halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

SARS

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Pengertian SARS
  • Penyebab SARS 
  • Faktor Risiko SARS
  • Gejala SARS
  • Diagnosis SARS
  • Cara Mengatasi SARS
  • Rekomendasi Obat untuk Mengatasi SARS
  • Komplikasi SARS
  • Cara Mencegah SARS
  • Kapan Harus ke Dokter?

Pengertian SARS

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah infeksi saluran pernapasan berat disertai dengan gejala saluran pencernaan yang disebabkan oleh coronavirus (SARS-CoV).

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Guangdong, China pada tahun 2002 dan menyebabkan wabah global yang terjadi pada tahun 2003. 

SARS menjadi perhatian global karena potensi penyebaran dan dampaknya yang serius terhadap kesehatan masyarakat. 

Biasanya, SARS menyebar melalui droplet (percikan air liur) dari orang yang terinfeksi, dan juga dapat menyebar melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus.

Penyebab SARS

SARS Penyebabnya adalah coronavirus. Virus sendiri merupakan kuman kecil yang terbungkus dalam lapisan pelindung, yang dapat menginfeksi dan membuat seseorang sakit.

Penyakit SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat pengidap, tinggal satu rumah dengan pengidap, atau kontak langsung dengan sekret/cairan tubuh dari pengidap suspect atau probable.

SARS juga bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti: 

1. Virus SARS-CoV

Virus ini adalah penyebab utama SARS. SARS-CoV termasuk dalam keluarga virus corona yang juga mencakup virus penyebab flu biasa dan MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome).

Familiar dengan virus corona? Ketahui Perbedaan COVID-19 dan SARS agar tidak keliru.

2. Penularan dari hewan

SARS kemungkinan besar berasal dari hewan, khususnya kelelawar dan musang, sebelum menyebar ke manusia. 

Penularan ini biasanya bermula dari hewan yang diolah menjadi makanan dan dikonsumsi oleh manusia, sehingga virus menyebar di dalam tubuh. 

3. Penularan antar manusia

Virus ini dapat menyebar melalui droplet dari orang yang terinfeksi ketika mereka batuk atau bersin. 

Kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi juga dapat menjadi cara penularan virus ini. 

Faktor Risiko SARS

Ada beberapa aspek yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi SARS. 

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang harus diwaspadai:

1. Kontak dengan pasien terinfeksi

Orang yang merawat atau berinteraksi dengan pasien SARS memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi. 

Oleh sebab itu, sebisa mungkin kurangi interaksi dengan pasien. Jika kamu adalah orang yang merawat pasien SARS, gunakan alat pelindung kesehatan untuk mencegah penularan. 

2. Kondisi kesehatan 

Seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit paru-paru kronis atau penyakit jantung akan lebih rentan terhadap komplikasi SARS. 

3. Usia

Orang dewasa yang lebih tua, terutama di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah ketika terinfeksi SARS. 

4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik akibat penyakit atau pengobatan akan berisiko lebih tinggi terinfeksi SARS. 

Gejala SARS

Gejala lain dari SARS yang umum terjadi meliputi: 

  • Demam tinggi. Biasanya suhunya di atas 38 derajat Celsius. 
  • Sakit kepala. Nyeri yang muncul dapat bervariasi intensitasnya. 
  • Nyeri otot. Akan timbul rasa sakit pada otot dan sendi. 
  • Malaise. Timbul rasa tidak sehat atau kelelahan. 
  • Batuk kering. Seringkali batuk yang kering menimbulkan rasa sakit. 
  • Sakit tenggorokan. SARS bisa menimbulkan gejala berupa iritasi atau rasa sakit di tenggorokan. 
  • Kesulitan bernapas. Dalam kasus yang lebih parah, beberapa pasien mungkin mengalami sesak napas. 

Gejala-gejala bisa memburuk beberapa hari kemudian, disertai dengan viraemia, 10 hari setelah onset.

Ketahui juga informasi lain seputar Gejala SARS yang Perlu Diwaspadai.

Diagnosis SARS

Selain dari gejala, diagnosis ditegakkan melalui beberapa metode pemeriksaan laboratorium seperti PCR, ELISA, IFA. 

Untuk menyatakan suatu tes PCR positif SARS, diperlukan paling sedikit 2 spesimen yang berbeda (yaitu spesimen yang diambil dari nasofaring dan tinja).

Kamu juga perlu mengetahui proses pemeriksaan guna mendeteksi SARS pada seseorang, selengkapnya di artikel ini: Begini Pemeriksaan untuk Mendeteksi SARS.

Cara Mengatasi SARS

Seperti kebanyakan virus lainnya, hingga saat ini tidak ada obat antivirus khusus yang dapat mengobati SARS.

Oseltamivir secara oral bersama dengan antibiotika berspektrum luas dan ribavirin intravena dalam dosis yang direkomendasikan, bisa diberikan namun tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. 

Saat ini, penanganan penyakit SARS yang dianggap paling penting adalah terapi suportif, yaitu mengupayakan agar pengidap tidak mengalami dehidrasi dan infeksi ikutan.

Perawatan simptomatik juga dilakukan untuk memberikan perawatan terhadap gejala SARS, seperti: 

  • Pemberian obat antipiretik seperti parasetamol untuk menurunkan demam.
  • Pemberian obat batuk untuk meredakan batuk jika diperlukan. 
  • Pemberian oksigen biasanya dilakukan untuk pasien yang mengalami kesulitan bernapas. 

Salah satu gejala SARS adalah sakit tenggorokan. Kamu perlu tahu 10 Obat Sakit Tenggorokan untuk Orang Dewasa yang Ampuh. 

Rekomendasi Obat untuk Mengatasi SARS

Berikut ini rekomendasi obat untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul akibat infeksi SARS: 

  • Oseltamivir 75 mg 10 Kapsul. Mengandung oseltamivir 75 mg yang bisa membantu mengatasi infeksi virus influenza tipe A (misalnya flu burung) atau tipe B. Obat bisa diminum sesudah makan, sesuai resep dokter. 
  • Paracetamol 500 mg 10 Kaplet. Mengandung paracetamol 500 mg untuk meringankan gejala dari penyakit SARS seperti sakit kepala dan menurunkan demam. 
  • Methylprednisolone 8 mg 10 Tablet. Merupakan obat golongan glukokortikoid turunan prednisolon yang bisa membantu mengatasi alergi dan mengurangi peradangan atau supresi inflamasi. 
  • Azithromycin 500 mg 6 Tablet. Antibiotik golongan makrolida untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh H. influenzae, M. catarrhalis. S. pneumonia, C. pneumoniae, Streptococcus pyogenes, S. aureus, atau S. agalactiae. 
  • Ibuprofen 200 mg 10 Tablet. Mengandung Ibuprofen 200 mg untuk membantu meredakan gejala SARS. Seperti nyeri tubuh dalam skala ringan hingga sedang, serta demam. 

Komplikasi SARS

Seseorang yang mengalami SARS rentan mengalami komplikasi serius yang berdampak jangka panjang pada kesehatan mereka. 

Beberapa komplikasi SARS yang mungkin terjadi meliputi: 

  • Pneumonia. SARS dapat menyebabkan pneumonia yang parah dan bisa berujung pada kegagalan pernapasan. 
  • Sindrom Distres Pernapasan Akut (ARDS). Kondisi serius yang membuat paru-paru tidak bisa memberikan oksigen yang cukup ke dalam darah. 
  • Kerusakan multi organ. Infeksi parah yang dapat mengganggu fungsi organ lain, seperti ginjal dan hati. 
  • Gagal nafas. Kondisi yang biasanya diawali dengan sesak napas dan rasa nyeri di dada. 
  • Kematian. Tingkat kematian akibat SARS tinggi, terutama pada individu dengan kondisi kesehatan bawaan sebelumnya. 

Cara Mencegah SARS

Vaksin untuk penyakit SARS hingga kini belum ditemukan. Oleh karena itu, hindari berkunjung ke negara yang sedang terjangkit SARS, serta gunakan masker saat bepergian atau menjenguk pasien di rumah sakit.

Tindakan ini dapat membantu mengurangi penyebaran melalui udara, melalui percikan, dan kontak langsung.

Selain itu, ada cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mencegah SARS: 

  • Menjaga kebersihan tangan. Seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol. 
  • Menghindari kontak dekat. Hindari kontak dekat dengan orang yang mengalami gejala pernapasan atau yang diketahui sudah terinfeksi SARS.
  • Menggunakan masker. Memakai masker di tempat umum atau saat merawat orang yang sakit untuk mengurangi risiko penularan. 
  • Menjaga jarak fisik. Jaga jarak fisik dengan orang lain terutama ketika berada di kerumunan. 
  • Hindari menyentuh wajah. Hindari menyentuh area mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan. 
  • Jaga kebersihan lingkungan. Kamu bisa mulai dengan membersihkan area permukaan benda-benda yang biasa disentuh. 
  • Mengonsumsi makanan sehat kaya nutrisi untuk mendukung kesehatan tubuh. 
  • Pastikan tubuh mendapat istirahat yang cukup setiap harinya. 

Kamu juga harus Waspada, SARS Dapat Sebabkan Komplikasi Penyakit Ini

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala seperti di atas, segera konsultasikan diri ke dokter dan lakukan pemeriksaan untuk memastikannya, sehingga penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.

Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi obat untuk mengurangi gejalanya. Beli obat dengan praktis melalui Toko Kesehatan Halodoc. 

Tunggu apa lagi, yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Play Store sekarang juga!

Diperbarui pada 14 November 2024.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2024. SARS Information for Healthcare Professionals. 
The New England Journal of Medicine. Diakses pada 2024. The Severe Acute Respiratory Syndrome. 
WebMD. Diakses pada 2024. What Is SARS?
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2024. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2024. SARS: A Global Perspective. 
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2024. Summary of probable SARS cases with onset of illness.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp