
DAFTAR ISI
- Apa Itu Levopar?
- Manfaat Levopar
- Dosis dan Aturan Pakai
- Perhatian Penggunaan
- Efek Samping Levopar
- Interaksi Obat
- Kontraindikasi Levopar
- Kesimpulan
Apa Itu Levopar?
Levopar Tablet adalah obat kombinasi yang mengandung dua zat aktif utama, yaitu:
- Levodopa 100 mg, yang berfungsi sebagai prekursor dopamin dan membantu meningkatkan kadar dopamin di otak.
- Benserazide HCl 25 mg, yang bekerja dengan cara menghambat pemecahan levodopa di luar otak, sehingga meningkatkan efektivitas dan menurunkan efek samping di saluran cerna.
Obat ini dirancang untuk mengobati gejala penyakit Parkinson, termasuk kekakuan otot, gerakan lambat, tremor, serta gangguan postur tubuh.
Levopar bekerja dengan menyeimbangkan kembali kadar dopamin, zat kimia penting di otak yang terganggu pada penderita Parkinson.
Manfaat Levopar
Levopar digunakan untuk mengatasi gejala parkinsonisme, baik yang disebabkan oleh penyakit Parkinson secara langsung maupun oleh kondisi lain, seperti penggunaan obat-obatan tertentu (parkinsonisme sekunder).
Berikut beberapa manfaat utama dari Levopar:
- Meredakan tremor dan kekakuan otot, dua gejala khas penyakit Parkinson yang mengganggu aktivitas harian.
- Meningkatkan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh, sehingga pasien bisa kembali beraktivitas dengan lebih mandiri.
- Mengurangi kelambatan gerakan (bradikinesia), yang sering menjadi keluhan utama penderita Parkinson.
- Membantu menjaga kualitas hidup, terutama jika digunakan sebagai bagian dari terapi jangka panjang yang terpantau dengan baik.
Dengan kombinasi dua zat aktifnya, Levopar memungkinkan kadar levodopa yang efektif sampai ke otak tanpa cepat rusak di dalam tubuh.
Dosis dan Aturan Pakai
Penggunaan Levopar harus berdasarkan resep dan petunjuk dokter, karena dosisnya dapat bervariasi tergantung usia, berat badan, dan kondisi pasien.
Dosis Awal
- Dewasa: 3–4 kali sehari, masing-masing setengah tablet, atau 1 tablet 3 kali sehari.
- Dosis efektif biasanya antara 400–800 mg levodopa per hari, yang dibagi ke dalam beberapa kali konsumsi.
Lansia
- Untuk pasien lansia, dosis awal bisa dimulai lebih rendah, yaitu 1–2 kali sehari masing-masing setengah tablet (50 mg levodopa).
- Penyesuaian dosis dilakukan secara bertahap setiap 3–4 hari sesuai respons tubuh.
Aturan Minum
- Levopar sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi iritasi lambung.
- Jangan menghentikan pemakaian secara mendadak, karena dapat memperparah gejala.
Jika punya pertanyaan terkait obat ini atau penyakit parkinson, ini Rekomendasi Dokter yang Paham Perawatan Penyakit Parkinson untuk kamu hubungi.
Perhatian Penggunaan
Sebelum menggunakan Levopar, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan:
- Obat ini termasuk dalam golongan obat keras, dan hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
- Pasien dengan riwayat penyakit seperti glaukoma, tukak lambung, gangguan jantung, diabetes (DM), atau gangguan hati dan ginjal perlu pemantauan lebih ketat.
- Pemeriksaan rutin terhadap fungsi hati, ginjal, dan jantung harus dilakukan secara berkala.
- Hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat infark miokard (serangan jantung), aritmia, atau osteomalasia.
- Selama terapi, perhatikan juga gejala yang mungkin muncul seperti gerakan involunter yang tidak normal.
Konsultasikan selalu dengan dokter jika kamu memiliki penyakit penyerta atau sedang menggunakan obat lain.
Efek Samping Levopar
Seperti obat lainnya, Levopar juga bisa menimbulkan efek samping. Beberapa di antaranya bersifat ringan dan bisa hilang seiring waktu, namun ada juga yang perlu pengawasan medis.
Efek samping yang mungkin muncul antara lain:
- Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, atau diare.
- Perubahan tekanan darah yang menyebabkan hipotensi ortostatik (pusing saat berdiri).
- Gangguan detak jantung atau aritmia.
- Gerakan involunter yang tidak normal (diskinesia), seperti gemetar atau kedutan otot.
- Gangguan tidur dan rasa kantuk berlebih.
- Reaksi alergi ringan, seperti ruam atau kemerahan pada kulit.
- Gangguan darah, seperti leukopenia (penurunan sel darah putih) dan trombositopenia (penurunan trombosit).
Jika mengalami gejala berat seperti nyeri dada, detak jantung tidak teratur, atau gangguan pernapasan, segera cari bantuan medis.
Interaksi Obat
Levopar dapat berinteraksi dengan berbagai jenis obat lain. Beberapa kombinasi yang perlu dihindari atau dikonsultasikan lebih dulu adalah:
- MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitors), kecuali selegiline. Kombinasi ini bisa meningkatkan risiko krisis hipertensi.
- Antipsikotik atau obat-obatan yang bekerja menekan sistem dopamin dapat menurunkan efektivitas levodopa.
- Obat antihipertensi, karena dapat meningkatkan risiko hipotensi.
- Suplemen zat besi, yang dapat menghambat penyerapan levodopa di saluran cerna.
- Obat gangguan mental dan antidepresan, karena dapat memperberat efek samping neurologis.
Penting untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang kamu konsumsi, termasuk suplemen atau produk herbal.
Kamu juga perlu mengenal Apa Itu Interaksi Antar Obat dan Berbagai Dampaknya berikut ini supaya waspada.
Kontraindikasi Levopar
Levopar tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kondisi berikut:
- Gangguan berat pada ginjal, hati, jantung, dan sistem endokrin.
- Psikosis atau gangguan kejiwaan berat.
- Pasien di bawah usia 25 tahun.
- Ibu hamil atau menyusui.
- Pasien yang sedang menggunakan MAOI, kecuali selegiline.
- Riwayat atau sedang mengalami melanoma ganas.
Menggunakan obat ini dalam kondisi kontraindikasi bisa menimbulkan komplikasi serius dan membahayakan keselamatan pasien.
Ketahui lebih dalam mengenai Apa Itu Penyakit Parkinson? Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
Kesimpulan
Levopar adalah pilihan obat yang sangat penting dalam terapi penyakit Parkinson.
Kombinasi levodopa dan benserazide dalam obat ini membantu menstabilkan kadar dopamin di otak dan mengurangi gejala utama penyakit seperti tremor, kekakuan, dan gangguan gerakan lainnya.
Namun, karena merupakan obat keras dengan potensi efek samping yang serius, penggunaan Levopar harus selalu diawasi oleh tenaga medis profesional.
Itulah penjelasan seputar obat levopar yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait penyakit Parkinson, hubungi dokter spesialis saraf di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



