku kaki terlalu lembap dan merapuh kemudian rusak.
Gejala Leukonikia
Gejala leukonikia bisa berbeda-beda buat pengidapnya. Ada yang menunjukkan gejala bintik-bintik putih kecil, ada juga yang bintik-bintik putih besar dan membentang di seluruh lempeng kuku. Pun, bintik-bintik dapat memengaruhi satu atau beberapa kuku.
Leukonikia parsial atau sebagian dapat muncul dalam berbagai cara, dan terlihat seperti:
- Titik-titik kecil seukuran ujung pena (punctate leukonychia), yang merupakan bentuk paling umum.
- Garis yang lebih besar di kuku (longitudinal leukonychia).
- Titik yang lebih besar atau pita horizontal yang sejajar dengan pangkal kuku (leukonychia lurik atau melintang).
Penyebab bintik-bintik putih pada kuku mungkin menentukan bagaimana bintik-bintik itu muncul. Cedera kuku dapat menyebabkan titik putih besar di tengah kuku. Reaksi alergi dapat menyebabkan beberapa titik di seluruh kuku.
Diagnosis Leukonikia
Sebagian besar masalah yang dapat menyebabkan bintik putih mudah diobati setelah didiagnosis. Dokter akan memeriksa kuku di tangan atau kaki, dan berdasarkan pengamatan tersebut, lalu dia membuat diagnosis dan menawarkan resep. Ada beberapa jenis tes untuk menegakkan diagnosis, termasuk:
1. Mikologi
Di mana potongan jamur atau kuku dikirim untuk dipelajari di bawah mikroskop.
2. Biopsi kuku
Sampel kuku atau jaringan kulit dikirim untuk dipelajari di bawah mikroskop.
3. Tes darah
Darah diperiksa untuk mendapatkan bukti penyakit sistemik atau keracunan logam berat. Jika dokter tidak yakin dengan hasilnya, kemungkinan akan direkomendasikan tes lain. Ini terutama, bila dokter mencurigai kamu mengalami kekurangan vitamin atau mineral.
Pengobatan Leukonikia
Pengobatan leukonikia bisa berbeda, tergantung dari penyebab bercak putih tersebut. Setelah mendapatkan diagnosis penyebab, dokter akan merekomendasikan salah satu perawatan berikut:
1. Hindari alergen dan bahan kimia keras
Hentikan penggunaan cat kuku, pengkilap, atau produk lain yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Jika kamu terus mengalami gejala reaksi alergi setelah berhenti menggunakan produk, konsultasikan segera dengan dokter.
2. Obat antijamur
Obat antijamur oral adalah pengobatan yang paling umum untuk jamur kuku, dan banyak dokter juga akan meresepkan pengobatan antijamur topikal. Waktu perawatan rata-rata adalah 3 bulan, dan penting untuk terus menggunakan obat selama periode waktu yang ditentukan. Jika tidak, infeksi tidak sepenuhnya akan hilang.
3. Istirahat
Kebanyakan cedera kuku hanya membutuhkan waktu untuk sembuh. Saat kuku tumbuh, kerusakan akan bergerak ke atas lempeng kuku. Seiring waktu, bintik putih akan hilang seluruhnya.
4. Perawatan kosmetik
Jika perubahan warna pada kuku mengganggu, atau jika kamu sedang mencari cara sementara untuk menutupinya, kamu bisa menggunakan cat kuku berbahan aman. Cat kuku berwarna kulit adalah cara alami untuk menyembunyikan bintik-bintik.
Komplikasi Leukonikia
Leukonikia bisa disebabkan oleh gangguan gangguan kosmetik ataupun penanda penyakit sistemik yang mendasarinya. Namun, pada dasarnya leukonikia tidak memiliki komplikasi fisik.
Pencegahan Leukonikia
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari kondisi leukonikia adalah:
- Menghindari kontak dengan zat yang mengiritasi, dan memakai alat pelindung yang sesuai jika kontak diperlukan.
- Menghindari penggunaan cat kuku yang berlebihan atau kekuatan mekanis yang berlebihan dengan aplikasi/pencabutan kuku palsu.
- Meminimalkan kebiasaan menggigit kuku.
- Mengenakan sepatu yang sesuai untuk mencegah tekanan berlebihan pada jari kaki.
- Menerapkan pelembap untuk menghidrasi kuku.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kondisi leukonikia tidak kunjung sembuh, kamu bisa segera memeriksakan diri ke rumah sakit lewat aplikasi Halodoc ya! Yuk, download aplikasi Halodoc, untuk mendapatkan kemudahan seputar informasi mengenai kesehatan kuku.