Mycetoma (Madura’s Foot)

DAFTAR ISI
- Apa Itu Mycetoma?
- Penyebab Mycetoma
- Faktor Risiko Mycetoma
- Gejala Mycetoma
- Riset Seputar Mycetoma
- Diagnosis Mycetoma
- Pengobatan Mycetoma
- Komplikasi Mycetoma
- Pencegahan Mycetoma
Apa Itu Mycetoma?
Mycetoma atau yang sering disebut dengan Madura’s Foot adalah penyakit infeksi langka yang biasanya menyerang kulit, jaringan lunak, dan tulang di bagian kaki atau tangan.
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh jamur atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau cedera di kulit.
Kondisi ini lebih sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di negara-negara seperti India, Afrika, dan Amerika Selatan.
Gejala utama dari mycetoma adalah benjolan atau tumor yang tumbuh perlahan-lahan di bawah kulit. Benjolan ini bisa terasa keras atau lunak, dan bisa mengeluarkan nanah atau darah.
Jika tidak segera diobati, infeksi ini bisa menyebar ke tulang dan menyebabkan kerusakan serius.
Penyebab Mycetoma
Mycetoma atau madura’s foot disebabkan oleh infeksi yang terjadi ketika jamur atau bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil pada kulit, meliputi:
1. Jamur (Eumycetoma)
Jamur adalah penyebab utama dari mycetoma dan banyak terjadi didaerah tropis, karena kondisinya yang panas dan lembap.
Infeksi jamur ini biasanya dimulai ketika jamur masuk ke dalam tubuh melalui luka atau cedera pada kulit.
Setelah itu, jamur akan berkembang biak di dalam jaringan tubuh, menyebabkan pembengkakan atau benjolan yang sering mengeluarkan nanah atau darah.
2. Bakteri (Actinomycetoma)
Selain jamur, bakteri juga dapat menyebabkan mycetoma, dan jenis bakteri ini sering menyerang bagian kaki atau tangan.
Sebagaimana jamur, bakteri akan masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau cedera pada kulit.
Setelah infeksi berkembang, bakteri dapat menyebabkan peradangan yang menghasilkan benjolan yang bisa terasa keras dan dapat menyebar ke jaringan sekitarnya.
Pada dasarnya, mycetoma disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri yang memasuki tubuh melalui jaringan luka pada kulit, dengan memiliki pola infeksi yang berbeda namun serupa dalam hal gejala dan perkembangan penyakit.
Faktor Risiko Mycetoma
Mycetoma dapat menyerang siapapun dari segala usia, namun lebih sering terjadi pada pria.
Banyak orang yang terkena mycetoma bekerja di sektor pertanian, seperti petani dan penggembala ternak.
Orang yang terinfeksi mycetoma juga seringkali tinggal di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh layanan kesehatan dan obat-obatan.
Selain itu, kondisi atau kebiasaan berikut juga meningkatkan risiko seseorang terkena mycetoma, antara lain:
1. Cedera atau Luka pada Kulit
Mycetoma sering dimulai setelah ada luka atau cedera pada kulit, seperti goresan atau tusukan. Luka kecil ini dapat menjadi pintu masuk bagi jamur atau bakteri penyebab infeksi.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga luka tetap bersih dan terlindungi agar tidak terinfeksi.
2. Tinggal di Lingkungan Tropis dan Subtropis
Penyakit ini lebih sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, yang memiliki iklim panas dan lembap.
Di daerah-daerah ini, tanah dan debu sering mengandung mikroorganisme penyebab mycetoma, sehingga orang yang tinggal atau bekerja di daerah tersebut lebih berisiko terpapar jamur atau bakteri penyebab infeksi.
3. Kontak dengan Tanah atau Debu yang Terkontaminasi
Aktivitas yang melibatkan kontak langsung dengan tanah atau debu, seperti bertani, berkebun, atau berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi, meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Tanah atau debu yang terkontaminasi dapat mengandung jamur atau bakteri yang masuk melalui luka pada kulit.
4. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Tak hanya itu, seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena penyakit tertentu atau pengobatan imunosupresan, lebih rentan terhadap infeksi, termasuk mycetoma.
Sistem kekebalan tubuh yang kuat biasanya dapat melawan infeksi, tetapi pada orang yang imunnya terganggu, infeksi bisa lebih mudah berkembang.
Gejala Mycetoma
Gejala mycetoma cenderung berangsur dengan lambat, sebab luka pada mycetoma biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan berkembang secara perlahan.
Baik disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri, mycetoma atau madura’s foot biasanya muncul dengan gejala serupa, seperti:
1. Muncul Benjolan Keras di Bawah Kulit
Madura’s foot biasanya dimulai dengan benjolan keras yang tidak terasa sakit di bawah kulit.
Benjolan ini umumnya akan muncul pada area kaki, namun bisa juga terjadi di bagian tubuh lainnya.
2. Benjolan Tumbuh Besar dan Bernanah
Benjolan yang awalnya kecil bisa berkembang menjadi lebih besar dan mengeluarkan nanah.
Luka yang mengeluarkan nanah ini bisa membuat bagian tubuh yang terinfeksi menjadi cacat atau tidak bisa digunakan.
3. Partikel Seperti Pasir dalam Nanah
Nanah yang keluar dari luka biasanya mengandung partikel seperti pasir yang disebut “grains.” Partikel ini bisa berwarna putih, kuning, merah, cokelat, atau hitam.
Jika tidak segera diobati, mycetoma bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya dan bahkan menyebabkan infeksi darah.
Mycetoma yang berlangsung lama juga dapat merusak otot dan tulang di bagian yang terinfeksi.
Riset Seputar Mycetoma
Sebuah riset yang dimuat dalam jurnal Brazilian Annals of Dermatology pada 2018 telah menemukan bahwa mycetoma, penyakit kronis pada kulit dan jaringan di bawahnya ditandai oleh tiga gejala utama: benjolan (tumor), saluran nanah (fistula), dan partikel kecil yang keluar dari luka (grains).
Penyakit ini bisa disebabkan oleh jamur (eumycetoma) atau bakteri (actinomycetoma), dengan gejala yang serupa.
Mycetoma sering kali terlambat didiagnosis karena kurangnya kesadaran, terutama di daerah pedesaan. Penanganannya bisa memakan waktu lama, bersifat invasif, dan dalam kasus parah, menyebabkan amputasi.
Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan, terutama di layanan primer, untuk mendeteksi dan merujuk pasien lebih awal.
Selain itu, masyarakat pedesaan perlu diberi edukasi untuk mencegah infeksi, seperti dengan memakai alas kaki dan pakaian pelindung saat bekerja di luar.
Fakta Menarik
1. Mycetoma termasuk penyakit kulit langka, namun umum dijumpai di wilayah endemik seperti Afrika sub-Sahara, India, dan Meksiko.
2. Mycetoma pertama kali dideskripsikan secara medis pada 1842 di Madurai, India, sehingga sering disebut “Madura Foot.”
3. Penyakit ini berkembang perlahan tanpa rasa sakit, sering kali membuat penderita terlambat mencari pengobatan.
Diagnosis Mycetoma
Untuk mendiagnosis mycetoma, dokter atau petugas kesehatan akan mengambil sampel kecil dari area yang terinfeksi, yang disebut biopsi.
Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk menentukan apakah infeksi disebabkan oleh jamur atau bakteri.
Selain itu, dokter juga dapat menggunakan X-ray atau ultrasonografi (USG) untuk memeriksa apakah infeksi sudah merusak otot atau tulang di area yang terinfeksi.
Segeralah periksakan diri pada dokter jika merasa ada gejala mycetoma. Dengan mendeteksi dan mengobati penyakit ini lebih awal, pasien bisa menghindari infeksi jangka panjang atau bahkan amputasi.
Semakin cepat pengobatan dimulai, semakin besar kemungkinan untuk mencegah komplikasi atau kerusakan serius pada tubuh.
Pengobatan Mycetoma
Pengobatan mycetoma tergantung pada penyebab infeksi, apakah disebabkan oleh bakteri atau jamur.
Berikut perbedaan penanganannya:
1. Pengobatan Mycetoma Bakteri
Jika mycetoma disebabkan oleh bakteri, pengobatannya biasanya melibatkan kombinasi antibiotik. Obat antibiotik ini bertujuan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.
Namun, pengobatannya bisa memakan waktu cukup lama dan memerlukan pemantauan medis yang cermat.
2. Pengobatan Mycetoma Jamur
Untuk mycetoma yang disebabkan oleh jamur, pengobatannya lebih kompleks.
Biasanya melibatkan kombinasi obat antijamur untuk membunuh jamur yang menyebabkan infeksi, dan operasi untuk mengangkat jaringan yang sudah terinfeksi berat.
Terkadang, jika infeksi sudah sangat parah dan mulai menyebar, bagian tubuh yang terinfeksi harus diamputasi.
Namun, proses pengobatan mycetoma atau madura’s foot bisa memakan waktu lama, dengan banyak efek samping dari obat-obatan yang digunakan.
Selain itu, pengobatan ini seringkali mahal dan tidak selalu tersedia di daerah-daerah yang sering terkena mycetoma.
Karena itu, penting untuk menyadari gejalanya agar dapat mendapatkan pengobatan yang tepat dengan segera.
Sehingga bisa terhindar dari komplikasi serius, seperti kerusakan permanen atau kehilangan bagian tubuh.
Komplikasi Mycetoma
Jika mycetoma atau madura’s foot tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat mycetoma antara lain:
- Kerusakan otot dan tulang
- Amputasi
- Sepsis
- Infeksi darah
- Deformitas atau perubahan bentuk tubuh yang permanen.
Komplikasi-komplikasi ini menunjukkan pentingnya diagnosis dan pengobatan yang cepat dan tepat untuk mencegah kondisi menjadi lebih parah.
Pencegahan Mycetoma
Dilansir dari World Health Organization, hingga saat ini, belum ada program pencegahan resmi untuk mycetoma, kecuali di Sudan.
Meskipun pencegahan infeksi mycetoma atau madura’s foot cukup sulit, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko terinfeksi.
Berikut beberapa cara untuk mencegah mycetoma:
1. Gunakan alas kaki dan perlindungan tubuh
Penting untuk selalu menggunakan alas kaki, baik sandal maupun sepatu ketika hendak beraktivitas di luar ruangan, agar melindungi kaki dari benda tajam atau tanah yang terkontaminasi.
Pakaian pelindung lainnya, seperti sarung tangan dan pelindung tubuh, juga disarankan saat bekerja di lingkungan yang berisiko.
2. Menjaga kebersihan dan perlindungan luka
Pastikan luka atau cedera pada kulit segera dibersihkan dan terlindungi dengan baik untuk mencegah infeksi.
Ini sangat penting bagi orang yang sering beraktivitas di luar ruangan atau bekerja di sekitar tanah.
3. Perawatan kesehatan yang tepat
Segera mencari perawatan medis jika ada luka atau gejala infeksi pada kulit, seperti pembengkakan atau nanah, agar mencegah infeksi menjadi lebih parah.
Kesadaran sejak dini serta penanganan yang cepat mampu mengurangi risiko komplikasi serius.
Apabila kamu atau orang terdekat mendapati adanya gejala mycetoma, sebaiknya segeralah hubungi dokter spesialis kulit melalui aplikasi Halodoc.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan, agar dapat menghindari risiko komplikasi yang tidak diinginkan.
Dokter spesialis kulit di Halodoc siap memberikan layanan konsultasi terkait penanganan mycetoma atau madura’s foot secara akurat.
Tunggu apa lagi? Gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
CDC. Diakses pada 2024. Mycetoma Basics.
World Health Organization. Diakses pada 2024. Mycetoma.
Relhan V, Mahajan K, Agarwal P, Garg VK. Diakses pada 2024. Mycetoma: An Update.
Reis CMS, Reis-Filho EGM. Diakses pada 2024. Mycetomas: an epidemiological, etiological, clinical, laboratory and therapeutic review.
Rosenberg AE, et al. Diakses pada 2024. Infection of Bone.
Frequently Asked Question
1. Mengapa misetoma disebut kaki Madura?
Misetoma, khususnya eumycetoma (yang disebabkan oleh jamur), sering disebut sebagai “kaki Madura” karena beberapa alasan:
- Sejarah: Penyakit ini pertama kali dideskripsikan secara medis di pulau Madura, Indonesia. Oleh karena itu, nama “kaki Madura” melekat pada penyakit ini.
- Prevalensi: Penyakit ini memang cukup sering ditemukan di daerah Madura dan sekitarnya, terutama di kalangan masyarakat yang sering beraktivitas di tanah atau lingkungan yang kotor.
- Gejala khas: Gejala awal misetoma sering muncul pada kaki, yaitu berupa benjolan yang lambat laun membesar dan mengeluarkan nanah.
2. Apa nama lain dari eumycetoma?
Selain kaki Madura, eumycetoma juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti:
- Mycetoma eumycetotic
- Infeksi jamur dalam (deep fungal infection)
- Madura’s foot (dalam bahasa Inggris).