halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Penyakit Beri-beri

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Penyakit beri-beri adalah kondisi ketika tubuh kekurangan vitamin B1 atau yang juga dikenal sebagai tiamin. Kondisi ini sering terjadi di negara berkembang di antara orang-orang dengan pola makan yang sebagian besar terdiri dari nasi putih atau karbohidrat olahan.

Penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu beri-beri basah, dan beri-beri kering. Beri-beri basah memengaruhi jantung dan sistem peredaran darah. Dalam kasus ekstrem, beri-beri basah dapat menyebabkan gagal jantung.

Sementara itu, beri-beri kering merusak saraf dan dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan akhirnya kelumpuhan otot. Penyakit ini bisa mengancam nyawa jika tidak diobati.

Penyebab Penyakit Beri-Beri

Untuk berfungsi dengan benar, tubuh membutuhkan vitamin B1 atau tiamin. Tanpa tiamin yang cukup, berbagai gejala dapat terjadi, yang pada akhirnya mengakibatkan kematian jika kekurangannya parah atau tidak diobati.

Penyakit beri-beri disebabkan oleh kekurangan tiamin. Ini dapat terjadi dalam dua cara, yaitu terlalu sedikit tiamin yang dikonsumsi atau terlalu banyak tiamin yang hilang. 

Ada beberapa golongan orang yang rentan mengalami kondisi ini. Seperti mereka yang memiliki pola makan yang sangat buruk atau tidak seimbang, seperti pecandu alkohol atau orang-orang di negara berkembang. Dalam kasus lain, kondisi genetik atau masalah ginjal dapat menyebabkan terlalu banyak tiamin yang hilang.

Faktor Risiko Penyakit Beri-Beri

Faktor-faktor lain juga dapat menyebabkan penyakit beri-beri, termasuk:

  • Penyalahgunaan alkohol, yang dapat mempersulit tubuh untuk menyerap dan menyimpan tiamin.
  • Beri-beri genetik, suatu kondisi langka yang mencegah tubuh menyerap tiamin.
  • Hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif).
  • Mual dan muntah ekstrem pada kehamilan.
  • Operasi bariatrik.
  • AIDS.
  • Diare berkepanjangan atau penggunaan obat diuretik.
  • Menjalani dialisis ginjal.
  • Malnutrisi.
  • Diabetes.

Ibu menyusui membutuhkan tiamin harian yang cukup dalam makanan mereka. Bayi yang minum ASI atau susu formula rendah tiamin berisiko mengalami defisiensi tiamin.

Kekurangan tiamin juga lebih sering terjadi pada pasien kanker. Diet ketat, gangguan makan, dan penyakit radang usus juga dapat menyebabkan penyakit beri-beri.

Gejala Penyakit Beri-Beri

Penyakit beri-beri dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin dan usia. Baik pria maupun wanita, dewasa sampai anak-anak, semuanya berisiko terkena penyakit tersebut. 

Seseorang yang terkena penyakit beri-beri umumnya akan mengalami beberapa gejala berikut:

  • Kaki terasa tebal dan kesemutan.
  • Otot lelah dan kekuatannya berkurang.
  • Anggota badan terasa lemas, sehingga pengidap berjalan sempoyongan.
  • Sering sesak napas.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Pembengkakan mulai dari kaki, tungkai bawah, lalu wajah, serta bagian tubuh lainnya.
  • Bila betis yang bengkak ditekan, terbentuk cekungan yang tidak segera hilang dan terasa sakit.
  • Rasa tekanan di ulu hati.

Penyakit beri-beri akut pada bayi bisa terjadi secara tiba-tiba. Gejalanya, antara lain badannya kaku dan tegang termasuk pada dinding perutnya, serta  muka membiru. 

Bayi dengan kondisi seperti ini bisa meninggal secara mendadak. Karena itu, bayi yang mengalami penyakit beri-beri akut perlu dibawa ke rumah sakit secepatnya.

Sementara gejala beri-beri kronis mirip seperti tetanus. Namun, beri-beri kronis juga menimbulkan gangguan pencernaan, seperti muntah-muntah dan sembelit berulang-ulang. 

Kondisi ini bisa menyebabkan bayi kekurangan cairan, wajah menjadi pucat, gelisah, dan lebih rewel dari biasanya. Bayi yang sudah melemah ini berisiko meninggal secara mendadak karena gangguan jantung.

Diagnosis Penyakit Beri-Beri

Untuk mendiagnosis penyakit beri-beri, pertama-tama dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna mengetahui gejala awal beri-beri yang dialami oleh pengidap, seperti kelelahan, iritasi, mual, sembelit, dan menurunnya daya ingat. 

Namun, kekurangan vitamin B1 mungkin sulit untuk diidentifikasi. Selain itu, dokter juga akan menanyakan informasi tentang diet pengidap dan riwayat kesehatan secara umum.

Untuk mengukur kadar vitamin B1 dalam tubuh, dokter bisa melakukan pemeriksaan laboratorium dengan melihat metabolisme tiamin atau fungsi TPP. Kedua cara ini mampu mendeteksi kekurangan tiamin pada pengidap. 

Kadar tiamin pengidap bisa diketahui dengan mengambil sampel darah atau urine. Urine dapat dikumpulkan selama 24 jam untuk mengukur tingkat tiamin yang diekskresikan.

Tes lainnya yang dapat diandalkan yaitu mengukur pengaruh TPP pada aktivitas sel darah merah, karena semua bentuk penyakit beri-beri memengaruhi metabolisme sel darah merah.  

Pemeriksaan dengan menggunakan electroencephalogram (EEG) yang mampu mengukur aktivitas listrik di otak, juga bisa dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain dari perubahan neurologis. Mengamati perbaikan kondisi pengidap juga akan dilakukan setelah dokter memberikan suplemen tiamin untuk memastikan diagnosis.

Pengobatan Penyakit Beri-Beri

Satu-satunya pengobatan untuk penyakit beri-beri adalah dengan suplementasi tiamin dan perubahan pola makan yang mungkin menyebabkan defisiensi. Suplementasi tiamin dapat diberikan secara oral atau injeksi, tergantung pada jenis dan penyebab defisiensi tiamin yang dimiliki.

Dosis vitamin B1 yang diperlukan pengidap dengan defisiensi ringan adalah 25–100 miligram dalam sehari, sedangkan untuk pengidap dengan defisiensi berat adalah 200–300 miligram per hari.

Jika diidentifikasi lebih awal dan segera diobati, sebagian besar gejala yang terkait dengan defisiensi tiamin harus teratasi. Orang yang memiliki kekurangan tiamin harus menerima pemantauan jangka panjang dari tingkat tiamin mereka untuk memastikan bahwa kekurangannya tidak kembali.

Komplikasi Penyakit Beri-Beri

Jika tidak diobati, atau jika kekurangan tiamin sangat parah, komplikasi dapat mengancam jiwa. Gagal jantung kongestif adalah komplikasi umum dari beri-beri basah yang tidak diobati. Komplikasi sistem saraf permanen juga mungkin terjadi, bersama dengan koma dan psikosis.

Pengidap kondisi ini dapat membantu meminimalkan risiko komplikasi serius dengan mengikuti rencana perawatan yang ditentukan dokter. Beberapa kemungkinan komplikasi dari penyakit beri-beri adalah:

  • Koma.
  • Ensefalopati.
  • Gagal jantung.
  • Kerusakan saraf permanen, yang dapat membatasi sensasi.
  • Psikosis.
  • Memburuknya neuropati diabetik.

 

Pencegahan Penyakit Beri-beri

Penyakit beri-beri bisa dicegah dengan memperbanyak konsumsi makanan mengandung vitamin B1 setiap hari. Makanan yang direkomendasikan untuk pengidap beri-beri adalah beras tumbuk yang dinilai lebih baik daripada beras giling, ikan,  telur, daging, kacang-kacangan, tempe, oncom, tomat, terong, bayam, selada, melinjo, pepaya, jeruk, dan pisang.

Kapan Harus ke Dokter?

Bila kamu memiliki risiko untuk terkena penyakit beri-beri atau jarang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B1, sebaiknya periksakan diri ke dokter. 

Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari kamu dari komplikasi berbahaya. Kamu juga bisa download Halodoc untuk bertanya pada dokter mengenai keluhan yang dialami.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Beriberi.
Health Grades. Diakses pada 2022. Thiamine Deficiency.
WebMD. Diakses pada 2022. What Is A Thiamine Deficiency?

Diperbarui pada 30 Juni 2022

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp