Spondylosis
Pengertian Spondylosis
Spondylosis adalah istilah untuk degenerasi tulang belakang yang terjadi karena penggunaan tulang yang sudah bertahun-tahun. Seringkali, istilah ini juga mendeskripsikan osteoartritis pada tulang belakang.
Kondisi ini terbentuk pada usia lanjut dan terjadi paling umum pada piringan antar tulang belakang, bagian atas tulang belakang, atau bawah tulang belakang. Bagian tengah tulang paling jarang mengalami kondisi ini karena adanya tulang rusuk yang berfungsi untuk menstabilisasi bagian ini.
Kondisi ini bisa berdampak pada ligamen, tulang, dan sendi tulang belakang karena seiring dengan bertambahnya umur, kinerja bagian-bagian tubuh ini akan menurun. Osteofit bisa terjadi, tulang bisa retak, ligamen bisa menebal, dan tulang rawan bisa rusak seiring penggunaan. Semua perubahan ini termasuk kategori spondylosis.
Gejala Spondylosis
Pengidap spondylosis mungkin mengalami gejala dan mungkin juga tidak bergejala sama sekali. Bagi pengidap yang tidak bergejala, kondisi ini baru terdeteksi setelah melakukan pemeriksaan yang membutuhkan rontgen. Gejala yang pengidap alami akan bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terdampak.
Adapun gejala-gejala umum dari spondylosis meliputi:
- Kaku atau nyeri pada leher atau punggung. Biasanya, rasa tidak nyaman pada punggung mereda saat berbaring.
- Kelemahan atau mati rasa pada kaki atau tangan jika kondisi cukup parah untuk mempengaruhi saraf tulang belakang.
- Nyeri pada bahu.
- Sakit kepala.
- Masalah koordinasi tubuh.
Karena tiap pengidap akan merasakan efek yang berbeda. Tidak semua kasus membutuhkan penanganan yang cepat. Hanya jika terjadi gejala-gejala tertentu pengidap sebaiknya langsung berkonsultasi terkait pengobatan kepada dokter.
Berikut gejala-gejala yang bisa pengidap rasakan:
- Rasa lemah dan kesulitan untuk mengangkat jari kaki dan bagian depan kaki dari lantai.
- Disfungsi sistem urine dan pencernaan, terutama inkontinensia urine.
- Hilangnya keseimbangan yang tidak karena sebab kondisi lain.
- Hilang rasa di jari-jari.
- Rasa nyeri hebat seperti tersetrum.
Penyebab Spondylosis
Penyebab utama kondisi ini adalah usia. Semakin bertambahnya usia, tulang dan ligamen pada tulang belakang melemah sehingga menyebabkan taji tulang (osteoarthritis).
Piringan intervertebrata juga akan mengalami degenerasi dan melemah seiring penggunaan. Hal ini bisa menyebabkan menyebabkan hernia dan penonjolan pada piringan.
Faktor Risiko Spondylosis
Meskipun penyakit ini umum terjadi pada orang lanjut usia karena penurunan kinerja tubuh secara natural, terdapat aspek-aspek yang bisa meningkatkan faktor risiko untuk spondylosis, yaitu:
- Kelebihan berat badan.
- Pernah mengalami cedera atau trauma pada sendi.
- Predisposisi genetik yang terjadi turun temurun dari orang tua.
- Orang yang memiliki pekerjaan atau berolahraga yang memberikan stres berulang pada sendi tertentu.
- Usia. Gejala seringkali dilaporkan pertama kali di antara usia 20 dan 50 tahun. Lebih dari 80 persen orang di atas 40 tahun memiliki bukti spondylosis pada studi X-ray
- Jenis kelamin. Untuk orang di bawah 45 tahun, osteoarthritis lebih umum terjadi pada pria. Setelah usia 45 tahun, osteoartritis lebih sering ditemukan pada wanita
Diagnosis Spondylosis
Diagnosis penyakit ini bisa dengan beberapa pemeriksaan yang menunjukkan gambar tulang belakang. Hal ini bisa dokter dapatkan dengan pemeriksaan radiologi seperti sinar-X film polos, MRI, atau CT scan.
- Sinar-X dapat menunjukkan taji tulang pada korpus vertebra di tulang belakang, penebalan sendi facet (sendi yang menghubungkan tulang belakang satu sama lain), dan penyempitan ruang diskus intervertebralis.
- CT scan tulang belakang mampu memvisualisasikan tulang belakang secara lebih rinci dan dapat mendiagnosis penyempitan saluran tulang belakang (stenosis tulang belakang) saat ini.
- MRI merupakan pilihan yang paling mahal tetapi juga menunjukkan detail terbesar di tulang belakang. Ahli medis menggunakan MRI untuk memvisualisasikan diskus intervertebralis, termasuk tingkat herniasi diskus jika ada. Selain itu, MRI juga bisa memvisualisasikan vertebra, sendi facet, saraf, dan ligamen di tulang belakang dan dapat dengan andal mendiagnosis saraf terjepit.
Untuk memastikan keseluruhan dampak kondisi ini pada pengidap, dokter mungkin akan melihat tulang dalam pergerakan. Contoh pergerakan yang pengidap mungkin harus lakukan adalah menggerakan tulang belakang dan leher ke depan dan ke belakang.
Komplikasi Spondylosis
Kondisi ini bisa menyebabkan beberapa kondisi kesehatan lain yang lebih khusus, antara lain:
1. Stenosis spinal
Kondisi ini juga dapat memicu stenosis spinal, yaitu penyempitan ruas tulang belakang. Karena hal ini, pengidap juga bisa merasakan tekanan pada tulang belakang karena adanya penekanan pada saraf.
2. Hernia
Hernia adalah kondisi yang terjadi ketika lemak, organ tubuh, atau jaringan menimbulkan benjolan dari suatu titik di otot perut. Masalah ini bisa terjadi karena degenerasi tulang dan diskus di bagian leher. Kamu bisa mencari tahu lebih lanjut tentang Gejala Hernia Berdasarkan Jenisnya.
3. Inflamasi dan tekanan pada saraf
Ketika terdapat penekanan pada saraf karena kompresi dan benjolan pada tulang atau diskus, dapat terjadi inflamasi pada saraf yang ada di tulang belakang. Hal ini bisa menimbulkan rasa nyeri dan dalam kasus tertentu bisa menjadi sebab awal kelumpuhan.
Pengobatan Spondylosis
Sejauh ini, belum ada pengobatan untuk membalikkan proses spondylosis karena ini adalah proses degeneratif. Tidak ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa diet atau konsumsi suplemen tertentu bisa menyembuhkan kondisi ini.
Perawatan untuk spondylosis menargetkan nyeri punggung dan nyeri leher yang dapat menyebabkan spondylosis. Karena itu, pengobatan spondylosis ini mirip dengan pengobatan nyeri punggung dan nyeri leher. Pengobatan yang tersedia termasuk dalam beberapa kategori: obat-obatan, perawatan diri, latihan dan terapi fisik, prosedur invasif minimal, seperti suntikan dan pembedahan.
Terapi yang pengidap lakukan tidak akan merubah efek struktural dari penyakit ini, namun bisa meringankan gejala yang mereka alami agar pengidap masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Pengobatan ini harus pengidap lakukan setelah konsultasi dan saran dari dokter.
Pencegahan Spondylosis
Seseorang tidak dapat menghentikan tubuhnya dari bertambahnya usia, tetapi dapat melakukan banyak hal untuk meningkatkan kesehatan tulang belakangnya. Ada beberapa kebiasaan yang bisa kamu lakukan untuk mencegah dampak serius penyakit ini di kemudian hari, yaitu:
- Duduk dan berdiri dengan posisi yang benar.
- Belajar posisi mengangkat barang yang tidak menyakiti tulang belakang.
- Berolahraga secara teratur, terutama latihan aerobik.
- Raih dan pertahankan berat badan yang sehat.
- Makan sehat (diet seimbang, rendah lemak, kaya buah-buahan, dan sayuran).
- Berhenti merokok.
- Hindari penggunaan alkohol secara berlebihan.
- Beristirahat yang cukup.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika keluarga atau kerabat mengalami satupun tanda atau gejala penyakit ini, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter untuk menetapkan diagnosis. Selain itu, kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyakit spondylosis, jangan ragu untuk melakukan konsultasi lebih lanjut melalui aplikasi Halodoc.
Kini, kamu bisa hubungi dokter dengan praktis kapan saja dan dari mana saja. Tunggu apa lagi? Ayo download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Penn Medicine. Diakses pada 2023. Spondylosis
Hospital for Special Surgery. Diakses pada 2023. Spondylosis: Causes, Symptoms, Diagnosis and Treatments
Columbia Neurosurgery. Diakses pada 2023. Spondylosis
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan