halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Sarkopenia

REVIEWED_BY  dr. Budiyanto, MARS  
undefinedundefined

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Sarkopenia?
  2. Gejala Sarkopenia
  3. Penyebab dan Faktor Risiko Sarkopenia
  4. Diagnosis Sarkopenia
  5. Cara Mengatasi Sarkopenia
  6. Pencegahan Sarkopenia
  7. Kapan Harus ke Dokter?
  8. Kesimpulan

Apa Itu Sarkopenia?

Sarkopenia adalah kondisi hilangnya massa otot dan kekuatan otot secara progresif, terutama seiring bertambahnya usia.

Kondisi ini lebih dari sekadar kehilangan otot karena penuaan. Sarkopenia merupakan sindrom yang dapat meningkatkan risiko jatuh, disabilitas, dan bahkan kematian.

Gejala Sarkopenia

Gejala sarkopenia seringkali berkembang secara bertahap, sehingga mungkin sulit untuk disadari pada awalnya. Beberapa gejala yang umum meliputi:

  • Kelemahan otot, terutama pada anggota tubuh.
  • Penurunan stamina dan mudah lelah.
  • Kesulitan melakukan aktivitas fisik sehari-hari, seperti naik tangga atau membawa barang belanjaan.
  • Penurunan kecepatan berjalan.
  • Sering terjatuh.
  • Penurunan massa otot yang terlihat.

Jika mengalami beberapa gejala di atas, terutama jika berusia lanjut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Penyebab dan Faktor Risiko Sarkopenia

Beberapa faktor dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko terjadinya sarkopenia:

  • Penuaan: Proses penuaan alami menyebabkan penurunan produksi hormon pertumbuhan dan perubahan metabolisme yang berkontribusi pada hilangnya massa otot.
  • Kurangnya aktivitas fisik: Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup sedentari dapat mempercepat hilangnya massa otot.
  • Nutrisi yang buruk: Asupan protein yang tidak memadai dan kekurangan nutrisi penting lainnya dapat menghambat pertumbuhan dan pemeliharaan otot.
  • Penyakit kronis: Kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker dapat meningkatkan risiko sarkopenia.
  • Peradangan kronis: Peradangan kronis dalam tubuh dapat merusak jaringan otot.

Diagnosis Sarkopenia

Diagnosis sarkopenia melibatkan beberapa langkah untuk mengevaluasi massa otot, kekuatan otot, dan fungsi fisik. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:

  • Pengukuran massa otot:
    • Dual-energy X-ray absorptiometry (DXA): Metode ini menggunakan sinar-X untuk mengukur komposisi tubuh, termasuk massa otot.
    • Computed tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI): Metode ini memberikan gambaran yang lebih detail tentang otot.
  • Pengukuran kekuatan otot: Kekuatan genggaman tangan (handgrip strength) adalah ukuran yang umum digunakan untuk menilai kekuatan otot secara keseluruhan.
  • Penilaian fungsi fisik:
    • Kecepatan berjalan: Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk berjalan jarak tertentu.
    • Short Physical Performance Battery (SPPB): Serangkaian tes yang menilai keseimbangan, kecepatan berjalan, dan kemampuan untuk berdiri dari kursi.

Kriteria diagnosis sarkopenia bervariasi tergantung pada panduan yang digunaka. Dokter akan mempertimbangkan hasil dari berbagai tes ini untuk menentukan apakah seseorang menderita sarkopenia.

Kamu alami nyeri otot? Simak selengkapnya, Ini 5 Pilihan Obat Nyeri Otot dan Sendi yang Ampuh di Apotek.

Cara Mengatasi Sarkopenia

Meskipun sarkopenia seringkali dikaitkan dengan penuaan, ada beberapa cara untuk mengatasi dan memperlambat perkembangan kondisi ini:

  • Latihan resistensi (kekuatan): Latihan yang melibatkan penggunaan beban atau tahanan, seperti mengangkat beban, menggunakan mesin latihan, atau melakukan latihan dengan berat badan sendiri (misalnya, squat, push-up).
  • Latihan aerobik: Aktivitas seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan membantu mempertahankan massa otot.
  • Asupan protein yang cukup: Konsumsi protein yang cukup sangat penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan otot. Sumber protein yang baik meliputi daging tanpa lemak, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  • Suplementasi nutrisi: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan suplemen nutrisi seperti vitamin D atau kreatin untuk membantu meningkatkan massa dan kekuatan otot.

Pencegahan Sarkopenia

Pencegahan sarkopenia sebaiknya dimulai sejak dini dengan mengadopsi gaya hidup sehat yang meliputi:

  • Aktivitas fisik teratur: Lakukan latihan kekuatan dan aerobik secara teratur.
  • Pola makan sehat: Konsumsi makanan yang kaya protein, vitamin, dan mineral.
  • Menjaga berat badan yang sehat: Hindari obesitas dan kekurangan berat badan.
  • Mengelola kondisi medis kronis: Kontrol penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung dengan baik.

Nyeri sendi mengganggu aktivitas sehari-hari? Simak selengkapnya, Ini Rekomendasi Terbaik Obat Pereda Nyeri Sendi dan Tulang.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala sarkopenia, terutama jika kamu:

  • Merasa lemah dan mudah lelah tanpa alasan yang jelas.
  • Mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Sering terjatuh.
  • Menyadari adanya penurunan massa otot yang signifikan.

Kesimpulan

Sarkopenia adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup, terutama pada lansia.

Namun, dengan deteksi dini, perubahan gaya hidup, dan penanganan yang tepat, perkembangan sarkopenia dapat diperlambat dan kualitas hidup dapat ditingkatkan.

Jika kamu memiliki kekhawatiran tentang hilangnya massa otot atau kekuatan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.

Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2025. Sarcopenia with Aging. 
Medscape. Diakses pada 2025. Is Sarcopenia Inevitable as We Age. 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Sarcopenia (Muscle Loss): Symptoms & Causes.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp