halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Penyakit Lyme

REVIEWED_BY  dr. Fauzan Azhari SpPD  
undefinedundefined

DAFTAR ISI:

  • Apa Itu Penyakit Lyme?
  • Penyebab Penyakit Lyme
  • Faktor Risiko Penyakit Lyme
  • Gejala Penyakit Lyme
  • Diagnosis Penyakit Lyme
  • Pengobatan Penyakit Lyme
  • Komplikasi Penyakit Lyme
  • Pencegahan Penyakit Lyme
  • Kapan Harus ke Dokter?

Apa Itu Penyakit Lyme?

Penyakit Lyme adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi yang ditularkan melalui gigitan kutu Ixodes scapularis yang terinfeksi.

Kutu ini biasanya ditemukan pada rusa, tikus, dan burung. Penyakit ini paling sering terjadi di Amerika Serikat bagian timur laut dan tengah-barat, serta di Eropa dan Asia.

Terdapat empat spesies yang paling sering menyebabkan penyakit lyme, yaitu Borrelia burgdorferi, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan Borrelia garinii.

Untuk menularkan infeksi, kutu harus menempel pada kulit seseorang selama 24 hingga 48 jam. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk mentransmisikan bakteri ke seseorang cukup lama dan umumnya, orang tidak akan sadar pernah tergigit kutu.

Penyebab Penyakit Lyme

Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia, terutama B. burgdorferi, B. mayonii, B. afzelii, dan B. garinii. Bakteri ini ditularkan melalui gigitan kutu Ixodes yang terinfeksi.

Kutu ini mendapatkan bakteri dengan memakan hewan yang terinfeksi, seperti tikus dan rusa.

Penyakit Lyme tidak menular dari orang ke orang melalui kontak fisik, udara, atau cairan tubuh. Penyakit ini hanya ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi.

Ibu bisa simak juga, Cara Mengobati Penyakit Kulit Akibat Gigitan Kutu Kasur. 

Faktor Risiko Penyakit Lyme

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Lyme:

  • Tinggal atau menghabiskan waktu di daerah berhutan atau berumput: Kutu lebih sering ditemukan di daerah ini.
  • Memiliki hewan peliharaan yang berkeliaran di luar rumah: Hewan peliharaan dapat membawa kutu ke dalam rumah.
  • Tidak melakukan tindakan pencegahan terhadap kutu, misalnya tidak menggunakan losion atau semprotan penolak serangga yang mengandung DEET (20–30%) atau bahan lain yang terbukti efektif, serta tidak memakai pakaian pelindung saat berada di area berumput atau berhutan.

Cari tahu selengkapnya, Ini Ciri-Ciri Gigitan Kutu Kucing pada Manusia.

Gejala Penyakit Lyme

Penyakit Lyme memiliki tiga stadium, yaitu stadium awal terlokalisasi, stadium awal diseminasi, dan stadium akhir diseminasi. Gejala penyakit lyme berbeda pada setiap stadium.

  • Stadium Awal Terlokalisasi

Pada stadium ini, gejala biasanya mulai terlihat 1 atau 2 minggu setelah gigitan kutu. Salah satu gejala paling awal adalah ruam khas berbentuk lingkaran merah dengan bagian tengah lebih terang, dikenal sebagai erythema migrans atau “bull’s-eye rash”. Ruam ini muncul di sekitar area gigitan akibat reaksi tubuh terhadap bakteri.

Ruam yang disebut erythema migrans ini muncul pada lokasi gigitan, terlihat seperti titik berwarna merah yang dikelilingi oleh area yang bersih, yang pada tepinya kembali berwarna merah.

Ruam ini biasanya tidak nyeri maupun gatal, tetapi terasa hangat ketika diraba. Umumnya, ruam ini akan hilang dengan sendirinya dalam 4 minggu.

  • Stadium Awal Diseminasi

Stadium ini terjadi beberapa minggu setelah gigitan kutu.

Pada stadium ini, bakteri sudah mulai menyebar ke seluruh tubuh, sehingga menimbulkan gejala yang menyerupai penyakit flu, seperti menggigil, demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, gangguan penglihatan, kelelahan, nyeri otot, dan nyeri kepala. 

Selain gejala seperti flu, pada stadium ini pengidap akan menunjukkan gejala lain, yaitu ruam yang muncul di tempat lain selain pada lokasi gigitan kutu, kesemutan dan kebas, serta Bells’ palsy.

  • Stadium Akhir Diseminasi

Stadium ini terjadi jika infeksi tidak ditangani pada stadium 1 dan 2. Stadium 3 ini dapat muncul dalam hitungan minggu, bulan, atau bahkan tahun setelah gigitan kutu. 

Stadium ini memiliki gejala, seperti nyeri kepala yang cukup parah, radang sendi, gangguan irama jantung, ensefalopati, gangguan dalam terlibat percakapan, kesulitan konsentrasi, gangguan mental, kebas pada kaki, dan hilangnya ingatan jangka pendek.

Diagnosis Penyakit Lyme

Diagnosis penyakit lyme dilakukan berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah kurang akurat sampai beberapa minggu setelah infeksi pertama.

Hal ini dikarenakan antibodi terhadap bakteri penyebab penyakit lyme baru terbentuk setelah beberapa minggu.

Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah:

  • ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) yang berguna untuk deteksi antibodi terhadap bakteri B. burgdorferi.
  • Western blot untuk mengonfirmasi hasil positif dari tes ELISA yang dilakukan.
  • PCR atau Polymerase Chain Reaction juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi individu dengan radang sendi atau gejala saraf yang persisten setelah terinfeksi penyakit lyme. Sampel yang digunakan adalah cairan sendi ataupun cairan serebrospinal.

Pengobatan Penyakit Lyme

Penanganan penyakit lyme paling baik dilakukan pada stadium awal.

Penanganan dini seperti pemberian antibiotik secara oral untuk 14-21 hari efektif dalam mengeliminasi infeksi secara total.

Antibiotik ini diperlukan untuk mengeliminasi infeksi, meski gejala yang ada mungkin tidak langsung hilang. Maka, sangat dianjurkan bagi pengidap untuk tetap mengunjungi dokter meski gejala hilang. 

Komplikasi Penyakit Lyme

Jika tidak diobati, penyakit Lyme dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, termasuk:

  • Arthritis Lyme: Nyeri sendi kronis dan peradangan, terutama pada lutut.
  • Lyme carditis: Peradangan pada jantung yang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, pusing, atau sesak napas.
  • Masalah neurologis: Meningitis, kelumpuhan wajah (Bell’s palsy), mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki, dan masalah memori.

Pencegahan Penyakit Lyme

Pencegahan penyakit lyme pada umumnya dilakukan dengan cara meminimalisir kemungkinan paparan gigitan kutu, di antaranya dengan cara:

  • Memakai celana panjang dan baju lengan panjang saat berkegiatan di luar.
  • Atur halaman rumah bebas kutu dengan cara membersihkan kayu dan menaruhnya di tempat yang terkena sinar matahari. Selain itu, gunting rumput secara teratur dan jaga agar tidak tumbuh terlalu panjang.
  • Gunakan penangkal serangga dengan DEET 10 persen yang dapat melindungi selama 2 jam. Jangan mengaplikasikan penangkal serangga ulang jika berada di luar ruangan lebih dari 2 jam.
  • Rutin memeriksa adanya gigitan kutu pada kulit.
  • Cabut kutu menggunakan pinset, jepit di bagian kepala atau mulut lalu tarik dengan hati-hati. Pastikan seluruh tubuh kutu tercabut.
  • Mandi atau membersihkan diri segera setelah berada di luar ruangan.
  • Periksa diri dan hewan peliharaan dari kutu setelah berada di luar ruangan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala penyakit Lyme setelah digigit kutu atau pernah berada di area yang dikenal sebagai habitat kutu.

Perawatan dini dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.

Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.

Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Home Lab Halodoc, Pelayanan Pemeriksaan Praktis dan Efektif
Diperbarui pada 25 September 2025.
Referensi:
Mayoclinic. Diakses pada 2025. Lyme Disease.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2025. Lyme Disease.
Healthline. Diakses pada 2025. Everything You Need to Know About Lyme Disease.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp