Pes

DAFTAR ISI
- Apa Itu Penyakit Pes?
- Penyebab Pes
- Apa Kata Riset?
- Faktor Risiko Pes
- Gejala Pes
- Diagnosis Pes
- Komplikasi Pes
- Pengobatan Pes
- Pencegahan Pes
Apa Itu Penyakit Pes?
Pes atau sampar merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Kondisi ini lebih dikenal dengan black death karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa seseorang jika tak segera ditangani oleh ahli medis.
Tiga jenis pes dapat digolongkan berdasarkan bagian tubuh yang terlibat, seperti:
- Pneumonic plague. Jenis pes ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar hingga paru-paru.
- Septicemic plague. Jenis ini terjadi karena bakteri berkembangbiak didalam darah pengidap pes.
- Bubonic Plague. Jenis pes ini menimbulkan gejala pembesaran kelenjar getah bening.
Penyakit ini dapat menyebar dengan mudah di area yang padat, mempunyai sistem sanitasi yang tidak baik, dan area dengan populasi hewan pengerat yang cukup tinggi.
Melansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 3.248 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, termasuk 584 kematian Dari tahun 2010 hingga 2015.
Secara historis, penyakit pes bertanggung jawab atas pandemi yang meluas dengan kematian yang tinggi. Penyakit pes menyebabkan lebih dari 50 juta kematian di Eropa.
Peristiwa ini dikenal sebagai “Black Death” selama abad keempat belas. Saat ini, penyakit ini mudah diobati dengan antibiotik dan tindakan pencegahan untuk mencegah infeksi.
Penyebab Pes
Bakteri Yersinia pestis disebarkan melalui kutu yang biasanya hinggap di hewan-hewan pengerat, seperti tikus, kelinci, dan tupai.
Manusia dapat mengidap penyakit ini apabila tergigit oleh kutu yang hinggap di hewan-hewan tersebut maupun ditularkan langsung melalui droplet dari pengidap lain yang mengidap penyakit Pes tipe pneumonia.
Ada pun jenis penyakit Pes yang digolongkan berdasarkan cara penularannya, yaitu:
- Pneumonic plague. Jenis Pes ini umumnya disebarkanmelalui udara dari batuk atau bersin yang menghirup udara tersebut.
- Septicemic plague. Penyebab septicemic terjadi saat bakteri masuk ke aliran darah secara langsung dan berkembangbiak di dalam darah.
- Bubonic plague. Pada bubonic plague, kondisi ini disebabkan oleh terkena gigitan hewan pengerat.
Fakta Tentang Penyakit Pes
Penyakit pes, yang sering disebut sebagai sampar, adalah salah satu penyakit menular yang paling mematikan dalam sejarah manusia. Wabah Pes Hitam (Black Death) pada abad ke-14 di Eropa menyebabkan kematian jutaan orang.
Apa Kata Riset?
Wabah penyakit pes (Black Death) yang terjadi pada abad ke-14 telah memberikan pelajaran penting dalam menghadapi pandemi.
Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang dapat menyebar melalui tikus dan kutu. Meskipun saat ini penyakit pes masih ditemukan di beberapa negara, tingkat keparahannya telah menurun.
Artikel yang dipublikasikan dalam The American journal of medicine membahas bahwa selama wabah pes, kelompok minoritas sering menjadi sasaran tuduhan dan diskriminasi.
Fenomena ini menunjukkan pentingnya menghindari stigmatisasi dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu selama terjadi wabah penyakit, seperti yang terjadi saat ini dengan pandemi COVID-19.
Secara sederhana, abstrak ini menjelaskan bahwa wabah pes pada abad ke-14 memberikan pelajaran penting tentang pentingnya menghindari stigma dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu selama terjadi pandemi.
Faktor Risiko Pes
Sejumlah hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular penyakit ini, antara lain:
- Orang-orang yang tinggal di daerah pedalaman, wabah ini paling sering terjadi di daerah-daerah pedalaman yang padat penduduk dan memiliki sanitasi yang buruk.
- Individu yang bekerja sebagai dokter hewan.
- Seseorang yang memiliki hobi mendaki gunung, berkemah, dan berburu di daerah pedalaman yang menjadi ekosistem dari hewan-hewan pengerat yang terinfeksi pes.
Gejala Pes
Biasanya, gejala Pes akan muncul 2-6 hari setelah individu yang bersangkutan terinfeksi, dengan gejala menyerupai flu. Gejala-gejala yang membedakan ketiga jenis penyakit Pes, yaitu:
- Pneumonic plague. Gejala ini berupa batuk yang mengeluarkan dahak atau air liur, sakit pada dada, sesak napas dan tubuh terasa lemas. Jenis pes ini dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan gagal napas hingga syok hanya dalam 2 hari masa infeksi.
- Septicemic plague. Umumnya, septicemic plague akan menimbulkan gejala berupa demam, lemas, gemetar, mual, muntah, sakit di sekitar perut, diare, hingga terjadinya pendarahan dari mulut, hidung, dan anus. Gejala lainnya berupa warna kulit yang menghitam akibat tidak berfungsinya jaringan.
- Bubonic plague. Gejala biasanya akan muncul satu minggu setelah pengidap digigit oleh kutu yang terkena infeksi. Gejala ini berupa pembengkakan di daerah leher, ketiak, pangkal paha dan di area sekitar gigitan.
Diagnosis Pes
Dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan gejala yang dialami.
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengecek ada atau tidaknya pembesaran pada bagian kelenjar getah bening sekaligus memeriksa keadaan paru-paru.
Jika diperlukan, dokter akan menjadwalkan pemeriksaan darah untuk memastikan apakah terdapat keberadaan bakteri di dalam darah.
Sampel darah dari bagian kelenjar getah bening yang mengalami pembengkakan akan diambil untuk mengetahui apakah ada kemungkinan penyakit Pes menyerang sistem limfatik.
Sementara itu, pengecekan penyakit Pes pada bagian paru-paru akan dilakukan melalui pengambilan sampel yang berasal dari lendir saluran pernapasan melalui metode bronkoskopi.
Biasanya, hasil pemeriksaan akan diketahui dalam kurun waktu maksimal dua hari.
Namun, jika dokter telah menemukan adanya Pes pada pengidap, pemberian obat-obatan umumnya sudah dilakukan bahkan sebelum hasil pemeriksaan keluar.
Komplikasi Pes
Jika tidak segera ditangani, penyakit Pes bisa menyebabkan komplikasi berikut ini:
- Kematian. Sebagian besar orang yang mendapat pengobatan antibiotik bisa selamat dari penyakit ini. Penyakit Pes yang tidak diobati memiliki tingkat kematian yang tinggi.
- Gangrene. Gumpalan darah di pembuluh darah kecil di jari tangan dan kaki dapat mengganggu aliran darah dan menyebabkan jaringan tersebut mati. Bagian jari tangan dan kaki yang telah mati mungkin perlu diangkat (diamputasi).
- Meningitis. Jarang, wabah dapat menyebabkan radang selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
Pengobatan Pes
Pes dapat diobati dengan menggunakan antibiotik. Apabila tidak segera ditangani, maka jenis Bubonic plague bisa berkembang menjadi lebih parah. Untuk jenis Septicemic dan Pneumonic, pengobatan yang dilakukan melalui cairan infus, oksigen, dan membutuhkan alat bantu pernapasan.
Pencegahan Pes
Sampai saat ini belum ada vaksinasi yang dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap penyakit Pes.
Konsumsi antibiotik dapat menjadi salah satu upaya pencegahan jika seseorang memiliki risiko terpapar penyakit pes ini. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini, seperti:
- Mengawasi dan mengendalikan populasi hewan pengerat di lingkungan sekitar.
- Hindari tumpukan benda rongsokan, makanan hewan atau kotoran yang memungkinkan tikus singgah.
- Menggunakan sarung tangan jika sedang berhadapan dengan hewan yang telah terinfeksi wabah.
- Pastikan hewan yang dipelihara menggunakan produk anti serangga atau kutu.
- Cegah hewan untuk tidur di kasur atau sofa ruang tamu agar penyakit pes tidak mudah tersebar.
- Interaksikan pada dokter jika memang wabah pes sedang merebak agar mendapat penanganan awal.
Itulah penjelasan seputar penyakit pes yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami gejala kondisi medis atau ingin mengetahui informasi lebih dalam tentang penyakit ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja.
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!