halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Sarkoidosis

REVIEWED_BY  Redaksi Halodoc  
undefinedundefined

Pengertian Sarkoidosis

Sarkoidosis merupakan munculnya kumpulan sel-sel inflamasi yang tersebar di bagian tubuh yang berbeda-beda. Umumnya penyakit ini muncul di daerah mata, kulit, kelenjar getah bening, dan paru-paru. Penyakit sarkoidosis muncul hingga bertahun-tahun dan bisa menyebabkan organ tubuh yang terkait tidak dapat berfungsi. Pada kasus yang sudah terjadi, sarkoidosis bisa hilang dengan sendirinya. Namun, umumnya kondisi ini tidak bisa diobati.

Faktor Risiko Sarkoidosis

Beberapa faktor lainnya bisa memicu terkena risiko mengidap sarkoidosis, seperti:

  • Usia dan jenis kelamin. Umumnya sarkoidosis dialami oleh kaum wanita dengan usia 20 hingga 40 tahun.
  • Mempunyai sejarah penyakit sarkoidosis di dalam keluarga.
  • Mempunyai riwayat penyakit gangguan autoimun lainnya.
  • Mengidap penyakit tertentu, seperti limfoma atau kanker getah bening.
  • Ras, penyakit ini sering ditemukan pada ras Afrika, dibandingkan dengan ras lainnya.
  • Tinggal di tepat yang tinggi polusi dan kekurangan air bersih.

Penyebab Sarkoidosis

Sampai saat ini, sebenarnya penyebab sarkoidosis belum diketahui secara pasti. Namun, penyebab sarkoidosis diduga berasal akibat organisme penyebab infeksi, faktor debu, zat kimia, atau sumber infeksi lainnya yang memicu sel imun untuk berkumpul dan membentuk pola peradangan.

Gejala Sarkoidosis

Gejala sarkoidosis antara lain adalah demam, pembengkakan pada kelenjar getah bening, penurunan berat badan, dan kelelahan secara berlebihan. Organ tubuh yang umumya terkena dampak sarkoidosis, yaitu kulit, paru-paru, dan mata.

Namun, sarkoidosis juga bisa menyerang paru-paru dan jantung. Untuk paru-paru, gejala yang mungkin dialami pengidapnya seperti sesak napas dengan mengi, batuk kering, dan nyeri pada bagian dada. Sementara itu, sarkoidosis yang menyerang jantung bisa menimbulkan keluhan seperti sesak napas, nyeri dada, artimia, hingga jantung berdebar.

Diagnosis Sarkoidosis

Dokter akan mengawali dengan wawancara medis untuk mendiagnosis sarkoidosis. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dibagian tubuh yang terserang sarkoidosis. Selain dua hal di atas, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, CT Scan, MRI, PET Scan, tes fungsi paru, dan Rontgen dada.

Komplikasi Sarkoidosis

Umumnya sarkoidosis bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi waspadai komplikasi yang mungkin bisa terjadi berikut ini:

  • Peradangan pada mata yang berujung pada katarak, glaukoma, hingga hilangnya penglihatan seseorang secara permanen
  • Jaringan parut permanen pada paru-paru, sehingga pengidap mengalami kesulitan bernapas
  • Granuloma yang terbentu di jantung, sehingga menyebabkan kondisi tidak normal pada detak jantung.
  • Masalah ginjal, sarkoidosis bisa memengaruhi cara tubuh untuk menyerap kalsium. Kondisi ini bisa menyebabkan batu ginjal dan mengurangi fungsi ginjal. Meski kasusnya jarang, kondisi ini bisa berujung pada gagal ginjal.
  • Kelumpuhan pada wajah akibat peradangan pada saraf wajah.
  • Dalam beberapa kasus bisa menyebabkan ketidaksuburan.

Pengobatan Sarkoidosis

Pengobatan pada sarkoidosis diperlukan jika gejala yang dirasakan memang mengganggu. Berikut ini beberapa pengobatan yang biasanya dilakukan:

  • Pemberian obat penekan sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi peradangan.
  • Melakukan pembedahan, jika kondisi telah merusak paru-paru, hati, dan jantung.
  • Pemberian obat antiradang yang menjadi terapi lini pertama untuk kasus ini.

Melakukan perubahan gaya hidup pun disarankan untuk pengidap sarkoidosis, seperti:

  • Berhenti merokok.
  • Memulai diet dan pola makan yang seimbang sesuai dengan anjuran dokter.
  • Hindari tekena paparan zat kimia, debu, dan gas yang beracun.
  • Banyak beristirahat dan olahraga yang rutin.

Pencegahan Sarkoidosis

Karena penyebab sarkoidosis belum diketahui pasti, maka cara mencegah penyakit ini pun juga masih masih tidak diketahui dengan jelas. Namun, cobalah hindari faktor-faktor risiko yang bisa memicu terjadinya sarkoidosis. Misalnya, menghindari paparan zat kimia.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.

Janji dengan dokter di Halodoc untuk penanganan Sarkoidosis
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Sarkoidosis. Healthline. Diakses pada 2019. Sarkoidosis.
Diperbarui pada 1 Februari 2021

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp