Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit ini yang banyak terjadi di negara-negara berkembang dan lebih sering dialami oleh anak-anak. Tifus dapat membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan baik dan secepatnya.
Penyebab Tipes
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella thypi. Jenis bakteri ini juga berkaitan langsung dengan penyakit Salmonellosis yang menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan yang lebih buruk dibandingkan tipes.
Salmonella thypi dapat menular melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi. Paparan bakteri pada makanan atau minuman bisa terjadi saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan atau mengonsumsi makanan yang dibersihkan menggunakan air yang tercemar bakteri Salmonella thypi.
Begitu juga dengan minuman. Jadi, pastikan kamu selalu mengonsumsi minuman dengan tingkat kematangan yang optimal.
Kamu juga bisa diskusi lebih lanjut dengan dokter mengenai penyebab tipes. Tanpa perlu repot keluar rumah, kamu bisa berbincang dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, gunakan aplikasinya untuk chat dengan dokter!
Faktor Risiko Tipes
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terserang tipes, antara lain:
- Sanitasi yang buruk.
- Tidak membersihkan tangan sebelum makan, atau kurang bersih dalam mencuci makanan.
- Mengonsumsi sayur-sayuran yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia yang terinfeksi.
- Mengonsumsi produk susu atau olahannya yang telah terkontaminasi.
- Menggunakan toilet yang sudah terkontaminasi bakteri.
- Melakukan seks oral dengan mereka yang membawa bakteri Salmonella Typhi.
Gejala Tipes
Gejala tipes umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi dengan ciri-ciri berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut. Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu.
Jika tidak segera ditangani dengan baik, dapat terjadi komplikasi seperti pendarahan internal atau pecahnya sistem pencernaan (usus). Risiko komplikasi juga akan berkembang menjadi membahayakan nyawa jika situasi tersebut tidak segera ditangani dengan baik.
Jika tidak ditangani dan mendapatkan perawatan yang benar, diperkirakan 1 dari 5 orang akan meninggal karena tipes. Sementara yang tetap hidup berisiko mengidap komplikasi yang disebabkan infeksi. Umumnya, tipes diobati dengan pemberian antibiotik.
Pemilihan pengobatan di rumah atau di rumah sakit, tergantung kepada tingkat keparahan yang dialami. Jika tipes didiagnosis pada stadium awal, kamu dapat menjalani perawatan di rumah dengan pengobatan antiobiotik selama 1-2 pekan. Perawatan di rumah sakit barulah diperlukan jika kasus tipes terlambat terdiagnosis atau sudah dalam stadium lanjut.
Kamu juga bisa membaca tulisan ini untuk lebih tahu mengenai gejala tipes: 10 Gejala Awal Tipes yang Sering Tidak Disadari.
Diagnosis Tipes
Diagnosis tipes dapat dilakukan dengan menganalisis sampel darah, tinja, atau urine seseorang di laboratorium. Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, diagnosis yang tergolong akurat juga bisa dilakukan melalui pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, meskipun ini sangat jarang dilakukan.
Pengobatan Tipes
Cara yang paling efektif dalam menangani tipes adalah dengan segera mungkin memberikan terapi antibiotik. Selain itu, obat penurun demam juga bisa diberikan untuk menurunkan suhu tubuh. Pengobatan tipes dalam dilakukan di rumah sakit, tetapi jika gejala masih ringan dan terdeteksi lebih cepat, maka perawatan bisa dilakukan di rumah.
Komplikasi Tipes
Penyakit tipes dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diatasi dengan baik. Perdarahan atau terbentuknya lubang pada usus menjadi komplikasi tipes yang cukup parah. Kemudian, ada radang otot jantung, radang selaput jantung, radang paru-paru, radang pankreas, infeksi ginjal, hingga infeksi kandung kemih.
Pencegahan Tipes
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tifoid merupakan imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, meski demikian vaksin ini belum masuk dalam kategori wajib. Vaksin tifoid diberikan kepada anak yang sudah berusia di atas dua tahun dan diulang tiap tiga tahun. Imunisasi tifoid di Indonesia sendiri diberikan dalam bentuk suntik pada balita dan dalam bentuk oral pada anak yang berusia di atas enam tahun.
Seperti halnya pada vaksin-vaksin lain, vaksin tifoid tidak memberikan perlindungan 100 persen. Anak yang sudah mendapatkan imunisasi tifoid tetap rentan terserang terinfeksi, tetapi tingkat infeksi yang dialami anak yang sudah divaksin tidak akan seberat mereka yang belum divaksin sama sekali.
Vaksinasi pun dianjurkan bagi orang yang berniat bekerja atau bepergian ke daerah yang sedang dilanda kasus penyebaran tipes. Tindakan pencegahan lain yang juga perlu dilakukan adalah memperhatikan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
Jika kamu dan anak berniat makan di luar rumah, sebaiknya hindari makan di tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri dan disarankan untuk mengonsumsi minuman dalam kemasan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau anggota keluarga mengalami satu atau beberapa gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter penanganan yang tepat.
Referensi:
NHS. Diakses pada 2022. Typhoid Fever.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Typhoid Fever.
Patient. Diakses pada 2022. Typhoid and Paratyphoid Fever.
Diperbarui pada 19 Juli 2022.