Paratifus adalah penyakit yang terjadi akibat adanya infeksi bakteri Salmonella paratyphi. Penyakit ini seringkali disamakan dengan penyakit tifus karena gejala yang hampir serupa. 

Namun, berbeda dengan penyakit tifus, paratifus dinilai menjadi penyakit yang lebih ringan gejalanya dibandingkan dengan tifus. Selain itu, penyakit ini jarang menimbulkan komplikasi pada pengidapnya.

Penyebab Paratifus

Penyakit paratifus disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi. Ada beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit ini, seperti Salmonella parathypi A, Salmonella paratyphi B, dan Salmonella parathypi C.

Penyakit ini dapat menular dengan cepat. Penularan dapat terjadi melalui sentuhan benda yang terpapar bakteri, mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung Salmonella thypi, hingga kontak langsung dengan pengidap paratifus.

Faktor Risiko Paratifus

Selain penyebab utama, ada beberapa faktor yang dapat memicu penyebaran dan penularan penyakit ini, seperti:

• Mengonsumsi buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan bersih.
• Mengonsumsi buah atau sayuran yang dicuci dengan air yang terkontaminasi bakteri.
• Menggunakan barang-barang pribadi bersama dengan pengidap paratifus.
• Mengunjungi kawasan yang menjadi lokasi atau area dengan wabah paratifus.
• Kurangnya akses air bersih.
• Tidak menjaga kebersihan tangan.
• Tinggal di kawasan kumuh dengan fasilitas MCK yang kurang memadai.

Gejala Paratifus

Siapa saja dapat mengalami paratifus. Untuk itu, pastikan kamu mengenali berbagai gejala dari penyakit ini agar bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai. Berikut ini gejala paratifus:

• Demam.
• Sakit kepala.
• Lemas.
• Kelelahan.
• Kehilangan nafsu makan.
• Diare atau konstipasi.
• Rasa tidak nyaman pada tubuh.

Satu minggu setelah terpapar bakteri, biasanya pengidap paratifus akan mengalami gejala lanjutan, seperti munculnya ruam merah dengan bentuk titik-titik kecil pada area dada. 

Jika dibandingkan dengan tifus, gejala paratifus akan dirasakan lebih ringan. Bahkan, pada beberapa pengidapnya, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang cukup parah.

Diagnosis Paratifus

Untuk mendiagnosis paratifus, ada beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan oleh dokter, seperti:

• Melakukan Pemeriksaan Fisik. Dengan mengetahui gejala yang dialami oleh pengidap, salah satunya muncul ruam merah pada bagian dada.
• Pemeriksaan Darah. Tes ini dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi bakteri dalam tubuh dan memastikan jenis bakteri.

Pengobatan Paratifus

Paratifus bisa diatasi dengan beberapa jenis pengobatan, seperti pengobatan di rumah sakit dan perawatan di rumah. Pengobatan juga bisa dilakukan untuk meringankan gejala yang dialami oleh pengidap paratifus.

• Pengobatan di Rumah Sakit

Pengobatan di rumah sakit akan dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis obat-obatan yang tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Biasanya, penyakit ini akan diatasi dengan antibiotik.

• Perawatan di Rumah

Setelah mendapatkan pengobatan secara medis, pengidap paratifus juga wajib mendapatkan perawatan di rumah, seperti memenuhi kebutuhan istirahat, mengonsumsi cairan, mengonsumsi makanan sehat, hingga memenuhi nutrisi dan gizi.

Komplikasi Paratifus

Jangan abaikan paratifus yang dialami. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang lebih buruk atau komplikasi, seperti:

• Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.
• Gangguan pencernaan.
• Peradangan jantung atau pankreas.
• Kram perut.

Pencegahan Paratifus

Paratifus dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal, seperti:

• Hindari penggunaan barang-barang pribadi bersama orang lain.
• Mengonsumsi makanan dan minuman dengan tingkat kematangan yang optimal.
• Rajin mencuci tangan.
• Hindari bepergian ke lokasi yang menjadi lokasi penyebaran paratifus.
• Penuhi kebutuhan vitamin dan nutrisi agar imun tubuh optimal.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika kamu mengalami gejala yang terkait dengan paratifus di rumah sakit. Kamu bisa cari tahu rumah sakit terdekat yang bisa kamu kunjungi untuk pemeriksaan melalui Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:

Virginia Department of Health. Diakses pada 2022. Paratyphoid Infection.

Britannica. Diakses pada 2022. Paratyphoid Infection.

Wisconsin Division of Public Health. Diakses pada 2022. Paratyphoid Fever.

Better Health. Diakses pada 2022. Typhoid and Paratyphoid.