Pneumonia Bakterial

Pengertian Pneumonia Bakterial
Bacterial pneumonia, atau pneumonia bakterial adalah penyakit pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri ini masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan atau peredaran darah. Jenis bakteri yang paling umum menyebabkan penyakit ini adalah Streptococcus, tetapi bakteri lain juga bisa menjadi penyebabnya.
Pada seseorang yang masih muda dan sehat, bakteri ini dapat hidup di tenggorokan tanpa menimbulkan masalah. Namun, untuk seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, bakteri ini dapat turun ke paru-paru.
Seseorang yang terserang pneumonia ini akan mengalami gangguan pada fungsi paru-paru, sehingga menyebabkan tubuh kehilangan oksigen. Kondisi ini akan menyebabkan sel-sel organ menjadi terganggu karena kekurangan oksigen. Jika tidak ditangani segera dengan tepat, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi yang fatal.
Penyebab Pneumonia Bakterial
Kantung udara kecil, atau alveoli, merupakan bagian dari lobus di setiap paru-paru. Biasanya, kantung udara ini membantu pertukaran gas tubuh, sambil menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Namun, pada seseorang dengan pneumonia, bagian ini alami peradangan akibat adanya cairan. Sehingga, pernapasan menjadi lebih sulit dilakukan.
Penyebab dari pneumonia bakterial adalah akibat bakteri yang melewati mekanisme pertahanan tubuh, masuk ke dalam paru-paru, dan menyebabkan radang. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia, meliputi Streptococcus sp., Mycoplasma sp., Staphylococcus sp., Haemophilus sp., dan Legionella sp.
Faktor Risiko Pneumonia Bakterial
Beberapa faktor risiko seseorang dapat mengidap pneumonia bakterial, antara lain:
- Bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun, karena sistem imun belum sempurna.
- Dewasa berusia lanjut di atas 65 tahun.
- Kebiasaan merokok, karena merusak sistem imun alami tubuh.
- Mengidap penyakit kronis seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, dan penyakit jantung.
- Sistem imun lemah, seperti pada pengidap HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi kanker, atau pengguna steroid jangka panjang.
- Mengidap penyakit pernapasan.
- Baru pulih dari operasi.
Selain itu, pneumonia bakteri diklasifikasikan berdasarkan perkembangannya, di dalam atau diluar rumah sakit. Berikut klasifikasinya:
- Community-acquired pneumonia (CAP)
CAP adalah jenis pneumonia bakteri yang paling umum terjadi. Hal ini terjadi saat seseorang mendapatkan infeksi setelah terpapar bakteri ini di luar area perawatan kesehatan. Seseorang bisa mengidap penyakit ini akibat menghirup tetesan pernapasan dari batuk atau bersin, atau melalui kontak kulit-ke-kulit dari orang lain.
- Hospital-acquired pneumonia (HAP)
Gangguan ini dapat terjadi sekitar 2-3 hari setelah terpapar kuman di lingkungan medis, seperti rumah sakit. Hal ini disebut juga sebagai “infeksi nosokomial.” Seseorang yang alami jenis pneumonia ini seringkali lebih resisten terhadap antibiotik dan lebih sulit diobati.
Gejala Pneumonia Bakterial
Beberapa gejala umum pneumonia, antara lain:
- Batuk berdahak kuning atau kehijauan, dan terkadang disertai darah.
- Demam tinggi hingga menggigil.
- Kelelahan.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Nyeri dada, terutama saat bernapas.
- Nyeri kepala atau nyeri otot.
- Tekanan darah yang rendah.
- Kebingungan atau kesadaran menurun.
Gejala dari pneumonia bakterial terbilang serupa baik dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Seseorang yang mengalami gejala pneumonia harus sesegera mungkin mendapatkan perhatian medis. Dengan begitu, masalah ini bisa segera diatasi dengan benar.
Diagnosis Pneumonia Bakterial
Dokter akan mendiagnosis pneumonia bakterial dengan melakukan wawancara medis lengkap meliputi tanda, gejala, serta perjalanan penyakit yang dialami pengidap. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh, terutama di bagian paru-paru. Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- Pemeriksaan rontgen dada, untuk menilai gambaran paru dengan lebih akurat.
- Pemeriksaan darah, untuk menilai gambaran terjadinya infeksi, serta untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah melalui pemeriksaan analisa gas darah.
- Pemeriksaan dahak, untuk mengetahui jenis bakteri penyebab pneumonia.
Pengobatan Pneumonia Bakterial
Pengobatan pneumonia bertujuan untuk menyembuhkan infeksi yang terjadi, serta mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan. Pengobatan dilakukan sesuai dengan penyebab serta tingkat keparahan yang dialami pengidapnya. Bagi pengidap pneumonia ringan, umumnya tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit, dan dapat diberikan obat berupa:
- Analgesik dan Antipiretik. Obat-obatan ini diberikan untuk meredakan demam dan rasa tidak nyaman. Contoh obat ini, antara lain Ibuprofen atau Paracetamol.
- Antitusif atau Mukolitik. Obat-obatan ini diberikan untuk meredakan batuk, sehingga pengidap dapat beristirahat. Pemberian obat ini sebaiknya dilakukan dalam dosis yang rendah. Selain meredakan batuk, terdapat jenis obat batuk yang berfungsi untuk mengencerkan dahak (mukolitik).
- Antibiotik. Obat ini diberikan untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Umumnya, pengidap pneumonia memberi respons yang baik terhadap antibiotik dalam waktu 1-3 hari.
Namun demikian, pengidap pneumonia yang telah berusia di atas 65 tahun, berusia kurang dari 2 tahun, tampak lebih sering tidur dan lemas, sesak napas, memiliki kadar oksigen darah yang rendah, mengalami dehidrasi, fungsi ginjalnya menurun, memiliki tekanan darah rendah, suhu tubuhnya di bawah normal, dan detak jantungnya tidak normal, sebaiknya segera dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang intensif.
Komplikasi Pneumonia Bakterial
Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Risiko ini lebih tinggi terjadi pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah, anak-anak yang lebih kecil, serta orang tua. Nah, beberapa komplikasi yang dapat terjadi, antara lain:
- Kesulitan bernapas atau kegagalan pernapasan.
- Sepsis, atau peradangan pada tubuh.
- Abses paru-paru.
- Empiema.
Pencegahan Pneumonia Bakterial
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia bakterial, antara lain:
- Menjalankan pola hidup sehat, dengan cukup beristirahat, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga.
- Menjalani vaksinasi agar terhindar dari pneumonia. Vaksin pneumonia bagi orang dewasa berbeda dengan anak-anak.
- Menjaga kebersihan, dengan mencuci tangan agar terhindar dari penyebaran virus atau bakteri penyebab pneumonia.
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol, karena dapat menurunkan daya tahan paru-paru, sehingga lebih rentan terserang pneumonia.
- Menghentikan kebiasaan merokok, untuk mencegah kerusakan paru-paru, yang dapat mempermudah terjadinya infeksi.
Selain itu, ada dua jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya pneumonia bakterial, yaitu:
PCV13, yang dapat diberikan untuk:
- Seseorang dengan usia di atas 65 tahun.
- Anak-anak di bawah 5 tahun.
- Seseorang yang memiliki risiko tinggi terkena infeksi dari bakteri pneumonia.
PPSV23 (Pneumovax), yang diberikan untuk:
- Seseorang dengan usia lebih dari 65 tahun.
- Anak-anak dengan usia lebih dari 2 tahun dengan risiko pneumonia bakterial yang tinggi.
- Seseorang di usia 19-64 tahun yang merokok atau mengidap asma.
Untuk mengetahui jenis vaksin yang tepat untuk didapatkan, pastikan untuk bertanya pada ahli medis. Tentunya hal ini efektif untuk mencegah pneumonia bakterial sebelum terjadi.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan sebelumnya secara terus-menerus serta tidak kunjung membaik, sebaiknya segera mencari pertolongan dokter. Terutama bagi anak-anak di bawah usia 2 tahun, lansia di atas 65 tahun, orang dengan sistem imun yang lemah, sedang menjalani kemoterapi, atau mengonsumsi obat-obatan yang menghambat sistem imun, jika mengalami gejala seperti:
- Batuk berdahak yang sering.
- Demam lebih dari 39° Celsius.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Nyeri dada.
Nah, jika kamu ingin memeriksakan gejala yang dirasakan, pemesanan untuk pemeriksaan gangguan ini bisa dilakukan di beberapa rumah sakit rekanan Halodoc melalui fitur janji medis. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa dilakukan kapan dan dimana saja melalui smartphone di tangan!
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2022. What to know about bacterial pneumonia.
Healthline. Diakses pada 2022. Bacterial Pneumonia: Symptoms, Treatment, and Prevention.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Pneumonia.
Web MD. Diakses pada 2022. What Is Bacterial Pneumonia?
Topik Terkini
Artikel Terkait





