halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Penyakit Kuru

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Kuru adalah penyakit yang menyerang sistem saraf. Nama kuru berasal dari gejala yang ditimbulkannya, yaitu “menggigil” atau “gemetar ketakutan.” Kuru masuk kelas penyakit  transmissible spongiform encephalopathies (TSEs). Sebab, penyakit ini memengaruhi otak kecil, bagian yang mengatur koordinasi dan keseimbangan.

Penularannya lewat protein abnormal yang disebut prion. Prion bukan organisme hidup dan tidak bereproduksi. Ini adalah protein mati dan cacat yang berkembang biak di otak dan membentuk gumpalan, sehingga menghambat fungsi otak.

Melansir dari Healthline, kuru menjadi penyakit neurodegeneratif pertama yang bukan disebabkan oleh agen infeksius. Dari sini, tercipta kelas penyakit baru, yaitu penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Gerstmann-Sträussler-Scheinker, dan insomnia familial yang terjadi akibat prion. Pasalnya, penyakit tersebut membuat lubang seperti spons di otak dan berakibat fatal.

Penyebab Penyakit Kuru

Kondisi ini sempat menimpa orang-orang Fore di dataran tinggi New Guinea pada tahun 1950an dan 1960an. Penyebabnya karena masyarakat di sana kerap melakukan kanibalisme pada mayat selama ritual pemakaman.

Penularannya terjadi saat orang-orang tersebut memakan otak mayat atau bersentuhan dengan luka mayar atau luka orang yang mengidapnya. Kini, pemerintah New Guinea telah melarang praktik kanibalisme untuk mencegah penularan penyakit ini.

Faktor Risiko Penyakit Kuru

Risiko penyakit Kuru meningkat pada orang-orang yang melakukan praktek kanibalisme. 

Gejala Penyakit Kuru

Tanda-tanda awalnya berupa sakit kepala dan nyeri sendi. Karena ini adalah gejala umum, pengidap kuru sering mengabaikannya. Kemudian, gejala nerkembang menjadi otot berkedut dan kehilangan koordinasi. Ketika memasuki tahap lanjut, penyakit kuru menimbulkan gangguan neurologis yang mirip dengan penyakit Parkinson atau stroke. Ciri-cirinya, yaitu:

  • Kesulitan berjalan
  • Koordinasi yang buruk
  • Kesulitan menelan
  • Ucapan cadel
  • Perubahan suasana hati
  • Perubahan perilaku
  • Demensia
  • Tremor
  • Ketidakmampuan untuk menangkap objek
  • Tertawa atau menangis secara acak dan kompulsif

Begini tiga tahapan perkembangan penyakit kuru:

1. Tahap pertama

Seseorang kehilangan kendali tubuh, seperti kesulitan menyeimbangkan dan mempertahankan postur tubuh.

2. Tahap kedua

Pengidapnya tidak dapat berjalan. Tremor dan gerakan tak sadar lainnya mulai terjadi secara signifikan.

3. Tahap ketiga

Pengidapnya hanya bisa terbaring di tempat tidur karena tidak mampu mengendalikan tubuhnya. Mereka juga kehilangan kemampuan berbicara. Dan menunjukkan tanda-tanda demensia. Pada tahap ini, pengidapnya juga rentan mengalami malnutrisi akibat kesulitan makan dan menelan. 

Diagnosis Penyakit Kuru

Dokter melakukan pemeriksaan neurologis untuk mendiagnosis kuru. Tes darah, seperti tiroid, kadar asam folat, dan tes fungsi hati dan ginjal untuk menyingkirkan penyebab lain. Tes seperti electroencephalogram (EEG) adalah pemeriksaan tambahan untuk memeriksa aktivitas listrik otak.

Pengobatan Penyakit Kuru

Sejauh ini, tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Pasalnya, prion yang sudah masuk ke dalam tubuh tidak mudah untuk hancur. Otak yang sudah terjangkit prion bahkan tetap bisa menular meski sudah melewati proses pengawetan dalam formaldehida selama bertahun-tahun.

Komplikasi Penyakit Kuru

Pengidap kuru rentan mengalami malnutrisi akibat kesulitan makan dan menelan. Lambat laun, kondisi tersebut bisa menyebabkan kematian dalam waktu satu tahun. Namun, sebagian besar pengidapnya meninggal karena pneumonia.

Pencegahan Penyakit Kuru

Ini adalah penyakit yang sangat langka. Sebab, cara penularannya hanya bisa terjadi saat seseorang menelan jaringan otak yang terinfeksi atau bersentuhan dengan luka yang mengandung prion kuru. Menurut NINDS, penyakit ini hampir hilang sama sekali.

Kapan Harus ke Dokter? 

Temui dokter apabila mengalami tanda-tanda di atas. Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Kuru.
Medline Plus. Diakses pada 2022. Kuru.
Mount Sinai. Diakses pada 2022. Kuru.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp